Edukasi dan Promosi Kesehatan Temporomandibular Joint Disorder (TMD)
Edukasi dan promosi kesehatan temporomandibular Joint Disorder (TMD) perlu diberikan kepada penderita untuk mencegah terjadi perkembangan tahap penyakit dan komplikasi.
Edukasi Pasien
Edukasi yang harus diberikan kepada pasien TMD adalah:
- Perkembangan tahap penyakit beserta dengan tanda dan gejalanya
- Pilihan penatalaksanaan yang meliputi teknik noninvasif, minimal invasif, dan invasif
- Efek samping teknik penatalaksanaan, baik efek samping obat nonsteroid anti inflammatory drugs (NSAID) dan muscle relaxant, maupun efek samping pelumas sendi yang digunakan
- Gejala dan tanda penyakit yang harus diperiksakan ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis bedah mulut[4,21]
Pasien TMD harus diberikan beberapa rekomendasi modifikasi gaya hidup untuk mencegah perkembangan TMD, di antaranya mengelola stress, mengubah kebiasaan makan, dan melakukan latihan manual mandiri untuk menambah lebar pembukaan mulut maksimal.[7,19]
Pasien diharapkan kontrol ke dokter gigi pada bulan ke-6 dan ke-12 pasca penatalaksanaan. Saat kontrol dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti CT scan, MRI, atau rontgen panoramik.[2,21]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian TMD adalah edukasi kepada populasi sehat mengenai etiologi penyakit yang harus dihindari. TMD dapat disebabkan oleh trauma, parafungsi, oklusi yang tidak stabil, kelebihan beban fungsional, maloklusi gigi, dan peningkatan gesekan sendi. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah proses degeneratif seperti osteoartritis.[8,19]
Pola konsumsi diet makanan dan kebiasaan rahang yang berpotensi menyebabkan kelainan perlu dideteksi secara dini agar dapat dilakukan modifikasi. Kebiasaan yang harus dihindari misalnya menggigit dengan keras, bruksisme, dan mengatupkan kedua rahang dengan keras.[8,19]