Penatalaksanaan Croup
Penatalaksanaan croup diberikan sesuai derajat keparahan yang diukur berdasarkan sistem skoring Westley Croup. Pada derajat ringan, dengan skor ≤2, children dapat diberikan kortikosteroid dexamethasone dosis tunggal dan umumnya tidak memerlukan rawat inap. Pada derajat sedang dan berat, dengan skor ≥3, ditambahkan nebulisasi epinefrin.[1,2,5]
Indikasi dilakukannya rawat inap pada kasus croup, antara lain peningkatan distres pernapasan atau takikardia persisten, adanya sianosis atau hipoksemia, dehidrasi, dan kelelahan.[1,4]
Terapi Suportif
Terapi suportif diberikan pada semua derajat croup sesuai indikasi. Pada pasien yang tidak stabil, dapat dilakukan stabilisasi hemodinamik dan oksigenasi, Terapi suportif lainnya disesuaikan dengan keluhan pasien, misalnya dengan pemberian antipiretik dan obat batuk pada pasien bergejala demam dan batuk.[1-3]
Terapi Medikamentosa
Pada croup, intervensi kepada anak dilakukan seminimal mungkin untuk menghindari distres pada anak. Apabila tidak diperlukan, pemasangan kanul intravena sebaiknya ditunda dan pemeriksaan sebaiknya diminimalisir.
Pada Croup Derajat Ringan dan Sedang
Pada croup derajat ringan dan sedang, penatalaksanaan medikamentosa yang digunakan adalah:
Prednisolone 1 mg/kgBB, dengan dosis kedua diberikan keesokan harinya, ATAU
- dexamethasone 0.15 mg/kgBB per oral dosis tunggal
- Anak diobservasi selama 1,5 jam setelah pemberian steroid, dan dapat dipulangkan setelah stridor menghilang
Pada Croup Derajat Berat
Pada croup derajat berat, penatalaksanaan medikamentosa yang digunakan adalah:
- Nebulisasi adrenalin (epinephrine) 5 ml dari 1:1000 (5 mg) tanpa diencerkan, DAN dexamethasone 0.6 mg/kgBB IM atau IV
- Apabila terjadi perbaikan gejala, observasi pasien selama 4 jam setelah pemberian adrenalin, dan apabila stridor menghilang pasien boleh dipulangkan
- Apabila pasien membaik kemudian klinis pasien memburuk lagi, berikan adrenalin ulangan dan pikirkan kemungkinan rujuk atau rawat inap
- Apabila tidak ada perbaikan, pikirkan ulang diagnosis dan kemungkinan distres pernapasan.[2-4]
Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid bertujuan untuk mengurangi edema mukosa laring dan sebagai antiinflamasi. Penggunaan kortikosteroid dilaporkan menghasilkan resolusi gejala lebih cepat, menurunkan tingkat kunjungan kembali, dan lamanya rawat inap.[1,2]
Walaupun risiko penggunaan kortikosteroid pada anak tergolong rendah, pemberian tetap perlu berhati-hati. Hal ini terutama jika akan diberikan pada anak dengan diabetes, imunokompromais, serta yang baru terpapar varicella atau tuberkulosis karena potensi perburukan.[3]
Dexamethasone menjadi kortikosteroid pilihan pada croup. Pada derajat ringan sampai berat, dapat diberikan dexamethasone 0,15 hingga 0,6 mg/kg dosis tunggal secara oral atau parenteral. Dosis tunggal dexamethasone telah terbukti efektif dalam mengurangi derajat keparahan croup jika diberikan dalam 4-24 jam pertama sejak onset gejala.[1-3,5]
Penjelasan lebih lengkap terkait peran kortikosteroid dalam penanganan croup pada anak dapat disimak dalam artikel terpisah.
Epinefrin
Penggunaan epinefrin bertujuan untuk memperbaiki gejala melalui vasokonstriksi arteriol di mukosa saluran napas bagian atas sehingga menyebabkan penurunan edema. Umumnya, epinefrin digunakan bersama kortikosteroid karena memiliki onset kerja yang cepat tetapi waktu paruh yang pendek, sedangkan kortikosteroid sebaliknya.[1,5]
Pada croup dengan derajat sedang sampai berat, umumnya pemberian dexamethasone ditambah nebulisasi epinefrin dengan dosis yang direkomendasikan 0,05 ml/kg rasemat epinefrin 2,25% (dosis maksimum 0,5 ml) atau 0,5 ml/kg L-epinefrin 1:1.000 melalui nebulizer (dosis maksimum 5 ml).[1,2,5]
Prosedur Intubasi
Sekitar 0,2% kasus croup memerlukan intubasi endotrakeal untuk patensi jalan napas. Beberapa indikasi dilakukannya prosedur intubasi adalah gerakan dinding dada dan perut tidak sinkron, serta adanya tanda-tanda hipoksia dan hiperkapnia.[2,3,5]
Dalam prosedur intubasi, disarankan untuk memilih ukuran pipa endotrakeal yang lebih kecil karena keadaan edema subglotis pada croup dapat menyebabkan kesulitan saat intubasi dengan pipa endotrakeal ukuran standar.[2,5]
Kriteria Dan Persiapan Rujukan Ke Rumah Sakit
Penatalaksanaan croup umumnya rawat jalan dan jarang memerlukan rawat inap. Pasien dirawat di RS bila dijumpai salah satu dari gejala-gejala berikut:
- Anak berusia di bawah 6 bulan
- Terdengar stridor progresif
- Stridor terdengar ketika sedang beristirahat
- Terdapat gejala gawat napas, hipoksemia, gelisah, sianosis
- Gangguan kesadaran
- Demam tinggi
- Anak tampak toksik, dan
- Tidak ada respons terhadap terapi [2-4]
Penulisan pertama: dr. Khrisna Rangga Permana