Prognosis Impaksi Gigi
Prognosis impaksi gigi bergantung pada sejumlah faktor, di antaranya kompleksitas impaksi, perawatan yang diberikan, dan respons individu pasien. Selain itu, dokter perlu memahami potensi komplikasi yang dapat muncul.
Komplikasi
Komplikasi impaksi gigi yang paling sering ditemui adalah perikoronitis. Perikoronitis adalah infeksi pada gingiva yang menutupi mahkota gigi yang mengalami trauma dan biasanya disebabkan oleh mikroorganisme normal rongga mulut. Bagi kebanyakan orang, ada keseimbangan antara mikrobiota mulut dan pertahanan tubuh, tetapi jika pertahanan tubuh terganggu, seperti saat terkena flu atau infeksi saluran pernapasan atas, maka perikoronitis dapat terjadi.[19–24]
Penyakit periodontal lebih mungkin terjadi pada gigi erupsi di dekat gigi impaksi. Dengan adanya impaksi gigi, inflamasi gingiva di sekitar gigi molar kedua selalu terjadi. Hal ini karena permukaan distal gigi terakhir adalah yang paling sulit untuk dibersihkan.
Bakteri dapat masuk ke permukaan akar yang lebih besar melalui lokasi inflamasi sehingga menyebabkan periodontitis. Meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara mulut dan gigi molar ketiga yang terkena dampak, karies gigi masih menjadi komplikasi impaksi gigi.[19–24]
Penyebab umum lainnya seperti debris yang terjebak di bawah operkulum. Infeksi perikoronitis ini dapat terjadi secara ringan, sedang, atau berat. Pada infeksi ringan, hanya akan tampak inflamasi lokal dan rasa nyeri yang minimal. Pada infeksi yang lebih berat, pembengkakan akan menjadi lebih besar, bahkan hingga menyebabkan trismus.[19–24]
Komplikasi lain yang dapat ditemukan adalah resorpsi gigi tetangga. Terkadang, gigi impaksi dapat menyebabkan tekanan yang berlebih pada akar gigi tetangga yang berdekatan sehingga menyebabkan akar gigi tersebut teresorpsi.[19–24]
Selain itu, gigi impaksi dapat juga menyebabkan mandibula rentan mengalami fraktur. Hal ini dapat terjadi karena gigi impaksi menempati ruang yang seharusnya diisi oleh tulang yang memiliki struktur lebih kompak. Jika area tersebut diisi oleh gigi, maka akan melemahkan area tulang tersebut dan membuat rahang menjadi lebih rentan terhadap fraktur.
Komplikasi lainnya adalah kista dentigerous atau keratokista. Ketika gigi impaksi dipertahankan sepenuhnya dalam prosesus alveolar, kantung folikel yang terkait juga akan dipertahankan. Pada umumnya, kantung folikel tersebut akan mempertahankan ukuran aslinya. Namun, terkadang, folikel gigi dapat mengalami degenerasi kistik, menghasilkan kista dentigerous atau keratokista.[19–24]
Prognosis
Prognosis impaksi gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kompleksitas, termasuk arah pertumbuhan, kedalaman impaksi, dan hubungan dengan struktur gigi tetangga. Adanya hambatan anatomis atau jaringan keras yang menghalangi akses gigi dapat memengaruhi tingkat kesulitan penanganan.[19–24]
Faktor kedua adalah respons pasien terhadap perawatan. Prognosis juga dipengaruhi oleh respon pasien terhadap perawatan yang diberikan, termasuk manajemen nyeri, penggunaan antibiotik, dan prosedur ekstraksi. Keberhasilan perawatan dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan umum pasien, termasuk sistem kekebalan tubuh dan respons inflamasi.
Faktor ketiga berkaitan dengan tindakan bedah, jika impaksi gigi harus diekstraksi. Semakin minimal dan semakin cepat tindakan bedah yang dilakukan, maka risiko infeksi menjadi semakin kecil dan prognosis juga akan meningkat.[19–24]