Prognosis Distosia
Prognosis distosia atau partus macet biasanya berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan selanjutnya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa distosia saat persalinan biasanya akan menyebabkan kesulitan persalinan pada kehamilan berikutnya. Sementara itu, distosia dapat menyebabkan komplikasi, baik dari ibu maupun bayi.[5]
Komplikasi Maternal
Pasien yang melakukan dorongan aktif >1 jam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sectio caesarea, persalinan vaginal operatif, perdarahan pasca persalinan, dan laserasi perineum derajat 3 dan 4.[5]
Suatu studi kohort, dengan jumlah subjek >120.000, menemukan risiko morbiditas maternal berupa korioamnionitis, trauma obstetrik, transfusi darah, pendarahan pasca persalinan, komplikasi luka, dan demam pada masa nifas. Komplikasi tersebut ditemukan tertinggi pada durasi kala 2 lebih dari 5 jam pada pasien nulipara dan lebih dari 3 jam pada pasien multipara.[19]
Studi lain menunjukkan morbiditas akibat perlambatan persalinan yang paling banyak ditemukan pada ibu adalah infeksi saluran kemih (36,4%), sepsis puerperium (28,0%), ekstensi insisi uterus (25,2%), dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri (17,8%).[15]
Komplikasi pada Janin
Distosia berisiko menyebabkan komplikasi pada janin, yaitu penggunaan ventilasi mekanik, sepsis, kelumpuhan pleksus brakial, fraktur, kejang, ensefalopati hipoksik-iskemik, bahkan kematian <120 hari. Komplikasi ini ditemukan lebih banyak pada pasien yang melakukan dorongan aktif >2 jam pada pasien nulipara dan >1 jam pada pasien multipara.[5]
Suatu studi kohort menilai nilai APGAR kurang dari 7, trauma mayor dan minor, sepsis, dan perawatan di ruang intensif pada neonatus dari persalinan dengan distosia. Risiko ini ditemukan paling tinggi pada durasi kala 2 antara 4–5 jam pada pasien nulipara dan antara 2–3 jam pada pasien multipara.[19]
Prognosis
Pasien sectio caesarea karena distosia pada kala 2 persalinan akan memiliki risiko distosia bahu, persalinan pervaginal operatif, dan ruptur uteri pada kala 2 pada persalinan berikutnya. Risiko ini lebih tinggi pada kasus janin makrosomia.[20]
Sementara itu, lebih dari setengah bayi yang lahir dari kondisi distosia membutuhkan perawatan insentif karena nilai Apgar kurang dari 7.[15]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini