Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipotensi Ortostatik
Edukasi dan promosi kesehatan terkait hipotensi ortostatik antara lain skrining adanya hipotensi ortostatik pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus tipe 2. Selain itu, lansia berusia 80 tahun ke atas dengan hipertensi juga perlu dilakukan skrining untuk hipotensi ortostatik.[4]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien pada hipotensi ortostatik meliputi suplementasi garam dan cairan untuk menjaga kestabilan kondisi pasien hipotensi ortostatik Selain itu, pada pasien yang mengidap diabetes mellitus, penting untuk mengontrol kadar glukosa darah.[1,5,16]
Konsumsi cairan yang disarankan untuk pasien dengan hipotensi ortostatik adalah sekitar 1,25–2,50 L/hari. Hal ini sangat penting tetapi sering tidak dilakukan terutama pada pasien usia lanjut. Akan tetapi, kebutuhan cairan pada pasien dengan gagal jantung dan penyakit ginjal kronis perlu disesuaikan agar tidak terjadi kelebihan cairan.[1,15,16]
Pada etiologi neurogenik, pasien harus memahami bahwa mereka memiliki kegagalan sistem barorefleks, sehingga kontrol tekanan darah mereka tidak akan normal kembali. Pasien juga perlu diedukasi mengenai faktor yang dapat memperberat hipotensi ortostatik dan bagaimana cara menghindari dan memperbaikinya. Sebagai contoh, keluhan hipotensi ortostatik dapat lebih berat pada pagi hari saat bangun tidur, setelah makan banyak, atau pada cuaca panas.[1,16]
Pasien juga perlu diajari mengenali gejala hipotensi ortostatik, seperti pikiran yang kurang jernih atau merasa lelah saat berdiri. Mereka juga harus diajarkan mengenai teknik perbaikan hipotensi ortostatik mandiri, seperti teknik bolus air, countermaneuvers, dan kompresi vena.[1,15]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terkait hipotensi ortostatik adalah melakukan skrining identifikasi hipotensi ortostatik pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus tipe 2. Lansia berusia 80 tahun ke atas dengan hipertensi juga direkomendasikan untuk skrining identifikasi hipotensi ortostatik. Hal ini merupakan pedoman National Institute for Health and Care Excellence (NICE).
Sedangkan the American Diabetes Association (ADA) menyarankan skrining dilakukan saat diagnosis hipertensi ditegakkan dan setiap kali kontrol walaupun asimtomatik.[4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli