Patofisiologi Galactorrhea
Dasar patofisiologi galactorrhea adalah peningkatan kadar hormon prolaktin, peningkatan sensitivitas jaringan payudara terhadap prolaktin, ataupun penurunan faktor inhibisi prolaktin (dopamin).[1]
Kebanyakan kasus disebabkan karena meningkatnya kadar prolaktin dan biasanya menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Sekresi kelenjar susu melibatkan hipotalamus, kelenjar hipofisis, gonad, hormon seks, prolaktin, dan jaringan payudara. Gangguan pada salah satu dari aksis ini menyebabkan galactorrhea.[1,6]
Fisiologi Singkat Hormon Prolaktin
Prolaktin adalah hormon yang berperan dalam sintesis dan sekresi susu. Hormon ini disekresi oleh hipofisis anterior. Kadar normal prolaktin adalah 10-35 ng/mL. Sekresinya dipengaruhi oleh keseimbangan antara efek inhibisi dopamin dan stimulasi Thyroid Stimulating Hormone (TSH), oxytocin, vasopressin, peptida intestinal vasoaktif, dan angiotensin 2. Gangguan keseimbangan inhibisi dan stimulasi akan menyebabkan peningkatan kadar prolaktin.[1,7]
Steroid (estrogen, progesteron, dan glukokortikoid), growth hormone, insulin, hormon tiroid, dan prolaktin mempersiapkan payudara untuk menyusui. Efek prolaktin didapatkan setelah berikatan dengan reseptornya, yang kebanyakan terletak pada jaringan mammae dan hipofisis.
Pada jaringan mammae, prolaktin menstimulasi proliferasi glandular dan produksi ASI. Pada kelenjar hipofisis, prolaktin mencegah sekresi gonadotropin.[6,8]
Hiperprolaktinemia Galactorrhea
Galactorrhea sering disebabkan oleh keadaan hiperprolaktinemia. Stimulasi puting, gagal ginjal, lesi dinding dada, dan obat-obatan dapat menyebabkan hiperprolaktinemia.
Hiperprolaktinemia mengganggu sekresi pulsatil Gonadotropin-releasing Hormone (GnRH), sehingga ikut mengganggu sekresi Follicle-stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hal ini mengganggu aktivitas endokrin pada folikel ovarium sehingga mengganggu fase luteal dan menyebabkan disfungsi ovarium.[7]
Sesuai dengan fisiologi hormon prolaktin, hiperprolaktinemia menyupresi sekresi GnRH, sehingga produksi LH berkurang. Pada ovarium, hiperprolaktinemia malah menghambat produksi estrogen dan progesteron, walaupun pada kadar yang rendah (<20 ng/mL), prolaktin dapat menstimulasi produksi progesteron pada sel-sel granulosa ovarium.
Keadaan hiperprolaktinemia menyebabkan fase luteal memendek sehingga mengganggu siklus normal menstruasi. Hal ini yang menyebabkan kebanyakan wanita dengan hiperprolaktinemia mengalami anovulasi dengan manifestasi klinis berupa amenorea dan infertil.[9]
Estrogen yang berlebihan dapat menyebabkan hiperprolaktinemia. Selain menstimulasi pertumbuhan kelenjar mammae, estrogen menghambat kerja dopamin dan menstimulasi sel-sel lactotroph (hipofisis anterior) secara langsung untuk menyekresi prolaktin.
Progesteron dan estrogen bekerja bersama meregulasi perkembangan payudara dan menstimulasi sel-sel yang memproduksi susu lewat hormon prolaktin. Selain itu, hisapan puting susu menstimulasi sekresi oxytocin dari hipofisis posterior agar terjadi ejeksi susu.[6]
Normoprolaktinemia Galactorrhea
Normoprolaktinemia galactorrhea adalah galactorrhea yang terjadi pada seseorang dengan kadar prolaktin yang normal. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh variasi molekuler hormon prolaktin.
Pada keadaan ini, hormon prolaktin memiliki bioavailabilitas yang tinggi pada jaringan mammae, namun imunoreaktivitasnya (reaksi yang dihasilkan pada uji laboratorium dengan immunoassay untuk prolaktin) rendah, sehingga memiliki manifestasi klinis galactorrhea namun kadar hormon prolaktin normal. Sekresi prolaktin berlebihan yang sifatnya intermiten juga dapat memiliki manifestasi berupa galactorrhea dengan kadar prolaktin yang normal.[6]
Galactorrhea pada Laki-laki
Pada laki-laki, ginekomastia yang disertai dengan galactorrhea dapat disebabkan oleh berbagai hal, yang akhirnya akan langsung menstimulasi sekresi prolaktin yang berlebihan dari hipofisis anterior maupun secara tidak langsung lewat berbagai mekanisme, misalnya pada keadaan endokrinopati dan penggunaan obat-obatan tertentu.[10,11]
Keadaan yang secara langsung dapat menyebabkan sekresi berlebihan hormon prolaktin antara lain adalah tumor kelenjar hipofisis (adenoma hipofisis) yang menyekresi baik prolaktin maupun hormon lainnya yang menstimulasi sekresi hormon prolaktin, seperti growth hormone (GH).[11]
Endokrinopati yang dapat menyebabkan hiperprolaktinemia antara lain adalah tirotoksikosis dan hipotiroidisme. Tirotoksikosis pada laki-laki dapat menyebabkan kadar estrogen yang aktif meningkat dan kadar testosteron bebas menurun. Estrogen menstimulasi perkembangan kelenjar susu dan sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior, sehingga terjadi ginekomastia dan galactorrhea.[6,10]
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menghambat sekresi maupun kerja dopamin yang pada akhirnya menyebabkan sekresi prolaktin yang berlebihan. Obat-obatan yang sering menyebabkan hal ini antara lain antidepresan dan antipsikotik.[11]
Galactorrhea pada Neonatus (Witch’s Milk)
Galactorrhea dapat pula terjadi pada neonatus. Hal ini disebabkan karena hiperprolaktinemia yang terjadi akibat tingginya kadar estrogen ibu yang melewati plasenta ke pembuluh darah fetus.
Seperti halnya pada orang dewasa, hiperprolaktinemia menstimulasi perkembangan jaringan payudara bayi, disertai dengan keluarnya sekret menyerupai susu dari puting. Sekret ini bersifat temporer dan biasanya membaik dengan sendirinya. Apabila ekskresi kelenjar susu menetap, maka harus dilakukan konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis.[12]
Galactorrhea pada neonatus dapat berlanjut menjadi mastitis neonatorum. Mastitis neonatorum adalah infeksi pada jaringan dada dengan predileksi usia sampai dengan 2 bulan, biasanya merupakan inflamasi lokal dan unilateral.
Mekanisme mastitis neonatorum adalah stimulasi jaringan dada fetus oleh estrogen dari ibu lewat plasenta, sehingga menyebabkan hipertrofi jaringan dada fisiologis yang diikuti dengan penyebaran bakteri patogen dari kulit dan/atau membran mukosa ke puting lewat manipulasi kompresi puting yang dilakukan untuk mengeluarkan susu.[13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja