Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Abses Tuboovarium general_alomedika 2023-05-10T11:03:00+07:00 2023-05-10T11:03:00+07:00
Abses Tuboovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Abses Tuboovarium

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Etiologi abses tuboovarium yang paling sering adalah penyakit radang panggul (PID). Keadaan klinis lainnya adalah infeksi dan inflamasi pada area pelvis dan abdomen bagian bawah, seperti appendicitis dan keganasan yang melibatkan organ pelvis.

Penyakit radang panggul (PID) paling banyak terjadi karena infeksi asendens dari saluran kemih dan vagina, infeksi akibat jaringan sekitar, dan penyakit ginekologis penyerta yang menjadi fokus infeksi.

Abses tuboovarium dapat disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Bacteroides, Peptostreptococcus, Streptococcus sp, Mycoplasma genitalium, dan  Escherichia coli.

Inflammatory bowel disease (IBD), appendicitis perforasi, dan divertikulitis diketahui dapat berhubungan dengan kejadian abses tuboovarium. Selain itu, abses tuboovarium juga bisa terjadi akibat endometrioma dan endometriosis.[5–7]

Faktor Risiko

Faktor risiko abses tuboovarium yang telah diketahui adalah:

  • Wanita yang aktif secara seksual tanpa pengaman
  • Berganti pasangan seksual
  • Diabetes
  • Riwayat penyakit radang panggul
  • Kehamilan
  • Menjalani in vitro fertilization (IVF) dengan transvaginal oocyte retrieval (TVOR)
  • Penggunaan intrauterine device (IUD)

Kondisi aktif secara seksual meningkatkan jumlah paparan terhadap mikroorganisme patogen. Sedangkan kehamilan diduga meningkatkan risiko abses tuboovarium karena terjadi penurunan sistem imun. Pada TVOR, dapat terjadi inokulasi bakteri vagina ke ovarium.[1,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Kairys N, Roepke C. Tubo-Ovarian Abscess. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448125/
5. Farid H, Lau TC, Karmon AE, Styer AK. Clinical Characteristics Associated with Antibiotic Treatment Failure for Tuboovarian Abscesses. Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology, 2016, Article ID 5120293. https://doi.org/10.1155/2016/5120293
6. Cho H-W, Koo Y-J, Min K-J, Hong J-H, Lee J-K. Pelvic Inflammatory Disease in Virgin Women With Tubo-ovarian Abscess: A Single-Center Experience and Literature Review. Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology. 2017 Apr;30(2):203–8.
7. Han C, Wang C, Liu X-J, Geng N, Wang Y-M, Fan A-P, et al. In vitro fertilization complicated by rupture of tubo-ovarian abscess during pregnancy. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology. 2015 Oct 1;54(5):612–6.

Patofisiologi Abses Tuboovarium
Epidemiologi Abses Tuboovarium

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
Dibalas 28 September 2018, 11:06
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.