Etiologi Temporomandibular Joint Disorder (TMD)
Etiologi Temporomandibular Joint Disorder (TMD) masih diperdebatkan, tetapi teori yang diterima saat ini adalah multifaktorial dan biopsikososial. Terdiri dari faktor inisiasi, predisposisi, riwayat trauma, hingga studi terbaru yang mengungkap peran faktor genetik.[1]
Etiologi
Faktor yang dianggap sebagai penyebab TMD adalah trauma, parafungsi, oklusi yang tidak stabil, kelebihan beban fungsional, maloklusi gigi, dan peningkatan gesekan sendi. Namun, dari masing-masing faktor penyebab tersebut masih terdapat kontroversi karena kurangnya bukti hubungan sebab akibat. Faktor-faktor tersebut ditemui bersamaan pada satu penderita sehingga memberikan asumsi TMD merupakan kelainan yang memiliki penyebab multifaktorial.[4]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dipercaya menyebabkan TMD adalah proses degeneratif dan genetik.
Degeneratif
Proses degenerasi meningkat pada lansia, terutama yang mengalami osteoarthritis. Proses ini dimulai dengan kapasitas remodeling sendi yang sudah terlampaui setelah menerima beban tertentu. Kemudian, terdapat perubahan bentuk dan ukuran pada sendi temporomandibular, di mana fossa semakin pipih, artikular prominensia semakin rata, volume kondilus menurun, serta diskus menebal. Kondisi ini berpotensi menyebabkan nyeri sendi temporomandibular.[4]
Proses degeneratif disebabkan oleh penurunan kapasitas adaptif sendi akibat menerima tekanan fisik yang berlebihan dan terus menerus. Perubahan degeneratif ini berkorelasi dengan gangguan pada diskus sendi temporomandibular.[4]
Genetik
Sejak awal tahun 2000-an, diungkapkan fakta bahwa faktor genetik ikut berperan dalam kejadian TMD. Beberapa penelitian melaporkan wanita dengan polimorfisme reseptor estrogen memiliki kemungkinan 2−3 kali lipat menderita TMD dibandingkan wanita tanpa polimorfisme. Selain itu, TMD juga dikaitkan dengan polimorfisme gen metalloproteinase.[1]
Penelitian-penelitian lain menyebutkan bahwa nyeri pada TMD dimediasi oleh beberapa mekanisme yang berbeda, yaitu sensitisasi sentral, neuroplastisitas, peptida kalsitonin terkait gen tertentu, dan haplotipe yang berbeda dari pengkodean gen catecholamine-O-methyltransferase.[1]