Epidemiologi Abses Tuboovarium
Data epidemiologi abses tuboovarium menyatakan bahwa sebanyak 60.000 pasien setiap tahun di Amerika Serikat dirawat dengan abses tuboovarium. Usia terbanyak ditemukan abses tuboovarium adalah wanita usia reproduktif, yaitu 15–40 tahun. Abses tuboovarium terjadi pada 10–15% dari 200.000 penderita PID.[1,3,8,11,12]
Global
Abses tuboovarium paling banyak ditemukan pada wanita usia reproduktif setelah infeksi genital. Tetapi, abses tuboovarium juga dapat terjadi tanpa didahului episode penyakit radang panggul (PID) atau aktivitas seksual. Terkadang abses tuboovarium timbul sebagai komplikasi histerektomi.
Di Amerika Serikat, dari 200.000 pasien yang dirawat karena PID, 60.000 pasien mengalami abses tuboovarium. Sebelumnya hampir 20% kasus PID yang dirawat inap di Amerika Serikat, dilaporkan mengalami abses tuboovarium. Akan tetapi, setelah CDC mengeluarkan pedoman manajemen penyakit menular seksual di tahun 2002, angka ini menurun menjadi 2,3%.[1,11,12]
Indonesia
Data epidemiologi abses tuboovarium di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Dari 60.000 pasien yang mengalami abses tuboovarium, sebanyak 10–20% mengalami sepsis dan mortalitasnya mencapai 50%. Angka ini didapatkan sebelum terdapat pedoman yang jelas mengenai tata laksana abses tuboovarium. Setelah terdapat pedoman tata laksana tuboovarium, mortalitas mencapai 0% untuk abses yang utuh, dan 4% untuk abses yang ruptur.[11,12]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli