Penatalaksanaan Kista Dentigerous
Penatalaksanaan kista dentigerous yang dianggap paling baik adalah pengangkatan kista, diikuti dengan ekstraksi gigi yang terkait. Operasi pengangkatan kista ukuran kecil dilakukan dengan metode enukleasi, sedangkan kista berukuran besar dilakukan marsupialisasi.[19-23]
Enukleasi
Enukleasi adalah prosedur pengangkatan kista secara keseluruhan beserta dindingnya. Prosedur ini dilakukan pada kista dentigerous berukuran kecil.
Marsupialisasi
Marsupialisasi digunakan untuk menangani kista dentigerous ukuran besar, di mana kista dibuka dan dihubungkan dengan rongga mulut melalui pembuatan saluran. Tindakan ini memungkinkan dekompresi kista, dengan mengurangi ukuran defek pada tulang. Kista kemudian dapat diangkat kemudian pada waktu yang ditentukan, dengan prosedur bedah yang lebih ringan.
Ekstraksi Gigi
Ekstraksi gigi yang terkait kista merupakan perawatan yang harus dipertimbangkan, setelah prosedur enukleasi atau marsupialisasi. Namun, jika kista dentigerous sudah mengakibatkan pergeseran gigi yang signifikan sehingga ekstraksi sulit untuk dilakukan, maka pilihan perawatan dengan menggunakan alat ortodontik menjadi salah satu pilihan untuk membantu gigi tersebut erupsi.
Setelah dilakukan operasi pengangkatan kista, dokter gigi harus melakukan evaluasi dalam beberapa minggu pasca operasi untuk memastikan penyembuhan intraoral dan ekstraoral yang baik.[19-23]
Bone Graft
Pada kasus kista dentigerous yang telah menyebabkan kehilangan tulang secara masif, salah satu perawatan yang dianggap terbaik untuk melakukan regenerasi tulang adalah bone graft. Wushou et al mengungkapkan kegunaan bone graft untuk mengatasi defek pasca enukleasi kista dentigerous.[19]
Pada laporan ini, 18 pasien kista dentigerous pada molar ketiga dilakukan enukleasi disertai ekstraksi gigi terkait, yang kemudian dilanjutkan dengan bone graft autogenous dengan memanfaatkan gigi yang telah diekstraksi dan perekat fibrin autogenous. Pengamatan kemudian dilakukan hingga 6 bulan setelah operasi. Hasil studi menunjukkan bahwa seluruh pasien menunjukkan penyembuhan luka primer, yang diikuti dengan osifikasi yang sangat baik.[19]