Edukasi dan Promosi Kesehatan Kernikterus
Edukasi dan promosi kesehatan kernikterus atau ensefalopati bilirubin yang dikenal pula dengan bilirubin induced encephalopathy (BIE) meliputi penilaian risiko kernikterus dan hiperbilirubinemia, tanda bahaya ikterus pada anak, serta dukungan pemberian ASI eksklusif.
Pencegahan kernikterus dilakukan dengan mengenali bayi yang berisiko mengalami hiperbilirubinemia berat dan neurotoksisitas, melakukan evaluasi, diagnosis, serta tata laksana hiperbilirubinemia yang sesuai, efektif, dan tepat waktu, sehingga kerusakan otak akibat bilirubin tidak terjadi.
Edukasi Pasien
Edukasi dapat dilakukan sejak masa antenatal, dengan memberikan informasi pada ibu apa itu ikterus pada bayi, serta ibu perlu didukung untuk pemberian ASI eksklusif. Ibu perlu diedukasi untuk segera memeriksakan bayi bila dijumpai tanda bahaya pada saat bayi tampak kuning, seperti menurunnya aktivitas, terdapat gangguan kesadaran, dan refleks hisap menurun. Ibu dan keluarga perlu diedukasi mengenai pentingnya pemeriksaan rutin 2–3 hari setelah bayi baru lahir diperbolehkan pulang.[1,3]
Upaya Pencegahan Penyakit
Salah satu upaya pencegahan kernikterus adalah dengan menurunkan kadar bilirubin dan mencegah neurotoksisitas yang dapat disebabkan oleh bilirubin. Penatalaksanaan ini dilakukan antara lain dengan fototerapi, transfusi tukar, dan imunoglobulin intravena.[1,6]
Upaya pencegahan tingkat awal yang dapat dilakukan adalah skrining golongan darah dan rhesus ibu pada saat pemeriksaan antenatal dan menetapkan protokol identifikasi dan evaluasi hiperbilirubinemia pada bayi.
Bayi dengan risiko hiperbilirubinemia berat, perlu menjalani penapisan ikterus dan defisiensi glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD) sebelum dipulangkan ke rumah. Bayi prematur tidak dipulangkan ke rumah dalam waktu kurang dari 48 jam setelah dilahirkan.
Jika pasien diketahui mengalami hiperbilirubinemia, perlu dilakukan tata laksana yang efektif dan tepat waktu untuk mencegah sekuele. Tata laksana dilakukan minimal dengan menggunakan fototerapi konvensional irradiance. Tata laksana ini disesuaikan dengan usia gestasi dan berat badan bayi.[3,15]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli