Etiologi Abses Tuboovarium
Etiologi abses tuboovarium yang paling sering adalah penyakit radang panggul (PID). Keadaan klinis lainnya adalah infeksi dan inflamasi pada area pelvis dan abdomen bagian bawah, seperti appendicitis dan keganasan yang melibatkan organ pelvis.
Penyakit radang panggul (PID) paling banyak terjadi karena infeksi asendens dari saluran kemih dan vagina, infeksi akibat jaringan sekitar, dan penyakit ginekologis penyerta yang menjadi fokus infeksi.
Abses tuboovarium dapat disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, Bacteroides, Peptostreptococcus, Streptococcus sp, Mycoplasma genitalium, dan Escherichia coli.
Inflammatory bowel disease (IBD), appendicitis perforasi, dan divertikulitis diketahui dapat berhubungan dengan kejadian abses tuboovarium. Selain itu, abses tuboovarium juga bisa terjadi akibat endometrioma dan endometriosis.[5–7]
Faktor Risiko
Faktor risiko abses tuboovarium yang telah diketahui adalah:
- Wanita yang aktif secara seksual tanpa pengaman
- Berganti pasangan seksual
- Diabetes
- Riwayat penyakit radang panggul
- Kehamilan
- Menjalani in vitro fertilization (IVF) dengan transvaginal oocyte retrieval (TVOR)
- Penggunaan intrauterine device (IUD)
Kondisi aktif secara seksual meningkatkan jumlah paparan terhadap mikroorganisme patogen. Sedangkan kehamilan diduga meningkatkan risiko abses tuboovarium karena terjadi penurunan sistem imun. Pada TVOR, dapat terjadi inokulasi bakteri vagina ke ovarium.[1,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli