Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Sindrom Turner general_alomedika 2023-02-27T15:35:03+07:00 2023-02-27T15:35:03+07:00
Sindrom Turner
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Sindrom Turner

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Epidemiologi sindrom Turner secara global menunjukkan prevalensi yang hampir sama, mengingat sindrom Turner hanya dapat terjadi pada wanita. Prevalensi sebenarnya masih belum diketahui, karena banyak pasien dengan fenotipe ringan mungkin tetap tidak terdiagnosis atau baru terdiagnosis di akhir masa dewasa. Morbiditas dan mortalitas disebabkan oleh peningkatan risiko malformasi kardiovaskular.[1,2,10-16]

Global

Prevalensi sindrom Turner secara global hampir sama di berbagai etnis dan negara. Namun saat ini prevalensi bayi perempuan lahir dengan sindrom Turner makin menurun. Hal itu mungkin disebabkan karena beberapa ibu yang mengetahui dirinya mengandung janin dengan sindrom Turner melalui pemeriksaan USG atau amniocentesis, memilih untuk mengakhiri kehamilan.[1,10]

Cui et al menyatakan bahwa berdasarkan jumlah studi sitogenetik di Cina, kejadian sindrom Turner diperkirakan antara 25 hingga 210 per 100.000 wanita. Menurut penelitian dari 1999 hingga 2004, kejadian sindrom Turner pada 119.158 kelahiran adalah 1/1.180 atau 0,85%. Angka kejadian orang Cina (0,90% atau 1/1.111) lebih tinggi daripada orang Melayu (0,72% atau 1/1.389) dan India (0,38% atau 1/2,632).

Insiden sindrom Turner telah meningkat menurut sebuah penelitian di Denmark, dan diketahui jumlah pasien yang bertahan hidup dengan sindrom Turner terus meningkat selama penelitian itu.[2]

Backeljauw menyatakan bahwa sindrom Turner terjadi pada sekitar 1 dari 2000-2500 kelahiran. Penelitian tersebut berdasarkan data skrining genetik epidemiologis dan bayi baru lahir dari Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Prevalensi sebenarnya dari sindrom Turner tetap sulit untuk dipastikan karena pasien dengan fenotipe yang lebih ringan mungkin tetap tidak terdiagnosis.[10]

Vorsanova et al menemukan kasus sindrom Turner yang tidak terdeteksi sebelumnya. Penelitian dilakukan pada tahun 2016 terhadap 4.021 anak perempuan di Moskow dengan gangguan perkembangan saraf seperti cacat intelektual, autism dan/atau epilepsi serta kelainan kongenital. Usia subjek penelitian berkisar antara 4 bulan hingga 18 tahun.

Hasilnya dari 4.021 individu tersebut, 111 anak atau 2,8% mengalami sindrom Turner. Dari 111 kasus sindrom Turner tersebut, bentuk mosaikisme sebanyak 76 anak dan non mosaik sebanyak 35 anak, yaitu 27 anak dengan kariotipe 45,X dan 8 anak menunjukkan penataan ulang struktural.[11]

Indonesia

Jumlah penderita sindrom Turner yang terdata di FKUI-RSCM bagian endokrinologi anak hanyalah sebanyak 54 orang. Diperkirakan masih sangat banyak penderita sindrom Turner yang belum terdeteksi. Ikatan Dokter Anak Indonesia pada tahun 2010 mengatakan bahwa berdasarkan sensus penduduk di Indonesia pada 2010, jumlah perempuan seluruhnya adalah sebanyak 118 juta. Berdasarkan ekstrapolasi tingkat prevalensinya, dapat diperkirakan penderita sindrom Turner di Indonesia sebesar 59.000 orang. Penderita sindrom Turner yang ada di Indonesia mayoritas memiliki perawakan pendek.[12,14]

Arimbawa et al pada tahun 2008 melakukan penelitian pada 20 kasus yang diambil dari perkumpulan sindrom Turner Jakarta dan catatan medik pasien yang berkunjung ke Poliklinik Endokrin Anak RSCM dari tahun 1997-2006. Dari 20 kasus yang berhasil dikumpulkan, 17 diantaranya dengan kariotipe 45,X, sisanya mosaik.

Karakteristik subjek penelitian yaitu, rerata usia  saat didiagnosis adalah 7,75 tahun (rentang 0-15 tahun), rerata berat lahir 2590 gram dan yang memiliki perawakan pendek sebanyak 18 pasien. Terdapat 8 pasien dengan kelainan penyerta yaitu 4 anak kelainan jantung, 3 gangguan telinga dan 1 orang dengan hipertensi. Tujuh pasien dari 20 orang mengalami pubertas terlambat. Rerata kadar follicle stimulating hormon (FSH) dari 16 pasien adalah 82,94 IU/liter (rentang 13,8-188 IU/liter).[12]

Nawawi pada tahun 2009 melakukan penelitian pada pasien yang terdiagnosis kelainan kromosom seks di Center for Biomedical Research (Cebior) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Jumlah subjek penelitian sebanyak 17 orang pasien.

Hasilnya dua orang pasien dengan kariotipe 45,X menunjukkan ciri fisik yang sesuai dengan sindrom Turner. Sebelas pasien dengan kariotipe mosaik Turner, empat orang ditemukan memiliki fenotip yang sesuai dengan sindrom Turner, sementara yang lain memiliki kondisi yang sangat beragam.[13]

Mortalitas

Mortalitas sindrom Turner dikaitkan dengan manifestasi klinis, namun kelainan kardiovaskular merupakan manifestasi penyebab kematian yang utama. Pada gadis sindrom Turner yang memiliki kelainan kardiovaskular ditambah dengan kelainan ginjal dan hipertensi dapat menyebabkan peningkatan risiko dilatasi dan diseksi aorta.

