Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Maloklusi annisa-meidina 2024-05-20T11:07:46+07:00 2024-05-20T11:07:46+07:00
Maloklusi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Maloklusi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang maloklusi atau malocclusion harus mencakup informasi bahwa maloklusi yang parah dan tidak ditangani bisa menyebabkan masalah mastikasi, masalah artikulasi, dan gangguan psikososial. Hal ini terutama dijelaskan pada orang tua yang mempunyai anak dengan maloklusi karena maloklusi yang parah berisiko memengaruhi tumbuh kembang anak.

Dokter gigi juga perlu menjelaskan bahwa kasus maloklusi yang tidak ditangani berisiko menyebabkan komplikasi seperti karies dan penyakit periodontal. Akan tetapi, karena kemampuan pasien di Indonesia untuk mendapatkan perawatan maloklusi masih cukup terbatas (karena biayanya yang tinggi), dokter gigi juga harus menjelaskan bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut meskipun mengalami maloklusi.[9,19]

Edukasi Pasien

Mayoritas kasus maloklusi bersifat ringan dan tidak memerlukan perawatan spesifik. Namun, pada kasus maloklusi yang parah, pasien dapat mengalami kerusakan pada gigi seperti karies, luksasi, dan bahkan kehilangan gigi.[9,19]

Bila kasus maloklusi yang terjadi merupakan kondisi yang menyebabkan premature contact, pasien juga berisiko mengalami kerusakan jaringan periodontal di area gigi yang berkontak dan bahkan dapat mengalami kelainan temporomandibular joint.[9,19]

Bila kasus maloklusi ringan, edukasi yang dapat diberikan kepada pasien adalah teknik peningkatan kesehatan gigi mulut. Hal ini meliputi edukasi tentang frekuensi menyikat gigi, teknik menyikat gigi yang benar, dan teknik penggunaan obat kumur, dental floss, dan sikat lidah. Dental floss terutama perlu digunakan pada bagian maloklusi yang paling parah, untuk menghindari menumpuknya sisa makanan di area tersebut.[9,19]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dokter gigi dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara untuk mengidentifikasi maloklusi secara dini dengan metode self-diagnosed. Dengan deteksi maloklusi sejak dini, masyarakat bisa mencari perawatan orthodonti interseptif secepat mungkin, terutama untuk pasien anak-anak.[9,19]

Perawatan maloklusi yang dilakukan selama proses pertumbuhan dan perkembangan pasien masih berlangsung mempunyai opsi yang lebih banyak dan bervariasi daripada perawatan saat masa pertumbuhan dan perkembangan sudah berhenti.[9,19]

Referensi

9. Farani W, et al. Prevalensi Maloklusi Anak Usia 9-11 Tahun di SD IT Insan Utama Yogyakarta. Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva. 2021;10(1):26–31. doi: 10.18196/di.v10i1.7534
19. Maruo IT. Class II division 2 subdivision left malocclusion associated with anterior deep overbite in an adult patient with temporomandibular disorder. Dental Press J Orthod. 2017;22(4):102–112. doi: 10.1590/2177-6709.22.4.102-112.bbo

Prognosis Maloklusi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.