Penatalaksanaan Kernikterus
Tujuan utama penatalaksanaan kernikterus atau ensefalopati bilirubin yang dikenal pula dengan bilirubin induced encephalopathy (BIE) adalah penurunan kadar bilirubin untuk mencegah sekuele, serta penanganan gangguan neurologis dan perkembangan yang disebabkan oleh ensefalopati bilirubin akut. Terapi suportif diberikan sesuai dengan komplikasi kernikterus, seperti penatalaksanaan nutrisi, refluks gastroesofageal, gangguan tidur, dan hipertonus.[6]
Transfusi Tukar
Transfusi tukar dapat menghilangkan bilirubin secara definitif dari darah. Tata laksana ini dilakukan dengan mengekstraksi darah bayi dan menggantinya dengan darah transfusi yang tidak mengandung bilirubin.
Tindakan ini diindikasikan jika ada tanda dan gejala ensefalopati bilirubin atau jika kadar bilirubin tetap tinggi walaupun terapi sudah dilakukan optimal. Kadar bilirubin melebihi 20–25 mg/dl umumnya ditata laksana dengan transfusi tukar.[1]
Fototerapi
Fototerapi dilakukan menggunakan cahaya untuk mengonversi molekul bilirubin dalam tubuh menjadi isomer larut air yang bisa diekskresikan. Lindungi mata bayi selama prosedur karena fototerapi dapat mencederai retina secara ireversibel.
Efek samping fototerapi antara lain tanning, dehidrasi, dan gangguan regulasi suhu badan.[1]
Imunoglobulin Intravena
Imunoglobulin intravena digunakan pada kasus dimana hiperbilirubinemia disebabkan oleh sistem imun, misalnya pada inkompatibilitas Rhesus dan inkompatibilitas ABO.[1]
Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran pada kernikterus dapat diterapi dengan cued speech, untuk membantu anak membedakan varian fonem bahasa. Hal ini dilakukan agar anak dapat mengembangkan bahasa reseptif yang normal. Implan koklea dapat dilakukan pada kasus berat yang menyebabkan ketulian, gangguan perkembangan yang signifikan, atau tidak adanya bahasa reseptif dan ekspresif.[3]
Penatalaksanaan Gangguan Motorik
Tata laksana farmakologis gangguan motorik berupa distonia dan hipertonia pada kasus kernikterus dapat menggunakan beberapa obat, seperti trihexyphenidyl, baclofen, dan injeksi botulinum.
Trihexyphenidyl
Trihexyphenidyl termasuk ke dalam antagonis muskarinik yang digunakan untuk tata laksana distonia. Pemberian trihexyphenidyl dapat dipertimbangkan pada anak dengan gejala klinis klasik kernikterus. Lama pemberian disarankan minimal selama 3 bulan untuk melihat adanya perbaikan atau tidak.[3]
Baclofen
Baclofen merupakan agonis reseptor GABA yang bermanfaat dalam tata laksana dystonic gait. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi tambahan trihexyphenidyl. Baclofen memberikan efek menurunkan tonus otot dan mengurangi tingkat keparahan spasme otot.[3,9]
Injeksi toksin botulinum
Injeksi toksin botulinum dapat diberikan pada kasus kernikterus dengan manifestasi klinis distonia fokal. Injeksi ini bertujuan untuk merelaksasi otot.[3,9]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli