Penatalaksanaan Neuropati Ulnar
Penatalaksanaan neuropati ulnar biasanya didahului dengan terapi konservatif berupa eliminasi postur fleksi atau gerakan fleksi siku berulang. Apabila keluhan tidak berkurang, maka intervensi bedah perlu dipertimbangkan.[11]
Terapi Konservatif
Tata laksana konservatif biasanya dilakukan ketika gangguan yang dirasakan ringan sampai sedang dengan durasi kurang dari 3-6 bulan, tanpa defisit motorik atau ketika penyebab spesifik belum teridentifikasi. Tindakan konservatif mencakup edukasi untuk mengurangi aktivitas yang berisiko, beristirahat, pemakaian wrist atau elbow splint, pemakaian elbow pads, terapi fisik, dan pemberian obat analgesik golongan non-steroid seperti naproxen. [8-11]
Edukasi Pasien
Intervensi yang dilakukan berupa edukasi pasien, modifikasi kebiasaan untuk mengurangi beban mekanis pada saraf ulnaris dan menghindari faktor yang memperberat keluhan seperti trauma berulang, kompresi, atau postur tubuh yang salah. Jika neuropati ulnar disebabkan oleh kegiatan bersepeda, minta pasien istirahat bersepeda terlebih dulu sampai keluhan membaik.[8-11]
Splinting
Splinting dilakukan di malam hari dengan siku flexi 45 derajat dan lengan bawah dalam posisi netral. Splinting seringkali direkomendasikan dengan durasi pemakaian bervariasi dari 1-12 minggu sesuai respon klinis pasien.[8-11]
Intervensi Konservatif Lainnya
Injeksi kortikosteroid masih kontroversial dan tidak tidak dianggap sebagai pilihan utama pada terapi konservatif. Terapi okupasi yang menekankan posisi yang ergonomis saat bekerja juga dapat membantu pemulihan.
Penatalaksanaan konservatif berhasil pada sekitar 50% kasus. Jika penatalaksanaan konservatif tidak berhasil memberikan perbaikan, pembedahan mungkin diperlukan.[8-11]
Pembedahan
Intervensi bedah diindikasikan pada kondisi berikut:
- Gangguan yang dirasakan derajat sedang sampai berat selama setidaknya minimal 2 bulan
- Gagal terapi konservatif setidaknya 3 bulan
- Adanya defisit motorik atau defisit sensorik yang persisten
- Kelemahan otot, denervasi otot, atau atrofi otot intrinsik ulnaris
- Adanya kompresi dari faktor ekstrinsik, misalnya akibat tumor atau kista ganglion
- Adanya otot aksesori hipotenar
- Fraktur, tersering pada distal ulna
- Trombosis arteri ulnaris[9]
Manajemen pembedahan terdiri dari dekompresi saraf saja, dekompresi dengan transposisi anterior saraf ulnaris, atau epikondilektomi medial.[2,10,11]
Dekompresi
Dekompresi terdiri dari pelepasan semua struktur proksimal ke distal yang berpotensi menekan saraf ulnaris.
Pada siku, dekompresi dapat dilakukan pada ligamen brakialis internal, kanal kubital, dan ligamen Osborne. Pada kanal Guyon dilakukan dengan insisi ligamen karpal palmar, palmaris brevis, dan serabut hipotenar serta mengeksplorasi saraf dan arteri ulnaris.
Keuntungan dari dekompresi saraf ulnaris yang sederhana adalah insisinya yang kecil, menggunakan anestesi lokal, dan imobilisasi pasca tindakan tidak terlalu lama. Keterbatasan dari dekompresi saraf ulnaris ini adalah terkadang dekompresi yang dilakukan tidak adekuat, dapat terjadi subluksasi saraf ulnaris, dan risiko kegagalan yang menyebabkan pasien mengalami gangguan motorik dan sensorik lebih lanjut.[2,10,11]
Epikondilektomi
Epikondilektomi medial terdiri dari dekompresi saraf melalui pendekatan yang sama seperti dekompresi saraf terbuka, bersamaan dengan reseksi bagian subperiosteal dari epikondilus medial. Hal ini menyebabkan sedikit translasi anterior saraf dan pemendekan jalurnya selama fleksi siku.
Keuntungan dari epikondilektomi medial yaitu prosedurnya yang relatif sederhana dan epikondilektomi medial membutuhkan lebih sedikit diseksi daripada metode transposisi saraf ulnaris sehingga risiko cedera saraf ulnaris lebih rendah. Keterbatasan dari epikondilektomi medial meliputi nyeri tulang, risiko ketidakstabilan siku, kelemahan otot fleksor-pronator pergelangan tangan, dan pembentukan tulang heterotopik.[10,11]
Transposisi
Transposisi anterior nervus ulnaris dilakukan dengan menggeser saraf ulnaris sehingga melewati bagian depan dari epikondilus medialis untuk mempersingkat jalurnya dan menghilangkan ketidakstabilannya. Keuntungan metode ini adalah pelepasan semua tempat kompresi yang berpotensi dan melindungi saraf ulnaris dalam posisi yang kurang rentan.
Keterbatasannya adalah imobilisasi pasca operasi yang lebih lama, kemungkinan kelemahan otot-otot fleksor dan pronator tangan, dan prosedur ini membutuhkan keterampilan yang baik dari operatornya.[10,11]
Perawatan Pasca Bedah
Pasca operasi, rehabilitasi harus dilakukan. Pemakaian splint direkomendasikan pada pasien dengan nyeri hebat.
Latihan diindikasikan pada pasien pasca operasi yang ditemukan mengalami edema, penurunan mobilitas tangan karena pasien takut menggunakan tangan, dan untuk memperkuat otot tangan. Biasanya, pasien dapat kembali bekerja 6-8 minggu setelah operasi.[9]