Etiologi Ataksia
Etiologi ataksia atau ataxia umumnya melibatkan disfungsi serebelar atau gangguan input afferent vestibular atau proprioseptif ke serebelum.
Ataksia dapat muncul akibat berbagai kondisi medis, misalnya defisiensi vitamin B12, defisiensi vitamin E, multiple sclerosis, stroke, serebelitis, intoksikasi, alcohol use disorder, dan keganasan.[1,4]
Tabel 2. Etiologi Ataksia
Klasifikasi | Penyebab | |
Berdasarkan Waktu | Akut | Stroke, multiple sclerosis, vestibular neuritis, serebelitis |
Subakut | Lesi di fossa posterior, infiltrat meningeal, infeksi HIV, penyakit Creutzfeldt–Jakob, defisiensi vitamin B12, hipotiroid, alkohol | |
Kronik | Meningioma, anomali craniovertebral junction, ataksia Friedreich | |
Episodik | Sindrom ataksia episodik | |
Berdasarkan Distribusi | Ataksia Fokal | Stroke sirkulasi posterior, tumor serebelar primer atau sekunder, abses bakterial, sindrom Dandy–Walker |
Ataksia Simetrik | Intoksikasi alkohol, intoksikasi lithium, sindrom paraneoplastik, serebelitis viral, tabes dorsalis, penyakit prion, ataksia herediter |
Sumber: dr. Muhammad Ridwan, 2020[1,4]
Faktor Risiko
Faktor risiko terkait ataxia berkaitan dengan berbagai hal yang dapat berhubungan dengan gangguan serebelar, sensorik, dan vestibular, yaitu:
- Gangguan metabolik, seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit autoimun, dan tumor otak
- Konsumsi alkohol
- Trauma kepala
- Diet yang menyebabkan defisiensi vitamin B12
- Pengguna obat–obatan, seperti antidepresan dan antiepilepsi, seperti amitriptyline dan carbamazepine
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli