Prognosis Maloklusi
Prognosis maloklusi atau malocclusion umumnya mempertimbangkan apakah hasil perawatan maloklusi bisa bersifat permanen dan apakah ada risiko relapse gigi kembali ke posisi semula seperti sebelum perawatan.[1-2]
Prognosis maloklusi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti tingkat keparahan maloklusi, tingkat kesehatan gigi dan mulut pasien secara umum, tingkat kepatuhan pasien untuk kontrol selama perawatan, dan tingkat kepatuhan pasien menggunakan retainer setelah perawatan. Faktor tumbuh kembang pasien, misalnya apakah pasien masih berada dalam masa tumbuh kembang dan apakah ada gigi yang masih akan erupsi, juga memengaruhi prognosis.[1,2]
Komplikasi
Kasus maloklusi gigi yang parah dan tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan mastikasi yang mungkin berujung pada gangguan pencernaan. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami gangguan artikulasi, disfungsi temporomandibular joint (TMJ), karies, penyakit periodontal, obstructive sleep apnea, dan gangguan psikososial akibat penurunan kepercayaan diri.[1,2]
Komplikasi juga mungkin terjadi akibat perawatan maloklusi, misalnya disharmoni otot yang mengganggu pergerakan rahang ataupun iritasi mukosa intraoral akibat piranti orthodontik yang digunakan. Pasien juga mungkin mengalami kesulitan berbicara atau mengunyah selama perawatan berlangsung, resorbsi akar, dan kelainan TMJ.[1,2]
Pemeliharaan higienitas oral yang kurang baik saat memakai piranti orthodontik dapat menyebabkan penumpukan plak dan sisa makanan pada piranti tersebut. Hal ini dapat menyebabkan food impaction, gingivitis, karies, atau bahkan periodontitis.[1,2]
Prognosis
Tingkat keparahan maloklusi berkorelasi secara negatif dengan prognosis. Semakin parah suatu maloklusi, semakin buruk pula prognosisnya. Namun, tingkat kesehatan gigi dan mulut pasien secara umum juga memengaruhi prognosis. Jika kondisi rongga mulut pasien terlalu buruk (ada gingivitis, periodontitis, penumpukan plak dan kalkulus, atau karies), dokter gigi harus memperbaiki kesehatan rongga mulut terlebih dahulu untuk meningkatkan prognosis perawatan maloklusi.[1,2]
Tingkat kooperativitas pasien juga memainkan peran penting dalam peningkatan hasil perawatan maloklusi. Perawatan maloklusi merupakan perawatan yang membutuhkan biaya mahal, waktu lama, dan komitmen besar dari pasien dalam setiap prosesnya.[1,2]
Dua hal yang harus diperhatikan adalah tingkat kepatuhan pasien untuk kontrol selama perawatan dan kepatuhan penggunaan retainer setelah perawatan berakhir. Semakin tinggi kepatuhan pasien untuk kontrol, semakin mudah tujuan dan durasi perawatan yang diharapkan tercapai. Sementara itu, penggunaan retainer mencegah kemungkinan relapse setelah perawatan maloklusi berakhir.[1,2]