Diagnosis Torus Palatinus dan Torus Mandibularis
Diagnosis torus palatinus dan torus mandibularis melalui klinis massa dari jaringan tulang pada midline palatum maupun mandibula. Pada kecurigaan keganasan, pemeriksaan penunjang seperti biopsi, radiografi, dan CT scan dapat dipertimbangkan.[1]
Anamnesis
Pada torus palatinus dan mandibularis, pasien mengeluh sering sariawan karena tekanan pengunyahan pada torus. Pasien juga perlu ditanyakan apakah merasa ada benjolan tulang di dalam mulut, di mana lokasinya, onset keluhan, dan usaha mengatasi atau mengurangi keluhan yang timbul. Tanyakan pula seberapa sering luka pada torus muncul dan tindakan apa yang pernah dilakukan untuk mengurangi atau mencegah gejala tersebut.[8,11]
Karena torus dapat berhubungan dengan kondisi medis lain, perlu ditanyakan riwayat penyakit yang mengarah pada penyakit Paget dan Sindrom Gardner, terutama apakah penonjolan tulang juga dirasakan di lokasi lain selain rongga mulut. Selain itu, tanyakan riwayat obat-obatan yang pernah dikonsumsi, riwayat perawatan di rumah sakit, dan riwayat keluarga dengan keluhan serupa.[2,9]
Selain itu, evaluasi apakah kondisi yang dialami mengganggu pasien secara estetik dan fungsional atau tidak. Pada beberapa kasus, torus yang terlalu besar dapat terlihat jika pasien membuka mulut. Selain itu, torus juga dapat menyebabkan retensi makanan yang membuat halitosis.[11]
Pemeriksaan Fisik
Torus adalah pertumbuhan berlebih nodular jinak dari tulang kortikal. Meskipun penampilan klinis tampak sebagai tanda peringatan tumor ganas, biasanya kasus torus palatinus dan mandibularis tidak memerlukan manajemen khusus jika pasien merasa asimtomatik.[6]
Secara klinis, tonjolan tulang ini terletak di garis tengah rahang atas di mana rahang atas menyatu, atau biasa disebut sebagai area midline palatal. Torus palatinus didefinisikan sebagai tulang eksofitik palatum durum sepanjang median sutura palatum, yang melibatkan garis palatina dan tulang palatina.
Selain itu, torus dapat tumbuh di mandibula, biasanya di sisi lingual gigi geraham. Torus mandibularis diamati sebagai tonjolan tulang pada permukaan lingual mandibula, yang sebagian besar terletak di daerah kaninus dan premolar di atas ridge tulang hyoid mandibula.[1]
Torus ini dilapisi oleh jaringan epitel tipis, yang rentan terhadap trauma dan ulkus traumatik. Karena suplai pembuluh darah yang tidak mencukupi, ulkus yang terjadi cenderung sembuh dengan sangat lambat.[4]
Bentuk dan Morfologi Torus
Berdasarkan bentuknya, torus palatinus dapat dibedakan menjadi bentuk datar, gelendong, nodular dan lobular. Ukuran torus palatinus bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong kecil hingga membesar yang dapat menutupi seluruh palatum serta bidang oklusal. Klasifikasi ukuran torus palatinus adalah:
- Kecil: <3 mm
- Sedang: 3-6 mm
- Besar: >6 mm (besar)[1]
Sementara itu, ditinjau dari bentuknya, torus mandibularis dapat dibedakan menjadi soliter unilateral dan bilateral, multipel unilateral dan bilateral, dan gabungan bilateral. Untuk ukuran torus mandibularis, umumnya lebih kecil jika dibandingkan dengan torus palatinus.[1]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari torus palatinus dan mandibularis adalah benjolan yang mungkin saja terjadi pada area tersebut, seperti granuloma, abses, fibroma, fibrosis gingiva, oral neurofibroma, displasia fibrosa, osteoma, penyakit Paget, dan Sindrom Gardner.[5]
Perbedaan torus palatinus dan mandibularis jika dibandingkan dengan granuloma, abses, fibroma, fibrosis gingiva, neurofibroma, dan fibrosis gingiva adalah torus palatinus dan mandibularis memiliki konsistensi yang padat dan keras.
Sementara itu, pada penyakit Paget dan Sindrom Gardner, pertumbuhan tulang tidak wajar (eksostosis) juga akan ditemukan pada tempat lain di tubuh dan seringkali mengarah kepada kondisi maligna.[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus torus palatinus dan mandibularis adalah biopsi, radiografi oral (rontgen oklusal), dan CT Scan untuk mengetahui seberapa jauh pertumbuhan tulang dan menilai potensi keganasan dari massa.
Biopsi
Pada biopsi, spesimen jaringan yang didapatkan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk melihat kehadiran dari sel-sel yang mengarah kepada keganasan. Biopsi ini perlu dilakukan jika penampilan klinis torus sudah sangat besar, sering mengalami trauma, atau ada ulkus yang menetap dan tidak sembuh selama lebih dari 2 minggu.[1]
Pencitraan
Untuk pemeriksaan radiografi oral (oklusal) dan CT Scan, dilakukan jika dicurigai torus dengan ukuran besar menghambat duktus salivarius untuk sekresi. Selain itu, pemeriksaan ini juga perlu dilakukan jika ukuran yang terlalu besar tersebut menimbulkan sleep apnea, yaitu suatu kondisi gangguan tidur yang disebabkan karena pernapasan seseorang berhenti selama beberapa kali saat sedang terlelap.[4]