Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abses Tuboovarium general_alomedika 2023-05-10T11:05:17+07:00 2023-05-10T11:05:17+07:00
Abses Tuboovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abses Tuboovarium

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Diagnosis abses tuboovarium adalah melalui gejala klasik, yaitu massa adneksa unilateral/bilateral yang nyeri, demam, dan/atau duh vagina. Abses tuboovarium seringkali didahului penyakit radang panggul (PID). Pemeriksaan ultrasonografi (USG) menunjukkan massa solid atau kistik, yang bisa disertai piosalping, serta gambaran cogwheel sign sebagai tanda patognomonik.[1,2]

Anamnesis

Pada anamnesis abses tuboovarium, bisa ditemukan keluhan nyeri perut bawah area panggul, baik unilateral maupun bilateral, yang disertai demam. Pasien juga bisa mengeluhkan adanya duh vagina yang berbau, terkadang disertai perdarahan pervaginam.

Anamnesis terhadap faktor risiko perlu dilakukan, seperti aktivitas seksual, riwayat penyakit radang panggul (PID), serta faktor risiko immunocompromised  seperti infeksi HIV dan diabetes. Walaupun jarang, pada kasus berat dapat terjadi sepsis.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan tanda infeksi sistemik seperti demam. Pada pemeriksaan bimanual, perlu dilakukan pemeriksaan pada massa adneksa yang meliputi konsistensi, ukuran, dan mobile atau imobile. Pada perabaan dapat ditemukan gejala klinis yang menyerupai PID, seperti nyeri tekan pada palpasi massa adneksa, nyeri goyang cervix, dan duh mukopurulen.[1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding abses tuboovarium meliputi urolithiasis, infeksi saluran kemih, appendicitis, dan kehamilan ektopik.

Urolithiasis

Batu ginjal atau urolithiasis dapat memberikan keluhan nyeri dengan penjalaran ke pelvis. Keadaan ini dapat dibedakan dengan abses tuboovarium dengan gejala saluran kemih, seperti nyeri saat berkemih yang disertai darah atau keluar kristal. Pada pemeriksaan USG, dapat ditemukan batu radioopak dan tidak ditemukan gambaran massa solid atau kistik, dan cogwheel sign.[1]

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih memberikan gejala berupa nyeri dan peningkatan frekuensi berkemih yang dapat disertai demam atau nyeri ketok. Berdasarkan klinis dapat dibedakan dengan abses tuboovarium dengan adanya massa adneksa yang nyeri, serta tidak ditemukannya duh mukopurulen vagina.[1]

Appendicitis

Appendicitis akan terasa nyeri kuadran kanan bawah yang disertai gangguan gastrointestinal seperti gangguan buang air atau mual dan muntah. Identifikasi klinis appendicitis dapat dibantu dengan skoring Alvarado. Pemeriksaan USG pada appendicitis dapat memberikan gambaran donut sign dan tidak ditemukan gambaran patognomonik abses tuboovarium, seperti cogwheel sign.[1]

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik yang terjadi di tuba atau ovarium, memiliki gejala yang mirip dengan abses tuboovarium. Pada kehamilan ektopik akan ditemukan tanda dan gejala kehamilan seperti amenore, disertai hasil pregnancy test positif dan USG yang menunjukkan janin ekstrauterin.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi (USG) untuk abses tuboovarium dapat ditemukan massa kistik dan tanda patognomonik cogwheel sign. Pemeriksaan USG juga membantu menyingkirkan diagnosis banding seperti appendicitis dan kehamilan ektopik. Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan tanda infeksi, seperti peningkatan hitung leukosit.

Ultrasonografi

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada abses tuboovarium dapat ditemukan massa solid maupun kistik yang bersifat unilateral atau bilateral. Temuan lain adalah piosalping, yaitu gambaran salping yang memanjang, mengalami dilatasi, dan berisi cairan disertai septa inkomplit dengan dinding tebal. Tuba dengan gambaran septa inkomplit menunjukkan adanya inflamasi tuba atau abses.[1,2,9,10]

CogwheelSign Sumber: Openi, 2014.

Gambar 2. Cogwheel Sign pada Abses Tuboovarium

Gambaran yang dikenal patognomonik untuk abses tuboovarium adalah cogwheel sign,  yaitu gambaran penebalan lipatan endosalpingeal. Ovarium menunjukkan gambaran polikistik akibat edema dan selama perkembangan penyakit akan mengalami perlengketan dengan tuba.[1,2,9,10]

CT Scan

Pemeriksaan USG dapat dilanjutkan dengan CT scan abdomen jika hasil pemeriksaan inkonklusif. Adanya abses tuboovarium pada CT scan ditandai dengan massa berdinding tebal berisi cairan pada adneksa unilateral atau bilateral yang disertai septa. Perlengketan rektosigmoid dapat ditemukan akibat inflamasi ke bagian posterior adneksa.[2]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan hematologi dapat menunjukkan leukositosis dan peningkatan laju endap darah. Selain itu, dapat pula ditemukan peningkatan C-reactive protein (CRP).

Pada kasus yang jarang, dapat terjadi sepsis dan mungkin diperlukan kultur darah atau kadar laktat serum. Jika dicurigai abses disebabkan oleh infeksi menular seksual, dapat dilakukan pemeriksaan serologi Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Kairys N, Roepke C. Tubo-Ovarian Abscess. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448125/
2. Munro K, Gharaibeh A, Nagabushanam S, Martin C. Diagnosis and management of tubo-ovarian abscesses. The Obstetrician & Gynaecologist. 2018;20(1):11–9.
9. Gao Y, Qu P, Zhou Y, Ding W. Risk factors for the development of tubo-ovarian abscesses in women with ovarian endometriosis: a retrospective matched case-control study. BMC Womens Health. 2021 Jan 30;21(1):43. doi: 10.1186/s12905-021-01188-6. PMID: 33516203; PMCID: PMC7847172.
10. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). STI Treatment Guidelines, 2021. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/pid.htm

Epidemiologi Abses Tuboovarium
Penatalaksanaan Abses Tuboovarium

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
Dibalas 28 September 2018, 11:06
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.