Etiologi Maloklusi
Etiologi maloklusi atau malocclusion dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi Graber untuk memudahkan dokter gigi memahami dan menghubungkan maloklusi dengan faktor etiologi yang mendasarinya, yaitu faktor umum dan faktor lokal.[3-7]
Faktor umum terdiri dari faktor kongenital, faktor herediter, dan faktor lingkungan saat masa kehamilan (prenatal dan postnatal). Faktor umum juga mencakup predisposisi metabolisme dan penyakit pada masa kehamilan, seperti ketidakseimbangan endokrin, kelainan metabolisme, dan penyakit infeksius (polio).[3-7]
Faktor umum juga mencakup defisiensi nutrisi pada ibu hamil yang ikut memengaruhi kondisi janin atau defisiensi nutrisi pada saat bayi. Defisiensi ini memengaruhi pola tumbuh kembang gigi. Selain itu, faktor umum juga mencakup kebiasaan buruk saat bayi hingga usia anak-anak, seperti mengisap jempol, tongue thrust, tongue sucking, menggigit bibir dan kuku, serta bernapas lewat mulut. Penyimpangan fungsional karena faktor psikogenetik dan bruksisme serta trauma fisik juga berperan.[3-7]
Faktor lokal mencakup anomali jumlah gigi (supernumerary teeth dan missing teeth), anomali ukuran gigi (makrodontia dan mikrodontia), ataupun anomali bentuk gigi (peg shape dan conical shape).[3-7]
Frenulum labialis letak tinggi, premature loss atau prolonged retention gigi desidui, erupsi gigi permanen terlambat, dan urutan erupsi gigi permanen yang tidak sesuai juga merupakan faktor lokal. Selain itu, ankilosis, karies yang menyebabkan hilangnya gigi, dan restorasi dental yang tidak baik juga berperan sebagai faktor lokal.[3-7]