Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Stunting general_alomedika 2024-08-26T09:46:55+07:00 2024-08-26T09:46:55+07:00
Stunting
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Stunting

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Penatalaksanaan stunting meliputi perbaikan nutrisi, mengatasi infeksi dan penyakit kronis yang ada, perbaikan sanitasi dan lingkungan, serta edukasi ibu atau pengasuh utama tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Perbaikan Nutrisi

Nutrisi merupakan komponen yang penting dalam penatalaksanaan stunting. Perbaikan nutrisi dapat dilakukan dengan pemberian MPASI berkualitas dan suplementasi vitamin.

Makanan Pendamping ASI Berkualitas

Makanan pendamping ASI (MPASI) berkualitas merupakan kunci dalam pencegahan dan penanganan stunting. Strategi pemberian MPASI adalah tepat waktu (saat ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yaitu usia bayi sekitar 6 bulan), adekuat (memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien).

Prinsip lain yang diperlukan dalam pemberian MPASI adalah aman dan higienis (proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman dan higienis), dan diberikan secara responsif (MPASI diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak.[32]

Pada bayi >6 bulan, WHO menganjurkan variasi makanan minimal mengandung 4 dari 7 kelompok bahan makanan berikut:

  • Biji-bijian, akar-akaran, umbi-umbian
  • Kacang-kacangan
  • Produk susu (susu, yoghurt, keju)
  • Daging-dagingan (daging sapi, ikan, unggas, hati)
  • Telur
  • Buah dan sayur yang kaya vitamin A
  • Buah dan sayur lain[33]

Keragaman bahan pangan dan konsumsi makanan dari sumber hewani berhubungan dengan perbaikan pertumbuhan linear.[13,14]

Suatu studi menyatakan bahwa pemberian protein dan multi mikronutrien seperti zat besi, zinc, kalsium, iodine, dan vitamin A, berpengaruh terhadap pertumbuhan linear anak meski anak sudah berusia di atas 2 tahun.[34]

Untuk stunting tanpa wasting/gizi buruk (BB/TB di atas -2 SD), hitung kebutuhan kalori, protein, dan cairan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan BB ideal menurut umur tinggi. Bila dengan gizi buruk, lakukan manajemen gizi buruk.[35]

Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi Anak

Umur BB (kg) Tb (cm) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Air (mL)
0-6 bulan 6 61 550 12 34 58 0 -
7-11 bulan 9 71 725 18 36 82 10 800
1-3 tahun 13 112 1125 26 44 155 16 1200
4-6 tahun 19 130 1600 35 62 220 22 1500
7-9 tahun 27 142 1850 49 72 254 26 1900

Sumber: dr. Yoke K Putri, Sp.A, Alomedika, 2020.[35]

Pemberian Makanan Sumber Protein Hewani

Protein adalah makronutrien yang terdiri dari asam amino. Tubuh manusia bisa mensintesis sejumlah asam amino (nonesensial), tetapi asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari makanan.

Asam amino memiliki banyak peran pengaturan dalam pertumbuhan manusia dan metabolisme, seperti sintesis hormon (hormon pertumbuhan, insulin-like growth factor-1 (IGF-1), dan hormon tiroid), pengangkut protein membran sel atau reseptor, dan pembentukan tulang panjang dan sendi.

Beberapa asam amino berperan besar bagi pertumbuhan linear seperti arginin, lisina, dan asam amino yang mengandung sulfur (metionin dan sistein). Banyak studi menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linear dan protein, terutama sumber hewani dalam bentuk susu.

Efek susu pada pertumbuhan linear lebih tinggi dari sumber protein hewani lain seperti daging atau telur, dan jauh lebih tinggi dari protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan, dan oat.

Protein hewani mengandung lebih banyak asam amino esensial dan asam amino yang mengandung cincin sulfur, yang dapat menunjang pertumbuhan linear lebih baik. Asupan protein dengan protein energy ratio (PER) 12-15% dianjurkan untuk menunjang pertumbuhan linear.

Berdasarkan rekomendasi WHO, Food and Agriculture Organization of the United Nations, & United Nations University tahun 2017, asupan aman protein adalah 11,6 gram/hari untuk anak usia 1 tahun dan 11,9 gram/hari untuk usia 2 tahun. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan 300–350 ml susu sapi.

