Prognosis Neuropati Ulnar
Prognosis neuropati ulnar dapat ditentukan berdasarkan diameter saraf pada ultrasonografi dan kecepatan konduksi yang didapat dari pemeriksaan elektromiografi. Potensi komplikasi dari neuropati ulnar adalah atrofi otot dan rekurensi pasca pembedahan.[11]
Komplikasi
Neuropati ulnar yang berat dan berlangsung lama dapat menyebabkan atrofi dari otot-otot yang dipersarafi. Risiko ini meningkat jika ada gangguan motorik akibat neuropati ulnar.
Selain itu, dapat pula timbul komplikasi akibat tindakan bedah. Rekurensi setelah dilakukan pembedahan dapat terjadi pada kasus dekompresi inkomplit atau adanya jaringan parut perineural. Selain itu, dapat juga terjadi kerusakan saraf di sekitar nervus ulnaris, seperti kerusakan pada saraf kutaneus antebrakial medial yang menyebabkan hiperestesia dan hiperalgesia dari lengan bawah bagian medial.
Telah ada pula laporan kerusakan dari ligamen kolateral medial sebagai komplikasi dari metode transposisi anterior. Prosedur pembedahan juga dapat menyebabkan instabilitas dari siku dan pergelangan tangan. Komplikasi lain pasca operasi yang dapat muncul berupa infeksi pada tempat operasi, tromboflebitis vena lokal, gangguan penyembuhan luka, dan pembentukan keloid.[9]
Prognosis
Diameter saraf yang besar pada pemeriksaan ultrasonografi dan kecepatan konduksi yang menurun pada elektromiografi menunjukkan tingkat keparahan penyakit dan prognosis yang lebih buruk. Meski demikian, 50% kasus neuropati ulnar dilaporkan berespon baik dengan pengobatan konservatif. Pasien yang menjalani pembedahan umumnya mengalami perbaikan dari keluhan.[1,11]