Edukasi dan Promosi Kesehatan Impaksi Gigi
Edukasi dan promosi kesehatan impaksi gigi bertujuan agar masyarakat dapat memahami pentingnya perawatan kesehatan mulut dan gigi, serta tindakan pencegahan impaksi gigi.
Dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko, tanda dan gejala, serta pilihan perawatan yang tersedia, diharapkan lebih banyak individu mampu mengelola dan mencegah efek negatif dari impaksi gigi dengan lebih baik lagi.[1–4]
Edukasi Pasien
Edukasi yang perlu diberikan kepada masyarakat antara lain memberikan pemahaman tentang definisi impaksi gigi Jelaskan kepada masyarakat bahwa impaksi gigi adalah kondisi dimana gigi tidak dapat tumbuh ke dalam posisi normalnya. Gigi yang paling sering mengalami impaksi ini adalah gigi molar ketiga.
Pasien perlu mengetahui risiko terjadinya impaksi gigi. Impaksi gigi paling sering terjadi pada usia 17–25 tahun. Faktor genetika juga dapat memengaruhi predisposisi terhadap impaksi gigi. Variabilitas genetik dapat memengaruhi ukuran rahang, ukuran gigi, dan berimplikasi pada ruang yang tersedia untuk pertumbuhan gigi.
Selain itu, manajemen risiko komplikasi kasus impaksi gigi perlu disampaikan kepada pasien. Untuk itu, dokter gigi perlu memberikan edukasi kepada pasien yang memiliki gigi impaksi untuk memeriksakan dirinya secara berkala ke dokter gigi agar dapat dilakukan observasi pertumbuhan gigi impaksi. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi kemungkinan komplikasi sedini mungkin.[1–4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan pada kasus impaksi gigi adalah memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) secara masif kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan perawatan gigi rutin dan konsultasi dengan dokter gigi secara berkala. Selain itu, konsultasi dan perawatan perlu dilakukan sedini mungkin, terutama saat fase mixed dens (6–14 tahun). Hal ini untuk mengetahui secara dini apakah ada gigi yang mengalami atau berpotensi mengalami impaksi atau tidak.
Pilihan perawatan impaksi gigi yang sudah menimbulkan gejala berupa inflamasi, nyeri, atau infeksi meliputi manajemen nyeri dan inflamasi. Hal ini dilakukan dengan pemberian analgesik dan antibiotik, serta perawatan bedah ortodonti, jika gigi yang mengalami impaksi adalah gigi insisivus, kaninus, atau premolar. Selain itu, perlu dilakukan tindakan ekstraksi gigi, jika gigi impaksi adalah molar ketiga atau gigi lain yang tidak berkorelasi dengan kebutuhan estetik pasien.[1–4]