Prognosis Ataksia
Prognosis dan komplikasi ataksia atau ataxia lebih buruk pada ataksia herediter dengan 20–years survival rate mencapai 53% pada 240 anak dengan ataksia telangiektasia. Ataksia yang lebih awal terdiagnosis akan memiliki prognosis yang lebih baik. Treatable ataxia, seperti ataksia terkait defisiensi dan ataksia gluten, juga memiliki prognosis lebih baik.[19,24]
Komplikasi
Komplikasi jantung sering terjadi pada ataksia Friedreich. Pasien memerlukan EKG reguler dan echocardiography untuk mendeteksi perkembangan kardiomiopati. Seiring berkembangnya penyakit, hipertrofi dapat membaik, namun ventrikel kiri menjadi tipis dan melebar. Serum troponin dapat meningkat secara asimtomatik, tanpa adanya aritmia atau sindrom koroner akut.[19,24]
Selain itu, pasien dengan ataksia dapat mengalami nyeri neuropatik kronik, dan spasme otot atau kontraktur terkait spastisitas. Pasien juga mengalami peningkatan risiko jatuh dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan karena kesulitan dalam menjalani aktivitas harian.
Komplikasi lain dapat berupa skoliosis, peningkatan risiko gangguan saluran kemih bawah, disfungsi seksual, disfagia, serta kerentanan terhadap depresi dan gangguan mental lain.[19]
Prognosis
Prognosis pasien ataksia tergantung seringkali lebih buruk pada ataksia yang herediter. Ataksia Friedreich memiliki prognosis lebih buruk karena kemungkinan komplikasi kardiak dan sifatnya yang progresif. Usia rata–rata kematian pada pasien ataksia Friedreich adalah usia 37,5 tahun.
Belum ada data untuk angka harapan hidup pada ataksia jenis lainnya, tetapi ataksia dengan treatable cause diperkirakan memiliki prognosis lebih baik. Pada ataksia yang disebabkan karena intoksikasi obat–obatan, seperti fenitoin, carbamazepine, amitriptyline, dan fenobarbital, penghentian konsumsi obat dapat meredakan gejala yang timbul pada ataxia.[25,26]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli