Epidemiologi Croup
Data epidemiologi croup menunjukkan bahwa anak usia antara 6 bulan dan 3 tahun merupakan kelompok usia yang paling sering terkena. Jenis kelamin laki-laki juga lebih rentan dibandingkan wanita.[1,2,5]
Global
Diagnosis croup diidentifikasi sebagai penyakit pediatrik yang paling umum menyebabkan stridor akut. Data epidemiologi menunjukkan bahwa insiden puncak croup ada pada kelompok usia 6 bulan sampai 36 bulan.[1,3]
Di Amerika Utara, insiden puncak kasus croup ditemukan pada tahun kedua kehidupan,. Telah dilaporkan bahwa terdapat 5-6 kasus per 100 balita. Walaupun jarang terjadi pada kelompok usia di atas 6 tahun, namun croup tetap dapat didiagnosis pada usia pra-remaja, remaja, dan dewasa.[3,5]
Berdasarkan jenis kelamin, croup dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki dengan rasio perbandingan sebesar 1,4:1. Berdasarkan derajat keparahannya, didapatkan sekitar 85% kasus croup ringan, <1% kasus croup berat. Data juga menunjukkan bahwa <5% kasus memerlukan rawat inap, dan hanya 1-3% kasus yang memerlukan intubasi.[1-3]
Indonesia
Data epidemiologi croup secara nasional di Indonesia belum tersedia. Croup merupakan bagian dari infeksi saluran napas bagian bawah akut, yang menjadi penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada anak.[9,10]
Dalam studi kasus kontrol di bangsal anak RSUP dr. Kariadi Semarang, dilakukan evaluasi terhadap 78 pasien anak dengan infeksi saluran napas bawah akut dan 78 kontrol. Pasien ada dalam rentang usia 1 bulan hingga 14 tahun. Studi ini menemukan bahwa status ekonomi rendah (odds ratio 3,7) dan area hunian padat penduduk (odds ratio 2,5) merupakan faktor risiko dari infeksi saluran pernapasan bawah akut.[10]
Mortalitas
Kebanyakan kasus croup bersifat ringan dan self-limited pada anak imunokompeten. Dalam sebuah studi, tingkat mortalitas croup dilaporkan sebesar 0,5%.[1,2,11]
Selain itu, telah dilaporkan bahwa hanya sekitar 1-5% anak dengan croup memerlukan rawat inap. Dari jumlah tersebut, <3% memerlukan intubasi. Tingkat mortalitas diperkirakan tidak lebih dari 1 per 30.000 kasus. Meski demikian, perlu diingat bahwa croup dapat menyebabkan obstruksi saluran napas yang signifikan, gagal napas, bahkan kematian.[5,6,11,12]
Penulisan pertama: dr. Khrisna Rangga Permana