Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ) general_alomedika 2023-08-16T15:24:44+07:00 2023-08-16T15:24:44+07:00
Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Oleh :
drg.Rosalina Intan Saputri, MSc
Share To Social Media:

Diagnosis dislokasi temporomandibular joint/TMJ atau dislokasi mandibula umumnya jelas dengan rahang yang tetap terbuka, nyeri preaurikular, dan terpalpasinya kondilus mandibula. Hal utama yang harus diidentifikasi pada dislokasi TMJ adalah patensi jalan napas dan apakah ada cedera lain yang menyertai dislokasi. Pemeriksaan penunjang, seperti CT scan maxillofacial maupun foto polos, dilakukan bila klinis tidak jelas atau ingin mengeksklusi fraktur/cedera lainnya.[1,3,4,6,12]

Klasifikasi Dislokasi TMJ

Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi subluksasi dan luksasi. Dislokasi TMJ yang reducible atau subluksasi biasanya dapat kembali ke posisi normal/reduksi secara spontan. Dislokasi TMJ irreducible atau luksasi tidak dapat kembali secara spontan. Dislokasi TMJ irreducible kemudian dibagi lebih lanjut menjadi akut dan kronis.

Berdasarkan onsetnya, dislokasi TMJ dibagi menjadi akut dan kronis. Dislokasi TMJ akut biasanya terjadi karena trauma atau gerakan membuka rahang yang ekstrim. Dislokasi TMJ akut bersifat isolated dan umumnya dapat ditata laksana dengan reduksi manual, dengan atau tanpa anestesi atau muscle relaxants. Sementara itu, dislokasi TMJ dikatakan kronis (prolonged) bila sudah melebihi 72 jam.[3,4,6,7]

Dislokasi TMJ akut maupun kronis yang terjadi berulang disebut dislokasi TMJ rekuren (recurrent dislocation). Dislokasi TMJ rekuren biasanya disebabkan karena hipermobilitas dari sendi, fossa mandibula yang terlalu rendah, atau joint capsule laxity.[3,4,6]

Anamnesis

Gejala kardinal dari dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah kemampuan oklusi yang terganggu atau kesulitan untuk menutup mulut dan mengatupkan rahang. Keluhan dapat disertai rasa nyeri, terutama di preaurikular. Kesulitan menutup mulut juga dapat diikuti dengan keluhan bicara yang tidak jelas dan air liur yang terus keluar (drooling).[1,4,6]

Anamnesis pasien dengan dislokasi TMJ juga harus meliputi riwayat trauma. Apabila pasien memiliki riwayat trauma, mekanisme terjadinya trauma perlu ditanyakan. Pasien dengan dislokasi TMJ ke superior sering disertai dengan fraktur fossa glenoid dan dislokasi kondilus mandibula ke bagian medial basis cranii. Pasien perlu ditanyakan mengenai gangguan terkait saraf kranial VII dan VIII, dan defisit neurologis lainnya.[1–3,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada dislokasi TMJ diawali dengan identifikasi patensi jalan napas dan adanya jejas/cedera bagian lain, terutama area maxillofacial yang menyertai. Pada beberapa kondisi, dislokasi TMJ dapat disertai dengan fraktur/cedera maxillofacial yang dapat mengancam nyawa.

Pemeriksaan fisik dislokasi TMJ dilanjutkan dengan inspeksi, serta pemeriksaan fungsional terhadap gerakan aktif dan gerakan terbatas rahang. Gerakan tersebut antara lain gerakan menutup rahang, deviasi mandibula, dan gerakan protrusi dari dagu.[1,4,6,12]

Inspeksi

Pada inspeksi dapat diidentifikasi rahang yang tetap terbuka, protrusi, dan sulit digerakkan. Keadaan ini dapat disertai deviasi mandibula menjauhi area yang terkena, terutama pada dislokasi TMJ satu sisi. Pada dislokasi bilateral, rahang dapat membuka dengan tetap sejajar midline tanpa deviasi. Selain itu, dapat terlihat kemerahan dan edema di area preaurikular.[1,4,6,12]

Palpasi

Pada palpasi, dapat teraba indentasi pada bagian TMJ yang mengalami dislokasi. Processus condylaris (kondilus mandibula) yang normalnya tidak teraba dapat terapa pada dislokasi TMJ. Pada dislokasi TMJ superior dapat teraba indentasi pada area preaurikular dan temporal.

Palpasi juga dilakukan pada otot mastikasi. Selain itu, palpasi juga dilakukan dengan mendeteksi kekosongan (emptiness) dari soket TMJ atau struktur tulang dari kondilus.[1,4,6]

Pemeriksaan Fisik Lainnya

Dislokasi TMJ ke arah superior pada beberapa kondisi dapat disertai fraktur dan kelainan saraf kranial VII dan VII. Pada kondisi ini, perlu dilakukan pemeriksaan saraf kranial, serta identifikasi kondisi berbahaya lainnya, seperti kebocoran cairan serebrospinal (CSF), dan defisit neurologis yang berhubungan dengan kelainan intrakranial.[12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang dapat menjadi penyebab maupun kelainan penyerta dari dislokasi TMJ adalah fraktur maxillofacial dan infeksi.

Fraktur

Fraktur mandibula atau fraktur kondilus adalah salah satu penyebab dislokasi TMJ yang dapat juga terjadi bersamaan dengan dislokasi TMJ. Hal ini perlu dievaluasi pada pasien yang mengalami keluhan serupa dislokasi TMJ dengan riwayat trauma sebelum awitan gejala, seperti trauma kendaraan bermotor, olahraga dengan kontak fisik, ataupun jatuh.[1,6]

Infeksi

Beberapa infeksi seperti epiglotitis, abses retrofaringeal, atau abses peritonsilar juga memiliki ciri klinis yang dapat menyerupai dislokasi TMJ, antara lain air liur menetes (drooling), trismus, dan nyeri tenggorokan atau leher. Infeksi daerah maxillofacial ini dapat dibedakan dengan dislokasi TMJ dengan tanda infeksi dan inflamasi yang lebih jelas, seperti eritema, tanda sekret purulen, dan adanya undulasi saat palpasi, yang tidak didapatkan pada dislokasi TMJ.[1,6]

Diagnosis Banding Lain

Pada pasien yang tidak dapat membuka mulut secara normal, disfungsi TMJ, acute closed locking TMJ meniscus, atau reaksi distonik (seperti tetanus) juga dapat didiagnosis banding dengan dislokasi TMJ. Akan tetapi, dislokasi TMJ dapat dibedakan dari kondisi-kondisi ini dengan klinis yang khas, yaitu membukanya rahang secara tetap dan sulit digerakkan, nyeri preaurikular, serta terpalpasinya kondilus mandibula yang tergeser/terlepas dari fossa glenoid.[1,6,12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang hanya direkomendasikan bila klinis belum jelas atau terdapat cedera/fraktur/kecurigaan kondisi patologis lainnya. Pemeriksaan penunjang dapat meliputi CT scan maxillofacial dan foto polos. Pemeriksaan CT scan maxillofacial lebih direkomendasikan daripada foto polos karena superioritasnya dalam mengidentifikasi fraktur. Akan tetapi, bila tidak tersedia, foto polos dapat dipilih.

Pencitraan

Evaluasi dislokasi TMJ dapat memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti radiografi panoramik atau orthopantomography (OPG), CT scan maxillofacial, dan cone beam computed tomography (CBCT). Pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk mengevaluasi kondisi patologis lainnya, seperti fraktur, dan integritas TMJ. Pada pasien pediatrik, radiografi panoramik adalah modalitas pilihan karena tingkat paparan radiasi yang lebih kecil.

MRI umumnya tidak diperlukan untuk evaluasi dislokasi TMJ, tetapi dapat dipertimbangkan pada dislokasi TMJ kronis atau yang mengalami komplikasi, seperti nekrosis iskemik, osteomyelitis, dan pseudoarthrosis. MRI juga dapat dipertimbangkan jika diperlukan evaluasi kapsul sendi TMJ dan ligamen di sekitarnya. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi dislokasi TMJ.[1,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Papoutsis G, Papoutsi S, Klukowska-Rötzler J, Schaller B, Exadaktylos AK. Temporomandibular joint dislocation: a retrospective study from a Swiss urban emergency department. Open Access Emerg Med. 2018;10:171-176. Published 2018 Oct 30. doi:10.2147/OAEM.S174116
2. Jonathan Lomas, Taylan Gurgenci, Christopher Jackson, Duncan Campbell. Temporomandibular dysfunction. Volume 47, Issue 4, April 2018. doi: 10.31128/AFP-10-17-4375. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/april/temporomandibular-dysfunction
3. Liddell A, Perez DE. Temporomandibular joint dislocation. Oral Maxillofac Surg Clin North Am. 2015 Feb;27(1):125-36. doi: 10.1016/j.coms.2014.09.009. PMID: 25483448.
4. Prechel U, Ottl P, Ahlers OM, Neff A. The Treatment of Temporomandibular Joint Dislocation. Dtsch Arztebl Int. 2018;115(5):59-64. doi:10.3238/arztebl.2018.0059
6. Hillam J, Isom B. Mandible Dislocation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549809/
7. Di Paolo C, Costanzo GD, Panti F, Rampello A, Falisi G, Pilloni A, Cascone P, Iannetti G. Epidemiological analysis on 2375 patients with TMJ disorders: basic statistical aspects. Ann Stomatol (Roma). 2013 Mar 20;4(1):161-9. doi: 10.11138/ads.0161. PMID: 23741538; PMCID: PMC3671807.
12. Gottlieb, Michael, and Brit Long. “Managing Temporomandibular Joint Dislocations.” Annals of Emergency Medicine, vol. 80, no. 6, 2022, pp. 539–547, https://doi.org/10.1016/j.annemergmed.2022.05.031

Epidemiologi Dislokasi Temporoma...
Penatalaksanaan Dislokasi Tempor...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Februari 2023, 08:53
Rujukan dokter spesialis untuk kasus dislokasi temporomandibular joint
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat pagi, dokter. Untuk kasus dislokasi temporomandibular joint berulang hingga timbul keluhan nyeri sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis apa ya, dok?...
drg. Annisa Widiandini
Dibalas 20 September 2021, 13:28
Gangguan TMJ (temporomandibular joint) pasca perawatan ortho - Orthodontia Ask The Expert
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
Alo drg. Irvanda, Sp.Ort, pasien datang mengeluhkan sendi rahang kanannya terkadang sering terasa sakit dan ada bunyi saat membuka mulut. Hal ini mulai...
dr.Siti Chasanah Syariatin
Dibalas 28 Januari 2021, 15:15
Reposisi dislokasi TMJ kapan harus masuk kamar operasi - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: dr.Siti Chasanah Syariatin
3 Balasan
Alo dr. Hendra, mohon diskusi.. Kapan dislokasi sendi mandibula harus dilakukan reposisi di dalam kamar operasi? Terimakasih  

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.