Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Croup karyanti 2025-03-13T10:13:54+07:00 2025-03-13T10:13:54+07:00
Croup
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Croup

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada penyakit croup yang utama adalah reassurance. Kebanyakan kasus croup adalah derajat ringan yang akan swasirna dalam beberapa hari. Yakinkan orang tua bahwa kasus berat cukup jarang terjadi dan mayoritas kasus croup sembuh dengan terapi tanpa adanya gejala sisa.

Edukasi

Pada seluruh anak, lakukan edukasi singkat pada pengasuh terkait gejala croup saat kunjungan rutin. Hal ini mencakup suara serak, batuk menggonggong seperti anjing laut, stridor (crowing sound bernada tinggi terdengar saat anak menarik napas), dan demam.

Pada anak yang sudah mengalami croup, yakinkan orang tua bahwa penyakit ini umumnya swasirna dalam 7 hari. Sampaikan bahwa kasus yang berat relatif jarang terjadi, tetapi orang tua tetap perlu melakukan pengawasan.[1-3,5]

Tanda Bahaya Croup

Orang tua dan keluarga disarankan untuk membawa anak ke rumah sakit apabila stridor terdengar terus menerus, kulit di antara tulang rusuk tertarik ke dalam setiap kali bernapas, serta anak dalam keadaan gelisah.[1,4,5]

Tanda bahaya meliputi wajah pucat atau biru selama lebih dari beberapa detik, anak mengantuk atau tidak merespon, sulit bernapas, gelisah dan tidak dapat ditenangkan dengan cepat. Tanda bahaya lain adalah jika anak lebih nyaman posisi duduk daripada berbaring, serta anak kesulitan berbicara, terus mengeluarkan air liur, atau kesulitan menelan.[1-3,5]

Penanganan Croup Derajat Ringan di Rumah

Keluarga pasien harus diedukasi mengenai cara memberikan perawatan di rumah untuk kasus croup ringan. Menangis dapat memperburuk stridor, sehingga membantu anak untuk rileks dengan membaca buku dapat membantu mengurangi kecemasan anak dan mencegah tangisan.

Keluarga harus diedukasi untuk menggunakan pelembap udara dalam bentuk mist dan bukan pelembap uap panas karena potensi menyebabkan luka bakar. Jika stridor tidak membaik selama pengobatan kabut, anak harus dirujuk ke dokter. Jika diperlukan, demam dapat diobati dengan obat-obatan seperti paracetamol atau ibuprofen.[2-5,21]

Perlu diperhatikan untuk menghindari paparan asap rokok, mendorong asupan oral yang baik, jaga posisi kepala selalu lebih tinggi, serta memberikan edukasi pada orangtua dan pengasuh untuk selalu waspada terutama pada malam hari bila dijumpai sesak napas.[1,3,5]

Penularan

Croup disebabkan oleh virus yang dapat menyebar dengan mudah melalui batuk, bersin, dan sekret pernapasan. Oleh karena itu, anak dengan croup harus dianggap menular selama tiga hari setelah penyakit mulai atau sampai demam hilang.[21]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian dari penyakit adalah dengan menjaga kebersihan. Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan, minum, atau memegang mukosa. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jaga jarak anak dan lakukan protokol kesehatan lebih sering.

Beberapa negara menggunakan vitamin A sebagai terapi pencegahan untuk croup yang berkaitan dengan penyakit campak derajat berat.[5,20]

Saat ini, tidak ada strategi untuk pencegahan primer yang direkomendasikan, pengembangan vaksin yang efektif melawan virus parainfluenza sebagai etiologi tersering dari croup masih terus dilakukan.[5] Meski demikian, beberapa vaksinasi rutin anak saat ini dapat melindungi dari beberapa patogen penyebab croup, antara lain vaksinasi influenza, vaksin Haemophylus influenzae, vaksin difteri, vaksin pertusis, dan vaksin campak.[20]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

1. Smith DK, McDermott AJ, Sullivan JF. Croup: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2018 May 1;97(9):575-580.
2. Sizar O, Carr B. Croup. [Updated 2023 Jul 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
3. Defendi GL. Croup. Medscape. Updated January 18, 2024.
4. Bhatia R. Croup (Laryngotracheobronchitis). In: MSD Manual Professional Version. Merck & Co., Inc. Updated 2024.
5. Bjornson C, Johnson D. Croup. BMJ Best Practice. Updated April 28, 2023.
20. NHS Inform. Croup. NHS Inform. Updated October 26, 2023.
21. Woods CR. Management of croup. Uptodate. 2021.

Prognosis Croup

Artikel Terkait

  • Peran Kortikosteroid dalam Penanganan Croup pada Anak
    Peran Kortikosteroid dalam Penanganan Croup pada Anak
  • Glukokortikoid pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
    Glukokortikoid pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.