Etiologi Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)
Etiologi dislokasi temporomandibular joint/TMJ atau dislokasi mandibula berhubungan dengan berbagai kondisi yang menyebabkan tergeser atau terlepasnya kondilus mandibula dari fossa glenoid tulang temporal. Beberapa faktor risiko untuk dislokasi TMJ adalah obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi distonia, dan penyakit neurodegeneratif.[1–4]
Etiologi
Etiologi dislokasi TMJ paling sering karena membuka mulut terlalu lebar, di mana hal ini berhubungan dengan dislokasi anterior. Etiologi lainnya adalah kelainan anatomi, trauma, dan iatrogenik.
Membuka Mulut terlalu Lebar
Pemicu paling sering dislokasi TMJ adalah gerakan spontan yang berhubungan dengan membuka mulut dengan lebar. Contoh gerakan tersebut adalah tertawa, menguap, menggigit atau makan, muntah, bahkan berteriak atau bernyanyi.[1–4]
Kelainan Anatomi
Kondisi anatomi bagian TMJ yang abnormal, seperti eminensia yang tinggi, bentuk kondilus abnormal, fossa glenoid yang tidak sempurna, dan posisi diskus yang atipikal. Kelainan anatomi ini dapat disebabkan oleh kelainan pada proses pertumbuhan, kondisi posttrauma, atau aktivitas berlebihan pada otot yang melibatkan TMJ.[1–4]
Iatrogenik
Iatrogenik yang berhubungan dengan dislokasi TMJ adalah pembukaan mulut dalam waktu lama atau pembukaan rahang (secara dipaksa) pada pasien dengan tonus otot lemah. Tindakan yang berhubungan dengan dislokasi TMJ, antara lain prosedur dental yang memakan waktu cukup lama (misalnya ekstraksi gigi), intubasi, laringoskopi, prosedur perawatan telinga, hidung, atau tenggorokan, dan endoskopi gastrointestinal.[1–4]
Trauma
Trauma yang dapat diikuti fraktur komponen tulang penyusun TMJ, biasanya terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, maupun olahraga dengan kontak fisik.[1–4]
Lainnya
Distonia otot karena penggunaan obat-obatan, seperti phenothiazine dan metoklopramid, maupun penyakit gangguan neurodegeneratif. Penyakit gangguan neuromuskular yang meningkatkan risiko dislokasi TMJ, seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit Huntington, dan epilepsi, sehingga mengganggu proses pembukaan dan penutupan rahang yang normal.[1–4]
Faktor Risiko
Adapun faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya dislokasi temporomandibular joint (TMJ), antara lain:
-
Congenital joint hyperlaxity, seperti sindrom Marfan
- Kelainan metabolisme kolagen yang menyebabkan joint laxity, seperti ligamentous hyperlaxity, sindrom Ehlers–Danlos, atau Duchenne muscular dystrophy
Overclosure dari rongga mulut pada pasien edentulous atau karena banyak kehilangan gigi yang bisa mempengaruhi posisi kondilus
- Pasien yang pernah mengalami dislokasi TMJ, karena lebih berisiko mengalami rekurensi
- Penggunaan obat-obatan yang menyebabkan distonia otot, seperti phenothiazine dan metoklopramid
- Gangguan neuromuskular dan neurodegeneratif yang berhubungan dengan spasme/distonia otot, seperti distonia oromandibular, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit Huntington, dan epilepsi[1,2,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli