Etiologi Distosia
Etiologi distosia atau partus macet secara umum dibagi menjadi tiga kelompok, yang dikenal dengan singkatan 3P (power, passage, dan passenger). Power merupakan kontraksi uterus yang tidak adekuat, passage adalah abnormalitas jalan lahir, sedangkan passenger menyatakan kondisi janin yang tidak normal. Penyebab distosia bisa multifaktorial dari kondisi abnormal tersebut.[3]
Etiologi
Untuk dapat memilih penanganan yang tepat, maka penyebab distosia dapat diklasifikasikan menjadi penyebab ibu hamil dan penyebab janin.[11]
Etiologi Ibu Hamil
Penyebab distosia dari faktor ibu termasuk lemahnya kontraksi uterus dan kelainan jalan lahir. Inersia uteri atau tidak adekuatnya kontraksi uterus bisa primer maupun sekunder. Inersia uteri primer biasanya karena overdistensi uterus akibat kehamilan gemelli atau pada polihidramnion. Sedangkan inersia uteri sekunder disebabkan kelelahan miometrium akibat obstruksi persalinan.[3,11]
Kelainan jalan lahir termasuk disproporsi sefalopelvik, deformitas pelvis, torsio uteri, dilatasi inkomplit serviks, atau adanya massa pada seperti keganasan yang dapat menutupi jalan lahir. Kondisi stenosis vulva dan vestibulum pada ibu hamil usia belia juga dapat menyebabkan distosia.[11,12]
Etiologi Janin
Penyebab distosia dari faktor janin biasanya karena malposisi, malpresentasi, atau disproporsi sefalopelvik. Janin yang relatif lebih besar daripada pelvis ibu (fetopelvic disproportion) akan menyebabkan distosia, jadi malposisi dan malpresentasi janin tidak akan menjadi masalah bila besar bayi tidak terlalu besar.[11]
Malposisi yang paling sering ditemukan adalah posisi oksipitoposterior. Janin biasanya akan berputar menjadi oksipitoanterior saat sebelum persalinan, tetapi sekitar 2‒7% janin pada kehamilan pertama akan tetap pada posisi oksipitoposterior.[13]
Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko distosia adalah:
- Usia ibu >35 tahu, tinggi ibu <150 cm
- Primipara, kehamilan multipel, usia kehamilan >41 minggu
Ansietas ibu hamil
- Panggul ibu sempit
- Infeksi intrauterin, ketuban pecah dini
- Penggunaan analgesia epidural
- Berat badan janin lebih dari 4.000 gram (makrosomia), posisi kepala janin tinggi saat dilatasi serviks maksimal (>2 cm), posisi janin oksipitoanterior
Polihidramnion atau oligohidramnion
- Faktor maternal yang lain, seperti hipertensi, diabetes mellitus, riwayat kematian perinatal sebelumnya, penggunaan obat fertilitas, dan riwayat distosia pada keluarga[1,3,8,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini