Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Maloklusi annisa-meidina 2024-02-21T14:44:55+07:00 2024-02-21T14:44:55+07:00
Maloklusi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Maloklusi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, maloklusi atau malocclusion di seluruh dunia mempunyai prevalensi sekitar 56%. Maloklusi pada anak-anak dan remaja merupakan suatu kondisi yang sangat lazim di seluruh dunia. Bahkan, maloklusi dipercaya terjadi pada satu dari setiap dua anak di seluruh dunia.[8-10]

Global

Secara global, prevalensi maloklusi pada segala kelompok umur adalah sekitar 56%. Tidak ada perbedaan prevalensi yang bermakna antara pria dan wanita. Prevalensi tertinggi maloklusi adalah di Afrika (81%), diikuti oleh Eropa (71%), Amerika (53%), dan terakhir adalah Asia (48%).[8-10]

Secara global, kelompok usia dengan prevalensi maloklusi tertinggi adalah usia awal anak-anak, dengan persentase sebesar 54%. Tidak ada penurunan signifikan seiring dengan peningkatan usia anak. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar anak yang memiliki kondisi maloklusi pada periode gigi desidui juga akan memiliki maloklusi saat periode gigi permanen.[8-10]

Secara keseluruhan, overjet dapat ditemukan pada sekitar 30% anak-anak di seluruh dunia. Sementara itu, overbite dapat ditemukan pada 69,5% anak dalam periode gigi desidui dan 64,5% dalam periode gigi permanen. Pada orang dengan overbite, kondisi deep bite lebih sering ditemukan daripada open bite.[8-10]

Pergeseran midline ditemukan pada 27% anak dalam periode gigi susu dan 28% dalam periode gigi permanen. Sementara itu, kejadian scissor bite dan crowding meningkat cukup signifikan saat gigi susu berganti ke gigi permanen, yaitu 0,4% menjadi 5% untuk scissor bite dan 16% menjadi 39% untuk crowding.[8-10]

Ada 2 jenis maloklusi yang mengalami penurunan prevalensi seiring pergantian periode gigi menjadi gigi permanen, yaitu diastema sentral dan crossbite posterior. Diastema sentral mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 35% pada periode gigi desidui menjadi 5% pada periode gigi permanen. Sementara itu, crossbite posterior menurun dari 14% menjadi 7%.[8-10]

Indonesia

Di Indonesia, prevalensi maloklusi diperkirakan tinggi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa prevalensi maloklusi di Indonesia berada di sekitar angka 80%, jauh lebih tinggi dibanding rerata global (56%) ataupun Asia (48%). Dari seluruh kejadian maloklusi tersebut, prevalensi maloklusi Angle kelas 1 adalah sebesar 40%, kelas 2 sebesar 46%, dan kelas 3 sebesar 14%. Pria yang memiliki maloklusi sekitar 59,8%, sementara wanita berada di sekitar angka 40,2%.[8-10]

Mortalitas

Tidak ada hubungan langsung antara maloklusi dan mortalitas. Namun, jika maloklusi disertai hilangnya gigi, kerusakan jaringan periodontal parah, dan kebersihan mulut yang buruk, ada kemungkinan untuk terjadinya endokarditis.[8-10]

Selain itu, suatu penelitian di Jepang menunjukkan adanya hubungan antara maloklusi dan hilangnya ADL (Activity of Daily Living) pada pasien ICU. Maloklusi juga berkaitan dengan kejadian delirium pada lansia yang berusia >65 tahun. Saat masuk ke ICU, pasien dengan maloklusi akan memiliki kondisi yang cenderung lebih buruk daripada pasien tanpa maloklusi.[8-10]

Referensi

8. Alhammadi MS, et al. Global distribution of malocclusion traits: A systematic review. Dental Press J Orthod. 2018;23(6):e1–e10. doi: 10.1590/2177-6709.23.6.40.e1-10.onl
9. Farani W, et al. Prevalensi Maloklusi Anak Usia 9-11 Tahun di SD IT Insan Utama Yogyakarta. Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva. 2021;10(1):26–31. doi: 10.18196/di.v10i1.7534
10. Lombardo G, et al. Worldwide prevalence of malocclusion in the different stages of dentition: A systematic review and meta-analysis. Eur J Paediatr Dent. 2020;21(2):115–122. doi: 10.23804/ejpd.2020.21.02.05

Etiologi Maloklusi
Diagnosis Maloklusi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.