Penatalaksanaan Temporomandibular Joint Disorder (TMD)
Penatalaksanaan Temporomandibular Joint Disorder (TMD) disesuaikan dengan etiologinya yang sangat variatif. Secara garis besar, penatalaksanaan TMD dibagi menjadi teknik noninvasif, minimal invasif, dan invasif.[1,10]
Teknik Noninvasif
Teknik noninvasif yang paling umum diterapkan adalah terapi fisik, occlusal splint/adjustment, dan farmakologi.
Terapi Fisik
Terapi fisik dapat menggunakan mekanisme elektrofisika, ultrasound, atau laser. Terapi elektrofisika adalah stimulasi saraf dengan aplikasi listrik transkutan, atau transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), ultrasound, atau laser.[2,11]
Selain itu, dapat dengan latihan manual untuk meningkatkan rentang pembukaan mandibula sehingga akan meredakan nyeri sendi dan otot-otot pengunyahan/mastikasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa latihan manual memiliki efektivitas lebih tinggi daripada terapi TENS.[4,12]
Terapi Occlusal Splint/Adjustment
Alat occlusal splint/adjustment bekerja untuk memberikan keseimbangan oklusi sehingga beban pada sendi temporomandibular berkurang. Alat ini digunakan untuk mencapai posisi gigitan paling stabil dan paling tidak menimbulkan trauma pada sendi temporomandibular. Tujuan akhir perawatan ini adalah untuk meminimalkan nyeri sendi dan otot pengunyahan dengan membangun stabilitas.[4,10]
Terapi Farmakologi
Obat yang biasanya diberikan adalah nonsteroid anti inflamation drugs (NSAID) untuk TMD ringan dan sedang, serta obat muscle relaxant untuk TMD berat. Namun, seringkali obat muscle relaxant dikombinasi dengan NSAID. Contoh obat NSAID di antaranya ibuprofen, diklofenak, dan meloxicam, sedangkan contoh obat relaksan otot adalah eperison.[1,4]
Teknik Minimal Invasif
Teknik minimal invasif untuk terapi TMD meliputi terapi injeksi intrakapsular, artrocentesis, dan artroskopi.[8]
Injeksi Intracapsular
Injeksi kortikosteroid dan natrium hyaluronate ke dalam kapsul sendi bertujuan untuk meringankan gejala osteoarthritis. Meskipun demikian, beberapa penelitian menyebutkan bahwa metoda ini hanya efektif untuk masa awal TMD.[13]
Artrocentesis dan Artroskopi
Artrosentesis dan artroskopi dilakukan dengan membuka kapsul sendi dan pemberian pelumas pada permukaan artikular sehingga dapat mereduksi inflamasi.[4,8]
Metode ini efektif dalam mengurangi nyeri secara signifikan untuk jangka pendek. Sedangkan efek untuk jangka panjang masih perlu dibuktikan melalui berbagai penelitian.[4,14]
Teknik Invasif
Pada kasus TMD berat, khususnya yang sudah memberikan hasil negatif terhadap penatalaksanaan noninvasif maupun minimal invasif, diperlukan perawatan lanjutan. Perawatan lanjutan merupakan teknik invasif, yaitu operasi pembukaan sendi temporomandibular untuk mengembalikan gerakan mandibula seperti sedia kala, dan untuk mengurangi nyeri orofasial.[4,15]
Terdapat beberapa jenis pilihan penatalaksanaan invasif, yaitu disektomi, reshaping atau rekonstruksi permukaan artikular, dan implan bahan autologus atau aloplastik. Pilihan paling invasif yang dapat dilakukan adalah melakukan penggantian sendi total. Metode ini dipilih apabila telah terjadi degenerasi sendi secara masif, dan nyeri orofasial yang parah.[4,8]