Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Penyakit Kawasaki general_alomedika 2023-08-21T09:14:31+07:00 2023-08-21T09:14:31+07:00
Penyakit Kawasaki
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Penyakit Kawasaki

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi penyakit Kawasaki berhubungan dengan inflamasi sistemik yang dipicu superantigen dan melibatkan arteri sedang, di mana arteritis koroner merupakan klinis yang paling prominen. Penyakit Kawasaki diduga berhubungan dengan respon sistem imun terhadap patogen, yang kemungkinan besar virus, pada yang secara genetik rentan.[6,7]

Fase Akut

Pada fase akut, terjadi aktivasi yang abnormal sel imunokompeten seperti monosit atau makrofag dan limfosit. Sel-sel ini mensintesis dan mensekresi berbagai sitokin dan kemokin inflamatorik seperti tumor necrosis factor (TNF)-α, interferon (IFN) γ, interleukin-6 (IL-6), dan monocyte chemoattractant protein (MCP)-1.

Sitokin dan kemokin inflamatorik akan mengaktivasi interaksi sel imun dan sel endotel. Akibatnya, molekul adhesi seperti intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan selektin diekspresikan di dalam sel endotel, dan leukosit melekat kuat pada sel endotel yang akhirnya bermigrasi melalui dinding pembuluh darah. Leukosit kemudian merusak sel endotel dan sel otot polos sehingga menyebabkan vaskulitis.

Selain itu, pada stadium akut terjadi peningkatan berbagai zat vasoaktif, yaitu faktor pertumbuhan, seperti vascular endothelial growth factor (VEGF) dan platelet-derived growth factor (PDGF), serta endotelin dan nitric oxide. Zat-zat tersebut memicu migrasi dan proliferasi sel otot polos intima, terlibat dalam peningkatan permeabilitas vaskular, dan menyebabkan dilatasi arteri koroner.[7]

Arteritis pada Penyakit Kawasaki

Arteritis koroner dimulai dengan disosiasi/pemisahan karena edema pada tunika media 6–8 hari setelah awitan penyakit Kawasaki. Sekitar hari ke–10, infiltrasi limfosit dan makrofag ke dinding arteri dari sisi luminal dan adventisia dimulai. Hal ini menyebabkan inflamasi di sekitar arteri. Lamina elastika interna, sel otot polos media, dan komponen struktural arteri lain mengalami kerusakan hebat. Akibatnya, arteri mulai melebar. Aneurisma terbentuk sekitar hari ke-12, memudahkan terbentuknya trombus.

Arteritis pada penyakit Kawasaki ditandai dengan inflamasi granulomatosa proliferatif yang terdiri dari akumulasi monosit atau makrofag dan aktivasi abnormal makrofag tersebut yang diduga terlibat dalam pembentukan lesi vaskular. Pada tahap awal peradangan, lesi tidak hanya mengandung makrofag dan limfosit, tetapi juga neutrofil dalam jumlah banyak. Infiltrasi sel inflamasi berlanjut sampai pada sekitar hari ke–25. Selanjutnya, jumlah sel-sel inflamasi berkurang secara bertahap dan umumnya hampir sepenuhnya hilang pada hari ke–40.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

6. Rife E, Gedalia A. Kawasaki Disease: an Update. Curr Rheumatol Rep. 2020 Sep 13;22(10):75. doi: 10.1007/s11926-020-00941-4. PMID: 32924089; PMCID: PMC7487199.
7. Takahashi K, Oharaseki T, Yokouchi Y. Pathogenesis of Kawasaki disease. Clin Exp Immunol. 2011;164 Suppl 1(Suppl 1):20-22. doi:10.1111/j.1365-2249.2011.04361.x

Pendahuluan Penyakit Kawasaki
Etiologi Penyakit Kawasaki

Artikel Terkait

  • Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
    Kemiripan MIS-C Akibat COVID-19 dengan Penyakit Kawasaki pada Anak
Diskusi Terkait
dr.Michy anggun Malvika
Dibalas 23 Desember 2019, 08:46
Timbulnya ruam yang gatal di lidah dan tonsil disertai demam pada anak usia 4 tahun
Oleh: dr.Michy anggun Malvika
4 Balasan
Alodokter, izin bertanya. Sy dapat pasien anak 4 tahun datang dengan keluhan lidah dan tonsil muncul ruam gatal seperti pada gambar sejak 1 hari yang lalu....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.