Diagnosis Sindrom Tourette
Diagnosis sindrom Tourette atau Tourette’s syndrome (TS) membutuhkan anamnesis yang detail dan komprehensif, baik autoanamnesis maupun heteroanamnesis, untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan gangguan neurologi dan psikiatri anak. Pemeriksaan neurologis, laboratorium, dan pencitraan umumnya menunjukkan hasil yang normal.[1,4]
TS adalah gangguan perkembangan neurologis yang ditandai dengan gangguan tic vokalis dan motorik. Tic motorik bisa berbentuk gerakan sederhana (misalnya berkedip) atau kompleks (misalnya melompat atau menyentuh sesuatu berulang kali). Demikian juga dengan tic vokalis, bisa secara sederhana (misalnya mengendus, berdehem) atau bersifat kompleks (misalnya mengulang kata atau frase). Pasien merasa lega setelah melakukan gerakan tersebut.[3,4]
Anamnesis
Penggalian anamnesis pada TS harus dilakukan secara detail dan lengkap. Anamnesis harus meliputi riwayat perkembangan, riwayat medis, riwayat terapi termasuk penggunaan zat secara rekreasional atau penyalahgunaan zat adiktif, riwayat sosial dan interpersonal, riwayat pendidikan dan pekerjaan, dan riwayat keluarga. Heteroanamnesis dari sumber yang terpercaya penting untuk membantu menegakkan diagnosis.[4]
Beberapa detail mengenai tic yang harus digali adalah awitan, perjalanan penyakit, jenis gangguan, keparahan, dorongan premonitorik yang mendahului, kemampuan pasien untuk mensupresi, faktor yang memperberat dan memperingan, serta terapi yang telah diberikan. Rekaman video bisa digunakan untuk mengevaluasi tics pada pasien yang tidak menunjukkan manifestasi tics saat pemeriksaan.[1,3,4]
Psikiatri dan Status Mental
Pemeriksaan psikiatri dan status mental juga harus dilakukan. Tic bisa menyebabkan gangguan fungsional dan sosial. Manifestasi tic vokalis pada usia sekolah bisa menyebabkan rasa malu dan isolasi, di mana gejala ini kadang disalahartikan sebagai tindakan tidak sopan.[2,6]
Banyak pasien TS yang memiliki komorbid gangguan psikiatri lain, seperti obsessive compulsive disorder (OCD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan kecemasan, dan depresi, sehingga pada anamnesis perlu ditanyakan gejalanya. Pasien TS dengan komorbid OCD sering memiliki obsesi pada simetri, evening-up, arithmomania/menghitung, dan memerintah. Sementara, pasien dengan OCD murni cenderung memiliki pikiran terhadap kontaminasi.[2,6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien TS termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, serta penilaian dismorfik tubuh, kelainan postur dan cara berjalan, kelainan refleks, dan gangguan pergerakan dengan abnormal involuntary movement scale (AIMS). Pemeriksaan neurologis lengkap dilakukan untuk menyingkirkan kondisi gerakan abnormal lain.[4]
AIMS adalah skala penilaian sistematis untuk menilai tic yang bisa digunakan untuk anak-anak. AIMS terdiri dari 12 skala penilaian untuk mengobservasi gerakan abnormal, seperti gerakan pada wajah dan mulut, ekstremitas, leher, serta masalah dengan gigi. AIMS juga menilai akibat dari gerakan tersebut kepada pasien, misalnya ketidakmampuan pasien untuk beraktivitas dan keparahan gerakan abnormal. AIMS dinilai dengan skala Likert, dari tidak ada hingga sangat berat.[4,14]
Tabel 1. Jenis Tic pada Sindrom Tourette
Diagnosis Banding
Diagnosis banding TS adalah kelainan yang memiliki manifestasi tic, seperti penyakit Huntington, neuroakantosis, penyakit Wilson, penyakit Hallervorden-Spatz, dan distonia primer.
Penyakit Wilson
Penyakit Wilson adalah kelainan autosomal resesif berupa gangguan metabolisme tembaga. Manifestasi terdiri dari gangguan hati, demensia usia dini, gangguan mood, psikosis, dan asterixis (tremor pada tangan). Penemuan cincin Kayser Fleischer pada mata merupakan patognomonik untuk penyakit ini.[2,4]
Penyakit Huntington
Penyakit Huntington adalah kelainan bawaan autosomal dominan berupa atrofi ganglia basalis dan korteks. Awitan pada dewasa usia 40−50 tahun dengan gejala karakteristik gangguan gerakan involunter, demensia, dan perubahan perilaku. Selain itu, bisa ditemukan gerakan sakadik abnormal dan chorea. Apabila terjadi pada anak-anak, penyakit Huntington sering bermanifestasi rigiditas dan bradikinesia.[2,6]
Neuroacanthocytosis
Neuroacanthocytosis adalah kelainan genetik yang ditandai dengan gejala neurologis dan acanthocytosis, atau kelainan sel darah merah yang terlihat seperti bintang. Gangguan neurologis yang terjadi berupa gangguan berjalan, tics orofacial, perubahan perilaku, penurunan kognitif, dan kejang.[7]
Penyakit Hallervorden-Spatz
Penyakit Hallervorden Spatz adalah kelainan genetik autosomal resesif dengan akumulasi besi pada otak. Terjadi pada usia 7−15 tahun dengan gerakan ekstrapiramidal, demensia, gangguan penglihatan, dan kejang. Gejala ekstrapiramidal yang banyak dilaporkan adalah distonia, rigiditas, dan choreoathetosis.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang hanya diindikasikan untuk menyingkirkan diagnosis diferensial ketika dibutuhkan. Pada umumnya, hasil pemeriksaan laboratorium dan pencitraan adalah normal. Meskipun pada penelitian menunjukkan kelainan regio otak terkait jaras CTSC pada pemeriksaan magnetic resonance imaging otak (MRI), tetapi hal ini didapatkan dengan teknologi mutakhir yang tidak tersedia pada kebanyakan fasilitas kesehatan.[1]