Studi di Indonesia menyatakan bahwa konsumsi 300 ml susu formula pertumbuhan dapat mencegah stunting pada anak usia 1-3 tahun. Sumber protein hewani lain yang baik diberikan seperti telur, ikan, daging, dan jeroan. Meskipun sangat penting, pemberian protein juga harus dalam jumlah yang tepat karena asupan protein berlebih berhubungan dengan obesitas di kemudian hari.[36,37]

Sebuah studi lain, yang juga dilakukan di Indonesia, menyimpulkan bahwa pemberian formula padat kalori dengan kandungan 1,0 kkal/ml atau 1,5 kkal/ml terbukti efektif dalam meningkatkan berat badan anak dengan malnutrisi ringan hingga sedang.[38]

Pemberian Makanan Pendamping Kaya Lemak

Kualitas lemak pada makanan pendamping ASI sangat penting. Asupan long‐chain‐polyunsaturated fatty acids, terutama omega 3 dan 6 sangat penting pada tahun-tahun pertama kehidupan. Asupan lemak yang rendah memiliki efek negatif pada perkembangan kognitif dan fungsi imun.

Sumber omega 3 yang sering ditemukan antara lain ikan dan minyak nabati. Minyak kedelai dan rapeseed oil mengandung omega 3 yang tinggi; sedangkan minyak sawit, minyak bunga matahari, dan minyak kacang (peanut oil) memiliki kandungan omega 3 yang rendah. Rekomendasi persentase energi dari lemak pada MPASI adalah 30-45%. Beberapa susu formula yang tersedia kini sudah difortifikasi dengan omega 3 dan omega 6.[37]

Suplementasi Zinc

Zinc terbukti dapat menurunkan insidensi diare dan pneumonia, mendukung pertumbuhan linear, dan memiliki efek positif dalam menurunkan angka kematian terkait penyakit infeksi. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan Amerika menyimpulkan bahwa penggunaan zinc dengan dosis 5-40 mg/hari selama 2-12 bulan dapat memperbaiki pertumbuhan linear.

Pada bayi usia 6-23 bulan, suplementasi zinc diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan sekali. Suplementasi 10 mg zinc setiap hari selama 24 minggu dapat menambah tinggi badan. Angka kecukupan zinc adalah 3-16 mg/hari.[16,34,39-41]

Suplementasi Vitamin A

Suplementasi vitamin A terbukti bermanfaat menurunkan angka kematian anak. Studi meta analisis di Asia, Afrika, dan Amerika menyimpulkan bahwa konsumsi vitamin A 5000-200.000 IU dengan selama 3-17 bulan dapat memperbaiki pertumbuhan linear anak.

WHO merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin A sebesar 100.000 U pada bayi usia 6-11 bulan, dan vitamin A 200.000 U tiap 6 bulan pada anak usia 12-59 bulan. Program ini sudah diimplementasikan ke dalam program Kementerian Kesehatan Indonesia setiap bulan Februari dan Agustus (bulan vitamin A).[34,39]

Stimulasi Psikososial

Stimulasi psikososial dan stimulasi perkembangan sesuai usia diperlukan untuk mengatasi stunting dan mencegah komplikasi lebih lanjut (gangguan perkembangan). Memberi kesempatan anak untuk bermain dan belajar dengan gembira sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak agar optimal.[1,4,8]

Perbaikan Sanitasi dan Lingkungan

Perbaikan sanitasi, akses air bersih, dan kebersihan lingkungan juga dapat mendukung tumbuh kembang anak. Jamban yang layak dan akses air bersih penting untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan ramah anak.

Lingkungan yang penuh kasih sayang, pola asuh yang baik, dan dukungan masyarakat kepada ibu memberi dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan berkontribusi pada manajemen stunting.

Perbaikan sosioekonomi masyarakat juga berkontribusi pada pencegahan dan penanganan stunting sehingga diperlukan keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera untuk mengatasi stunting.[7,8]

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran untuk meningkatkan kesehatan, individu, keluarga, dan masyarakat.

PHBS di tingkat rumah tangga meliputi mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan menghindari rokok.[1]

Selain itu, PHBS juga meliputi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, dan pengukuran berat badan bayi dan balita secara berkala.

Terapi Suportif

Stimulasi psikososial, memperbaiki lingkungan tempat tinggal anak, meningkatkan kebersihan lingkungan, dan edukasi tentang asupan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan sebagai bagian dari tata laksana stunting yang komprehensif.[1,22]

Rujukan

Perawakan pendek yang mengarah ke kelainan endokrin atau penyebab nonmalnutrisi lainnya dirujuk ke spesialis terkait sesuai etiologi (spesialis anak atau spesialis anak konsultan endokrinologi). Stunting dengan penyulit dan atau infeksi berat dapat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap dengan layanan spesialistik (spesialis anak atau spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik).

