Pendahuluan Ataksia
Ataksia atau ataxia adalah gangguan koordinasi pergerakan otot volunter, yang merupakan temuan klinis dan bukan sebuah diagnosis. Ataksia dapat berhubungan dengan stroke, cedera otak traumatik, tumor otak, alkoholisme, multiple sclerosis, dan berbagai kondisi medis lain.
Secara umum, ataksia disebabkan oleh disfungsi serebelar, gangguan vestibular, atau gangguan input afferent proprioseptif ke serebelum. Ataksia mengakibatkan gangguan koordinasi seperti gerakan yang tidak teratur (disinergia), tremor terminal, dan dismetria.[1,2]
Faktor risiko ataksia adalah cerebral palsy, keganasan, degenerasi, defisiensi vitamin B12, defisiensi vitamin E, serta kelainan genetik. Manifestasi klinis ataksia berupa disartria dengan artikulasi tidak jelas, kontrol napas yang tidak teratur, kesulitan menelan, atau tersedak.
Manifestasi klinis lainnya adalah nistagmus dan gerakan mata yang tidak terkontrol. Pada otot dapat terjadi perubahan bentuk otot yang merusak postur tubuh, serta menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengontrol gerakan.[1,3]
Penatalaksanaan ataksia bergantung pada etiologi yang mendasarinya. Apabila ataksia disebabkan oleh obat–obatan, penghentian obat dapat menghilangkan keluhan. Jika ataksia berhubungan dengan infeksi, terapi suportif serta pemberian antibiotik atau antivirus sesuai indikasi dapat dipertimbangkan. Ataksia yang berkaitan dengan multiple sclerosis, rehabilitasi medik akan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli