Etiologi Ruptur Limpa
Etiologi ruptur limpa (spleen rupture) atau ruptur lien yang paling sering adalah trauma, seperti kecelakaan lalu lintas. Ruptur limpa akibat trauma dapat terjadi langsung atau beberapa saat kejadian trauma. Meski demikian, ruptur limpa dapat terjadi akibat kondisi nontrauma, misalnya infeksi mononukleosis atau splenomegali.[1,2]
Etiologi
Penyebab ruptur limpa dapat karena riwayat traumatik atau nontraumatik. Ruptur limpa juga dapat terjadi akibat penyebab khusus, misalnya iatrogenik setelah tindakan kolonoskopi.
Etiologi Traumatik
Ruptur limpa traumatik dapat terjadi langsung setelah kejadian trauma atau beberapa saat setelahnya. Ruptur traumatik paling umum disebabkan oleh cedera traumatik seperti kecelakaan lalu lintas. Penyebab ruptur traumatik lain adalah pukulan langsung ke abdomen, terjatuh, trauma tumpul, hingga trauma tajam. Pada orang dewasa, trauma tumpul pada bagian lateral toraks kiri dapat menyebabkan ruptur limpa karena adanya fraktur tulang rusuk.[1,2,5-7]
Etiologi Nontraumatik
Ruptur limpa nontraumatik merupakan kondisi yang jarang terjadi. Ruptur ini umumnya berkaitan dengan kondisi idiopatik atau kondisi patologis lain yang mendasarinya. Ruptur limpa nontraumatik memiliki risiko mortalitas hingga 12%. Kondisi patologis seperti infeksi mononukleosis, malaria, demam dengue, toxoplasmosis, limfoma, leukemia, pankreatitis, kista limpa, hipertensi portal, hingga infark limpa dikatakan berkaitan dengan kejadian ruptur limpa.[1,2,5-7]
Ruptur Limpa Karena Penyebab Khusus
Selain itu, terdapat beberapa studi yang melaporkan adanya kejadian ruptur limpa iatrogenik setelah tindakan kolonoskopi. Cedera dan ruptur limpa setelah prosedur kolonoskopi mungkin terjadi karena adanya tarikan pada ligamen splenokolik atau pada adhesi antara kolon dan limpa, atau trauma langsung oleh endoskop.
Terdapat studi yang juga melaporkan adanya hubungan antara infeksi COVID-19 dengan cedera atau ruptur pada limpa. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kerusakan berat pada jaringan limpa dan nodus limfatikus oleh trombosis mikrovaskular dan nekrosis.[1,2,5-7]
Faktor Risiko
Ruptur limpa nontraumatik memiliki mortalitas yang cukup tinggi. Faktor-faktor seperti splenomegali, usia di atas 40 tahun, adanya keganasan, terlambatnya diagnosis dan tata laksana memiliki risiko yang lebih berat. Terjadinya ruptur limpa juga berkaitan dengan prosedur kolonoskopi. Faktor risiko yang mempengaruhi antara lain adanya penyakit limpa sebelumnya, splenomegali, adhesi intraabdomen, dan antikoagulan oral.[8,9]