Bila ada gangguan oromotor dapat dirujuk ke spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. Stunting yang tidak membaik dengan pemberian nutrisi yang adekuat dapat dirujuk ke dokter spesialis anak untuk evaluasi dan manajemen lebih lanjut.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. World Health Organization. 2017. Nutrition. Stunting in a nutshell. https://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/
2. Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktek Klinis Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.Badan Penerbit IDAI. 2017.
4. Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences. WHO Conceptual framework. September 2013. Ref: Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, Michaelsen KF & Onyango AW. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Matern Child Nutr. 2013;9(Suppl 2):27-45.
8. World Health Organization. 2014. Global Nutrition Targets 2025: Stunting policy brief. https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf
13. Marquis GS, Habicht J-P, Lanata CF, Black RE, Rasmussen KM. Breast milk or animal-product foods improve linear growth of Peruvian toddlers consuming marginal diets. Am J Clin Nutr. 1997;66:1102–9.
14. Dror DK, Allen LH. The importance of milk and other animal-source foods for children in low-income countries. Food Nutr Bull. 2011;32:227–43.
income countries: a systematic review. Hossain M, et al. Arch Dis Child 2017;102:903–909. doi:10.1136/archdischild-2016-311050
16. Prendergast AJ, Humphrey JH. The stunting syndrome in developing countries. Paediatr Int Child H, 2014;34 (4):250-265.
22. Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, McCoy DC, Peet E, et al. (2016) Risk Factors for Childhood Stunting in 137 Developing Countries: A Comparative Risk Assessment Analysis at Global, Regional, and Country Levels. PLoS Med 13(11): e1002164. doi:10.1371/journal.pmed.1002164
32. Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK NPM IDAI). Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI). IDAI. 2018.
33. United Nation Children’s Fund (UNICEF). Infant and young child feeding. New York: 2011.
34. Roberts JL, Stein AD. The impact of nutritional interventions beyond the first 2 years of life on linear growth: a systematic review and meta-analysis. Adv Nutr. 2017;8:323–36; doi:10.3945/an.116.013938.
35. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/PMK%20No.%2075%20ttg%20Angka%20Kecukupan%20Gizi%20Bangsa%20Indonesia.pdf
36. Sjarif DR, Yuliarti K, Iskandar WJ. Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers. Med J Indones. 2019;28:70–6.
37. Michaelsen KF, Grummer-Strawn L, Bégin F. Emerging issues in complementary feeding: Global aspects. Matern Child Nutr. 2017;13(S2):e12444.
38. Devaera Y, Syaharutsa Dm, Jatmiko HK, Sjarif DR. Comparing compliance and efficacy of isocaloric oral nutritional supplementation using 1,5kcal/mL or 1 kcal/mL sip feeds in mildly to moderately malnourished Indonesian children: a randomized controlled trial. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 2018;21(4):315-320.
39. Wirahmadi A. 2017. Perlukah suplementasi vitamin dan mineral pada bayi dan anak. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
40. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolic jilid I revisi. IDAI. Jakarta: 2014.
41. Imdad A, Bhutta ZA. Effect of preventive zinc supplementation on linear growth in children under 5 years of age in developing countries: a meta-analysis of studies for input to the lives saved tool. BMC Public Health. 2011;11 (Suppl 3):S22. doi: 10.1186/1471-2458-11-S3-S22.

Diagnosis Stunting
Prognosis Stunting

Artikel Terkait

  • Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
    Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Manajemen Nutrisi untuk Penanganan Stunting dan Gagal Tumbuh Sesuai Regulasi
    Manajemen Nutrisi untuk Penanganan Stunting dan Gagal Tumbuh Sesuai Regulasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2025, 14:51
Apa supplement yang dapat diberikan pada pasien anak 3 tahun yang pendek dan memiliki riwayat TB selesai pengobatan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter, untuk anak 3 tahun dengan tinggi yg pendek (-2 sd -3 sd), dan memiliki riwayat atopi, suplemen apa saja yg sebaiknya...
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 25 November 2024, 14:04
Status gizi anak usia lebih dari 5 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanya. Saya masih suka bingung sama cara pengukuran status gizi anak yg lebih dari 5 tahun. Kan kalo anak yg di bawah 5 tahun itu dia pake...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.