Epidemiologi Karies Gigi
Karies gigi secara epidemiologi merupakan masalah kesehatan rongga mulut yang menjadi beban kesehatan global di mana insidennya diperkirakan sebanyak 36 % dari populasi dunia. Di Indonesia sendiri, prevalensi karies gigi dilaporkan sebanyak 53,2 % di tahun 2017.
Global
Sekitar 36% dari populasi dunia memiliki karies gigi. Karies gigi paling sering ditemukan pada negara-negara Amerika Latin, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Pada populasi bayi sendiri, karies gigi terjadi pada sekitar 9% dari populasi. Selain itu, karies gigi dilaporkan menjadi penyakit kronik paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan jumlah lima kali lebih banyak dibandingkan asma pada anak. Karies gigi merupakan penyebab tersering terjadinya lepasnya gigi susu pada anak-anak.[1,11]
Indonesia
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi karies aktif di Indonesia dilaporkan meningkat, dari 43,4% pada tahun 2010 menjadi 53,2% di tahun 2017. Karies gigi terjadi pada 93% anak pada usia rentang 5-6 tahun.[11,12]
Mortalitas
Karies gigi umumnya tidak berbahaya. Namun, komplikasi karies gigi seperti thrombosis sinus kavernosus dan angina Ludwig (submandibular necrotizing fasciitis) dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa.
Tingkat mortalitas pada pasien trombosis sinus kavernosus yang tidak ditangani adalah sekitar 40% akibat komplikasi seperti stroke, abses otak, atau meningitis. Pada angina Ludwig telah terjadi penurunan tingkat mortalitas pada era pra antibiotik, yaitu lebih dari 50%, menjadi kurang dari 8% setelah ditemukannya antibiotik.[13,14]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri