Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Temporomandibular Joint Disorder (TMD) general_alomedika 2023-07-24T13:46:20+07:00 2023-07-24T13:46:20+07:00
Temporomandibular Joint Disorder (TMD)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Temporomandibular Joint Disorder (TMD)

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan Temporomandibular Joint Disorder (TMD)  disesuaikan dengan etiologinya yang sangat variatif. Secara garis besar, penatalaksanaan TMD dibagi menjadi teknik noninvasif, minimal invasif, dan invasif.[1,10]

Teknik Noninvasif

Teknik noninvasif yang paling umum diterapkan adalah terapi fisik, occlusal splint/adjustment, dan farmakologi.

Terapi Fisik

Terapi fisik dapat menggunakan mekanisme elektrofisika, ultrasound, atau laser. Terapi elektrofisika adalah stimulasi saraf dengan aplikasi listrik transkutan, atau transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), ultrasound, atau laser.[2,11]

Selain itu, dapat dengan latihan manual untuk meningkatkan rentang pembukaan mandibula sehingga akan meredakan nyeri sendi dan otot-otot pengunyahan/mastikasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa latihan manual memiliki efektivitas lebih tinggi daripada terapi TENS.[4,12]

Terapi Occlusal Splint/Adjustment

Alat occlusal splint/adjustment bekerja untuk memberikan keseimbangan oklusi sehingga beban pada sendi temporomandibular berkurang. Alat ini digunakan untuk mencapai posisi gigitan paling stabil dan paling tidak menimbulkan trauma pada sendi temporomandibular. Tujuan akhir perawatan ini adalah untuk meminimalkan nyeri sendi dan otot pengunyahan dengan membangun stabilitas.[4,10]

Terapi Farmakologi

Obat yang biasanya diberikan adalah nonsteroid anti inflamation drugs  (NSAID) untuk TMD ringan dan sedang, serta obat muscle relaxant untuk TMD berat. Namun, seringkali obat muscle relaxant dikombinasi dengan NSAID. Contoh obat NSAID di antaranya ibuprofen, diklofenak, dan meloxicam, sedangkan contoh obat relaksan otot adalah eperison.[1,4]

Teknik Minimal Invasif

Teknik minimal invasif untuk terapi TMD meliputi terapi injeksi intrakapsular, artrocentesis, dan artroskopi.[8]

Injeksi Intracapsular

Injeksi kortikosteroid dan natrium hyaluronate ke dalam kapsul sendi bertujuan untuk meringankan gejala osteoarthritis. Meskipun demikian, beberapa penelitian menyebutkan bahwa metoda ini hanya efektif untuk masa awal TMD.[13]

Artrocentesis dan Artroskopi

Artrosentesis dan artroskopi dilakukan dengan membuka kapsul sendi dan pemberian pelumas pada permukaan artikular sehingga dapat mereduksi inflamasi.[4,8]

Metode ini efektif dalam mengurangi nyeri secara signifikan untuk jangka pendek. Sedangkan efek untuk jangka panjang masih perlu dibuktikan melalui berbagai penelitian.[4,14]

Teknik Invasif

Pada kasus TMD berat, khususnya yang sudah memberikan hasil negatif terhadap penatalaksanaan noninvasif maupun minimal invasif, diperlukan perawatan lanjutan. Perawatan lanjutan merupakan teknik invasif, yaitu operasi pembukaan sendi temporomandibular untuk mengembalikan gerakan mandibula seperti sedia kala, dan untuk mengurangi nyeri orofasial.[4,15]

Terdapat beberapa jenis pilihan penatalaksanaan invasif, yaitu disektomi, reshaping atau rekonstruksi permukaan artikular, dan implan bahan autologus atau aloplastik. Pilihan paling invasif yang dapat dilakukan adalah melakukan penggantian sendi total. Metode ini dipilih apabila telah terjadi degenerasi sendi secara masif, dan nyeri orofasial yang parah.[4,8]

Referensi

1. Durham J, Newton-John TRO, Zakrzewska JM. Temporomandibular disorders. BMJ. 2015;350.
2. Derwich M, Mitus-Kenig M, Pawlowska E. Interdisciplinary approach to the temporomandibular joint osteoarthritis—review of the literature. Med. 2020;56(5):1–22.
4. Murphy MK, MacBarb RF, Wong ME, Athanasiou KA. Temporomandibular Disorders: A Review of Etiology, Clinical Management, and Tissue Engineering Strategies. Int J Oral Maxillofac Implants. 2013;28(6):e393–414.
8. Mercuri LG. Temporomandibular Joint Disorder Management in Oral and Maxillofacial Surgery. J Oral Maxillofac Surg. 2017;75(5):927–30.
10. Balon P, Vesnaver A, Kansky A, Kočar M, Prodnik L. Treatment of end stage temporomandibular joint disorder using a temporomandibular joint total prosthesis: The Slovenian experience. J Cranio-Maxillofacial Surg. 2019;47(1):60–5.
11. Lavinsky D, Lavinsky J, Setogutti ET, Seitenfus Rehm DD, Lavinsky L. The role of magnetic resonance imaging of the temporomandibular joint to investigate tinnitus in adults with temporomandibular joint disorder: A comparative study. Int Arch Otorhinolaryngol. 2020;24(1):E68–72.
12. Kmeid E, Nacouzi M, Hallit S, Rohayem Z. Prevalence of temporomandibular joint disorder in the Lebanese population, and its association with depression, anxiety, and stress. Head Face Med. 2020;16(1):1–11.
13. Ahrari F, Madani AS, Ghafouri ZS, Tunér J. The efficacy of low-level laser therapy for the treatment of myogenous temporomandibular joint disorder. Lasers Med Sci. 2014;29(2):551–7.
14. Peck CC, Goulet JP, Lobbezoo F, Schiffman EL, Alstergren P, Anderson GC, et al. Expanding the taxonomy of the diagnostic criteria for temporomandibular disorders. J Oral Rehabil. 2014;41(1):2–23.
15. Patel AA, Lerner MZ, Blitzer A. IncobotulinumtoxinA Injection for Temporomandibular Joint Disorder: A Randomized Controlled Pilot Study. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2017;126(4):328–33.

Diagnosis Temporomandibular Join...
Prognosis Temporomandibular Join...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.