Edukasi dan Promosi Kesehatan Croup
Edukasi dan promosi kesehatan pada penyakit croup yang utama adalah reassurance. Kebanyakan kasus croup adalah derajat ringan yang akan swasirna dalam beberapa hari. Yakinkan orang tua bahwa kasus berat cukup jarang terjadi dan mayoritas kasus croup sembuh dengan terapi tanpa adanya gejala sisa.
Edukasi
Pada seluruh anak, lakukan edukasi singkat pada pengasuh terkait gejala croup saat kunjungan rutin. Hal ini mencakup suara serak, batuk menggonggong seperti anjing laut, stridor (crowing sound bernada tinggi terdengar saat anak menarik napas), dan demam.
Pada anak yang sudah mengalami croup, yakinkan orang tua bahwa penyakit ini umumnya swasirna dalam 7 hari. Sampaikan bahwa kasus yang berat relatif jarang terjadi, tetapi orang tua tetap perlu melakukan pengawasan.[1-3,5]
Tanda Bahaya Croup
Orang tua dan keluarga disarankan untuk membawa anak ke rumah sakit apabila stridor terdengar terus menerus, kulit di antara tulang rusuk tertarik ke dalam setiap kali bernapas, serta anak dalam keadaan gelisah.[1,4,5]
Tanda bahaya meliputi wajah pucat atau biru selama lebih dari beberapa detik, anak mengantuk atau tidak merespon, sulit bernapas, gelisah dan tidak dapat ditenangkan dengan cepat. Tanda bahaya lain adalah jika anak lebih nyaman posisi duduk daripada berbaring, serta anak kesulitan berbicara, terus mengeluarkan air liur, atau kesulitan menelan.[1-3,5]
Penanganan Croup Derajat Ringan di Rumah
Keluarga pasien harus diedukasi mengenai cara memberikan perawatan di rumah untuk kasus croup ringan. Menangis dapat memperburuk stridor, sehingga membantu anak untuk rileks dengan membaca buku dapat membantu mengurangi kecemasan anak dan mencegah tangisan.
Keluarga harus diedukasi untuk menggunakan pelembap udara dalam bentuk mist dan bukan pelembap uap panas karena potensi menyebabkan luka bakar. Jika stridor tidak membaik selama pengobatan kabut, anak harus dirujuk ke dokter. Jika diperlukan, demam dapat diobati dengan obat-obatan seperti paracetamol atau ibuprofen.[2-5,21]
Perlu diperhatikan untuk menghindari paparan asap rokok, mendorong asupan oral yang baik, jaga posisi kepala selalu lebih tinggi, serta memberikan edukasi pada orangtua dan pengasuh untuk selalu waspada terutama pada malam hari bila dijumpai sesak napas.[1,3,5]
Penularan
Croup disebabkan oleh virus yang dapat menyebar dengan mudah melalui batuk, bersin, dan sekret pernapasan. Oleh karena itu, anak dengan croup harus dianggap menular selama tiga hari setelah penyakit mulai atau sampai demam hilang.[21]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian dari penyakit adalah dengan menjaga kebersihan. Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan, minum, atau memegang mukosa. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jaga jarak anak dan lakukan protokol kesehatan lebih sering.
Beberapa negara menggunakan vitamin A sebagai terapi pencegahan untuk croup yang berkaitan dengan penyakit campak derajat berat.[5,20]
Saat ini, tidak ada strategi untuk pencegahan primer yang direkomendasikan, pengembangan vaksin yang efektif melawan virus parainfluenza sebagai etiologi tersering dari croup masih terus dilakukan.[5] Meski demikian, beberapa vaksinasi rutin anak saat ini dapat melindungi dari beberapa patogen penyebab croup, antara lain vaksinasi influenza, vaksin Haemophylus influenzae, vaksin difteri, vaksin pertusis, dan vaksin campak.[20]
Penulisan pertama: dr. Khrisna Rangga Permana