Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Abses Tuboovarium general_alomedika 2023-05-10T11:02:32+07:00 2023-05-10T11:02:32+07:00
Abses Tuboovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Abses Tuboovarium

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Patofisiologi abses tuboovarium dapat diawali inflamasi asendens maupun penyebaran infeksi ke adneksa, yaitu tuba fallopi dan ovarium, dari organ pelvis sekitarnya. Abses tuboovarium seringkali diawali penyakit radang panggul (PID) yang mengalami komplikasi karena tidak mendapatkan penanganan adekuat.

Setelah dengan adanya penyakit radang panggul (PID), pada abses tuboovarium, terjadi infeksi yang menyebabkan nekrosis likuifaksi akibat ketidakseimbangan mekanisme pertahanan pejamu dan tidak cukupnya perlindungan antibiotik. Jaringan nekrosis tersusun pada lokasi infeksi dan membentuk dinding fibrosa tebal. Dinding fibrosa mampu menahan pus sekaligus melokalisasi mikroba, tetapi akan menyulitkan antibiotik menembus abses.[1,3]

Mekanisme yang Mendasari Timbulnya Abses Tuboovarium

Secara umum, terdapat dua mekanisme yang mendasari timbulnya abses tuboovarium, yaitu inflamasi asendens dan akumulasi cairan intrapelvis.

Inflamasi Asendens

Bakteri dari saluran kemih mengalami inflamasi asendens yang menciptakan massa inflamatorik meliputi tuba fallopi, ovarium, dan jaringan pelvis sekitar. Abses tuboovarium disebabkan bakteri polimikrobial, termasuk bakteri anaerob, seperti Escherichia coli, Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus, dan Streptococcus.[1,4]

Akumulasi Cairan

Mekanisme akumulasi cairan terjadi pada pasien pasca operasi di bagian pelvis. Pada keadaan ini terjadi akumulasi darah, cairan serosa, limfatik, faktor pembekuan, serta jaringan nekrotik.

Cairan kemudian mengalami infeksi melalui kontaminasi, baik dari kulit maupun infeksi asendens dari vagina dan serviks. Infeksi selanjutnya menyebabkan respon inflamasi yang menyebabkan nekrosis jaringan, proliferasi bakteri anaerob, dan terbentuknya jaringan abses.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Kairys N, Roepke C. Tubo-Ovarian Abscess. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448125/
3. Khaliq K, Nama N, Lopez RA. Pelvic Abscess. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545292/
4. Crespo FA, Ganesh D, Lo K, Chin K, Norris P, Chakhtoura N. Surgical, Ultrasound Guided Drainage, and Medical Management of Tuboovarian Abscesses. International Scholarly Research Notices, 2014, Article ID 501729. https://doi.org/10.1155/2014/501729

Pendahuluan Abses Tuboovarium
Etiologi Abses Tuboovarium

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
Dibalas 28 September 2018, 11:06
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.