Prognosis Abses Tuboovarium
Prognosis abses tuboovarium dipengaruhi oleh ukuran abses, di mana ukuran >5 cm umumnya memiliki prognosis yang kurang baik. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain nyeri pelvis kronis dan subfertilitas.
Komplikasi
Komplikasi abses tuboovarium yang sering ditemukan adalah nyeri pelvis kronis dan subfertilitas. Nyeri pelvis terjadi pada 1/3 kasus abses tuboovarium dan meningkat jika memiliki riwayat penyakit radang panggul (PID) berulang. Jika PID berulang hingga tiga kali atau lebih, risiko komplikasi nyeri pelvis meningkat sampai 67%.
Sebanyak 63% wanita yang menjalani operasi laparoskopi dan drainase mampu hamil kembali. Sementara itu, wanita yang hanya diberikan antibiotik saja, dilaporkan memiliki angka kehamilan 4–15%.[2]
Prognosis
Jika ukuran abses lebih dari 5 cm, prognosis umumnya kurang baik. Faktor usia lebih dari 40 tahun, leukositosis yang tinggi, dan riwayat merokok juga memperburuk prognosis.
Abses tuboovarium akibat PID kronis yang tidak diterapi juga cenderung memiliki prognosis buruk, karena terdapat jaringan parut luas yang mempersulit penetrasi antibiotik.[2,13]
Perbaikan klinis umumnya terjadi <72 jam setelah inisiasi antibiotik. Apabila perbaikan klinis belum terjadi <72 jam setelah inisiasi antibiotik, perlu dilakukan evaluasi kembali antibiotik dan direkomendasikan melakukan laparoskopi diagnostik.[10]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli