Etiologi Croup
Etiologi croup yang paling banyak adalah virus. Virus parainfluenza tipe 1 merupakan penyebab croup yang paling sering diidentifikasi.
Virus
Kebanyakan kasus croup disebabkan oleh virus parainfluenza tipe 1. Virus lain yang juga dapat menyebabkan croup antara lain virus parainfluenza tipe 2 (umumnya lebih ringan dari tipe 1), virus parainfluenza tipe 3 (seringkali lebih berat dari tipe 1 dan 2), respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, virus influenza tipe A dan B, enterovirus, rhinovirus, virus measles, human coronavirus NL63 (HCoV-NL63), serta metapneumoviruses.[1,3,5,6]
COVID-19
COVID-19 telah dilaporkan menyebabkan croup pada laporan kasus dan serial kasus. Croup diduga merupakan manifestasi yang lebih umum akibat varian Omicron dibandingkan varian lainnya.[6,22-25]
Bakteri
Beberapa kasus croup lain juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri croup terbagi menjadi difteri laring, trakeitis, laryngotracheobronchitis, dan laryngotracheobronchopneumonitis.
Difteri laring disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Sedangkan, bakteri yang dapat menyebabkan trakeitis, laryngotracheobronchitis, dan laryngotracheobronchopneumonitis, antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis.[1,2,5,6]
Faktor Risiko
Kelompok usia antara 6 bulan dan 6 tahun berisiko tinggi mengalami croup, dengan puncaknya pada tahun kedua kehidupan. Meskipun demikian, croup tetap dapat terjadi pada bayi berusia 3 bulan serta pada anak-anak usia lebih tua, remaja, dan orang dewasa.[1,5,6]
Riwayat croup dalam keluarga juga merupakan faktor risiko terjadinya croup dan rekurensi croup. Telah dilaporkan bahwa anak-anak dengan orang tua yang memiliki riwayat croup akan 3,2 kali lebih mungkin mengalami episode croup dan 4,1 kali lebih mungkin mengalami croup berulang dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki riwayat croup dalam keluarga.[5,6]
Selain itu, jenis kelamin laki-laki dan adanya riwayat intubasi sebelumnya juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya croup.[1,5]
Penulisan pertama: dr. Khrisna Rangga Permana