Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Tourette general_alomedika 2023-10-09T14:40:32+07:00 2023-10-09T14:40:32+07:00
Sindrom Tourette
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Tourette

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom Tourette atau Tourette’s syndrome (TS) belum diketahui secara jelas. Penelitian menyebutkan bahwa TS merupakan kelainan perkembangan neurologis bawaan. Diduga TS berkaitan dengan neurotransmitter dan jaras corticostriatothalamicortical (CSTC) pada lobus frontal dan ganglia basalis, dengan hiperaktivitas nukleus kaudatus dan disinhibisi CSTC.[2,3]

Terdapat tiga jaras CSTC yang terlibat pada TS, yaitu jaras korteks prefrontal putamen yang mempengaruhi perilaku habitualis, jaras prefrontal ventromedial nukleus kaudatus yang mempengaruhi aktivitas bertujuan, dan sistem limbik yang mempengaruhi emosi. Gangguan pada ketiga jaras ini berhubungan langsung dengan neurotransmitter, seperti dopamine, glutamate, serotonin, dan asetilkolin.[3]

Teori Gangguan Dopamin

Dopamine merupakan neurotransmitter yang diduga paling berpengaruh pada TS. Gangguan dopamine terjadi pada bagian presinaptik, intrasinaptik, dan postsinaptik. Pasien dengan TS memiliki peningkatan densitas transporter dopamine presinaptik. Pada daerah postsinaptik, ada peningkatan densitas reseptor dopamine pada striatum dan korteks.[2,3]

Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan ambilan kembali dan pelepasan dopamine. Peningkatan uptake dopamine sendiri diduga terjadi karena peningkatan sensitivitas dopamine di striatum, korteks prefrontal, dan area motorik. Efektivitas terapi TS dengan antagonis dopamine semakin menegaskan peran dopamine dalam TS.[2,3]

Teori Sistem Imun dan Inflamasi

Dewasa ini, semakin banyak bukti yang menghubungkan inflamasi dengan gangguan neurologi. Infeksi atau stress saat hamil pada individu yang rentan secara genetik bisa mengaktivasi mikroglia dan meningkatkan respon imun tubuh. Perkembangan gangguan tic dan TS juga diduga diperantarai oleh proses infeksi, di mana keparahan tic meningkat apabila terjadi koinfeksi dengan bakteri Streptokokus.[3,4]

Hal ini diduga disebabkan oleh mimikri pada tingkat molekul, adanya kesamaan struktural yang menimbulkan proses autoimun. Masih belum diketahui secara jelas mekanisme imun pada TS.[3,4]

Referensi

2. Verma S. Pediatric Tourette Syndrome, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/289457-clinical#b3
3. Robertson MM, et al. Gilles de la Tourette syndrome. Nature Reviews, 2017. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrdp.2016.97
4. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 10th. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017. Chapter 48, TIC Disorders; p. 9258-9262

Pendahuluan Sindrom Tourette
Etiologi Sindrom Tourette
Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 29 Desember 2024, 08:12
Pasien anak sering mengedipkan mata setelah minum obat
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi Saya dokter internship di Puskesmas. Saya memiliki pasien anak perempuan 6 tahun dengan keluhan sering mengedipkan mata selama 2...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 13 Januari 2022, 07:51
Kedutan mata yang menjadi indikasi terapi botox - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
4 Balasan
Alo dr. Ade SpS.. Apakah indikasi utama terapi botox pada kedutan mata (tic)? Apakah boleh dilakukan pada lansia 70th? terimakasih
Anonymous
Dibalas 12 November 2020, 15:53
Penanganan bagaimana yang tepat untuk menangani kedutan yang terjadi secara terus menerus
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Untuk pasien yang mengalami kedutan 3 hari berturut-turut, bagaimana penatalaksanaan yang sesuai?Terima kasih

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.