Mortalitas meningkat untuk semua kelompok kariotipe, tetapi lebih tinggi terjadi pada pasien dengan non mosaik 45,X dibandingkan pasien dengan mosaik 46,X (misalnya 45,X/46,XX).

Anomali kardiovaskular kongenital menyebabkan mortalitas sebesar 8%. Aneurisma aorta dikaitkan dengan peningkatan terbesar angka kematian kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular non kongenital yang paling sering adalah penyakit jantung koroner dan stroke pada pasien yang lebih tua, yang menyebabkan mortalitas sebesar 41%.

Fuchs et al melakukan review retrospektif pada pasien sindrom Turner di Mayo Clinic Rochester  dari tahun 1950-2017 dan menemukan bahwa penyakit penyebab mortalitas tertinggi yang diketahui etiologinya pada sindrom Turner adalah kelainan kardiovaskular.

Sebanyak 317 pasien dengan sindrom Turner yang diamati, kematian terjadi pada 46 pasien (14%), dan usia rata-rata pada saat kematian adalah 53±17 tahun. Penyebab kematian adalah penyakit jantung (n=10, 22%), keganasan (n=5, 11%), perdarahan saluran cerna (n=4, 9%; usia 41, 47, 53, dan 62 tahun), sirosis (n =2,4%; usia 49 dan 71 tahun), gagal ginjal stadium akhir (n=1,2%; usia 49 tahun), dan tidak diketahui (n=24, 52%).[15]

Lara et al melakukan penelitian terkait dengan hubungan hypoplastic left heart syndrome (HLHS) dengan sindrom Turner dari tahun 1999-2007 di Texas. Hasil penelitian dari 542 pasien HLHS yang mengalami sindrom Turner sebanyak 11 pasien (2%). Selama masa penelitian 10 dari 11 pasien HLHS meninggal, 6 pasien meninggal sebelum operasi dan 5 pasien telah menjalani stage 1 palliation (S1P). Dari 5 yang telah menjalani S1P, 3 pasien meninggal setelah S1P, 2 bertahan melewati S2P, dan salah satunya meninggal pada usia 19 bulan.[16]

Surerus et al melakukan penelitian untuk melihat kelainan yang banyak terjadi pada janin dengan sindrom Turner. Penelitian dilakukan terhadap janin dengan kariotipe 45X dari tahun 1999 hingga 2002. Ditemukan sebanyak 53 janin dengan kariotipe 45X diperiksa secara ekokardiografi. Kelainan jantung sebanyak 33/53 (62,2%) janin.

Diagnosis paling banyak koarktasio aorta pada 24/53 (45,3%) janin, diikuti HLHS pada 7/53 (13,2%) janin. Terminasi kehamilan dilakukan pada 45/53 (84,9%) janin dan kematian intrauterin terjadi pada 6 kasus. 2 dari 4 janin dengan kariotipe mosaik saat ini masih hidup.[17]

Referensi

1. Shankar Kikkeri N, Nagalli S. Turner Syndrome. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554621/
2. Cui, X., Cui, Y., Shi, L., Luan, J., Zhou, X., & Han, J. A basic understanding of Turner syndrome: Incidence, complications, diagnosis, and treatment. Intractable & rare diseases research, 7(4), 223–228. 2018. https://doi.org/10.5582/irdr.2017.01056
10. Backeljauw P. Clinical manifestations and diagnosis of Turner syndrome. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-turner-syndrome
11. Vorsanova, S.G., Kolotii, A.D., Kurinnaia, O.S. et al. Turner’s syndrome mosaicism in girls with neurodevelopmental disorders: a cohort study and hypothesis. Mol Cytogenet 14, 9 . 2021. https://doi.org/10.1186/s13039-021-00529-2
12. Arimbawa IM, Batubara JRL, Tridjaya B dan Pulungan AB. Karakteristik sindrom Turner di Jakarta. Saripediatri Vol 9, No 6 (2008). https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/702
13. Nawawi SY. Karakteristik Dismorfologi Pada Pasien Dengan Kelainan Kromosom Seks. Universitas Diponegoro. 2019. https://onesearch.id/Record/IOS2852.7490/Details
14. Anak Perempuan Anda Pendek? Waspadalah! (Bagian 1). IDAI. 2014. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anak-perempuan-anda-pendek-waspadalah-bagian-1
15. Fuchs MM, Jost CA, Babovic‐Vuksanovic D, Connolly HM, and Egbe A. Long‐Term Outcomes in Patients With Turner Syndrome: A 68‐Year Follow‐Up. Journal of the American Heart Association. 2019;8:e011501. https://doi.org/10.1161/JAHA.118.011501
16. Lara DA, Ethen MK, Canfield MA, Nembhard WN, and Morris SA. A population-based analysis of mortality in patients with Turner syndrome and hypoplastic left heart syndrome using the Texas Birth Defects Registry. Congenit Heart Dis. 2017 January ; 12(1): 105–112. doi:10.1111/chd.12413. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiEsI7l4OjzAhWU7XMBHZpnAGgQFnoECBsQAQ&url=https%3A%2F%2Fstacks.cdc.gov%2Fview%2Fcdc%2F90005%2Fcdc_90005_DS1.pdf&usg=AOvVaw3uB4b3t4fLHiaORXauzFw8
17. Surerus E, Huggon IC, and Allan LD. Turner's Syndrome in Fetal Life. Ultrasound Obstetric and Gynecology. Volume 22, Issue 3 September 2003 Pages 264-267. 2003. https://doi.org/10.1002/uog.151

Etiologi Sindrom Turner
Diagnosis Sindrom Turner

Artikel Terkait

  • Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
    Identifikasi Kelainan Kromosom dengan Non-Invasive Prenatal Testing
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.