Penatalaksanaan Glukosuria
Tidak semua pasien glukosuria memerlukan penatalaksanaan. Keputusan untuk penatalaksanaan pasien glukosuria didasarkan pada penyakit yang mendasari, perkembangan gejala spesifik dan perburukan status fungsional.[2,3,5,8]
Perkembangan kondisi klinis yang berbahaya dan penurunan kualitas hidup yang signifikan adalah dua indikasi utama bagi dokter untuk memulai terapi dan intervensi yang disesuaikan dengan penyakit dasar. Terapi nonfarmakologis, seperti modifikasi gaya hidup dan terapi diet, merupakan penatalaksanaan utama yang diberikan pada pasien glukosuria akibat gangguan metabolik seperti diabetes mellitus. Terapi suportif dapat diberikan pada pasien glukosuria yang mengalami komplikasi, seperti dehidrasi dan gangguan asam-basa.[1,3-6,8]
Terapi Nonfarmakologis
Terapi nonfarmakologis yang meliputi modifikasi gaya hidup dan terapi diet merupakan penatalaksanaan utama yang sangat dianjurkan pada kondisi glukosuria, terutama yang terkait dengan diabetes mellitus. Modifikasi gaya hidup yang dianjurkan adalah olahraga teratur dan progresif.[3,5,34]
Terapi diet yang dianjurkan adalah membatasi konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi. Pasien glukosuria juga dianjurkan untuk memiliki jadwal makan yang teratur, tetap mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi konsumsi makanan dan minuman olahan yang memiliki kadar gula dan garam yang tinggi.[3,5]
Perlu dipertimbangkan untuk merujuk pasien glukosuria kepada ahli gizi untuk m konsultasi gizi terkait pengaturan pola makan, jadwal makan, dan jenis serta jumlah makanan yang harus dikonsumsi yang telah disesuaikan dengan kondisi klinis dan indeks massa tubuh (BMI) pasien.[5]
Glukosuria Terkait Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan glukosuria terkait diabetes mellitus adalah dengan terapi nonfarmakologi dan terapi medikamentosa. Terapi nonfarmakologis meliputi modifikasi gaya hidup dan pola diet, sementara terapi medikamentosa yang diberikan adalah obat antidiabetik.[2-5,34]
Pada pasien glukosuria yang terkait dengan diabetes mellitus dan mengalami obesitas, disarankan untuk melakukan target penurunan berat badan sebanyak 5-10% dalam jangka waktu 1 tahun untuk mencegah timbulnya komplikasi.[5]
Terapi Antidiabetik
Golongan obat yang digunakan dalam terapi medikamentosa glukosuria terkait diabetes mellitus sangat bervariasi. Metformin merupakan obat antidiabetes lini pertama yang dapat diberikan dengan dosis awal 500 mg dan diberikan 2 kali sehari. Dosis metformin dapat berkisar antara 1.500-2.550 mg/hari yang terbagi dalam 2-3 kali pemberian.
Terapi insulin merupakan terapi medikamentosa yang dapat diberikan dalam penatalaksanaan glukosuria yang terkait diabetes mellitus tipe I maupun diabetes mellitus tipe II. Dosis pemberian insulin disesuaikan dengan indikasi dan kondisi klinis pasien.[2-5]
Glukosuria Terkait Gangguan Genetik
Penatalaksanaan glukosuria terkait dengan gangguan genetik seperti familial renal glukosuria pada umumnya tidak memerlukan penatalaksanaan yang khusus maupun terapi medikamentosa. Konsultasi dengan ahli nefrologi perlu dipertimbangkan untuk mengkonfirmasi kemungkinan adanya kelainan tubulus proksimal yang lain.[5,8,36]
Suplementasi vitamin D juga dapat diberikan pada kondisi glukosuria yang terkait dengan sindrom Fanconi herediter maupun yang didapat (acquired). Vitamin D yang diberikan berupa 1,25-dihydroxyvitamin D3 atau 1a-hydroxyvitamin D3 untuk meminimalisir gangguan pada renal dan hepar yang sering terjadi pada sindrom Fanconi.[5,8]
Terapi Suportif
Terapi suportif glukosuria diperlukan bagi pasien yang mengalami komplikasi seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan kondisi asidosis metabolik. Manifestasi klinis poliuria pada kondisi glukosuria dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi derajat ringan-sedang maupun berat yang dapat disertai dengan gangguan elektrolit. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penatalaksanaan berupa pemberian cairan dan elektrolit yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
Penatalaksanaan komplikasi asidosis metabolik pada glukosuria adalah dengan memberikan natrium bikarbonat 3-10 mg/kg/hari dalam dosis terbagi. Pemberian fosfat dengan dosis 1-3 g/hari dapat diberikan pada kondisi glukosuria dengan hipofosfatemia. Pemberian fosfat harus dimulai dari dosis yang rendah dan peningkatan dosis dilakukan secara perlahan selama beberapa minggu untuk meminimalisir gejala yang timbul pada gastrointestinal.[5,8,36]