Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Galactorrhea general_alomedika 2023-02-27T15:20:34+07:00 2023-02-27T15:20:34+07:00
Galactorrhea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Galactorrhea

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Dasar patofisiologi galactorrhea adalah peningkatan kadar hormon prolaktin, peningkatan sensitivitas jaringan payudara terhadap prolaktin, ataupun penurunan faktor inhibisi prolaktin (dopamin).[1]

Kebanyakan kasus disebabkan karena meningkatnya kadar prolaktin dan biasanya menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Sekresi kelenjar susu melibatkan hipotalamus, kelenjar hipofisis, gonad, hormon seks, prolaktin, dan jaringan payudara. Gangguan pada salah satu dari aksis ini menyebabkan galactorrhea.[1,6]

Fisiologi Singkat Hormon Prolaktin

Prolaktin adalah hormon yang berperan dalam sintesis dan sekresi susu. Hormon ini disekresi oleh hipofisis anterior. Kadar normal prolaktin adalah 10-35 ng/mL. Sekresinya dipengaruhi oleh keseimbangan antara efek inhibisi dopamin dan stimulasi Thyroid Stimulating Hormone (TSH), oxytocin, vasopressin, peptida intestinal vasoaktif, dan angiotensin 2. Gangguan keseimbangan inhibisi dan stimulasi akan menyebabkan peningkatan kadar prolaktin.[1,7]

Steroid (estrogen, progesteron, dan glukokortikoid), growth hormone, insulin, hormon tiroid, dan prolaktin mempersiapkan payudara untuk menyusui. Efek prolaktin didapatkan setelah berikatan dengan reseptornya, yang kebanyakan terletak pada jaringan mammae dan hipofisis.

Pada jaringan mammae, prolaktin menstimulasi proliferasi glandular dan produksi ASI. Pada kelenjar hipofisis, prolaktin mencegah sekresi gonadotropin.[6,8]

Hiperprolaktinemia Galactorrhea

Galactorrhea sering disebabkan oleh keadaan hiperprolaktinemia. Stimulasi puting, gagal ginjal, lesi dinding dada, dan obat-obatan dapat menyebabkan hiperprolaktinemia.

Hiperprolaktinemia mengganggu sekresi pulsatil Gonadotropin-releasing Hormone (GnRH), sehingga ikut mengganggu sekresi Follicle-stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hal ini mengganggu aktivitas endokrin pada folikel ovarium sehingga mengganggu fase luteal dan menyebabkan disfungsi ovarium.[7]

Sesuai dengan fisiologi hormon prolaktin, hiperprolaktinemia menyupresi sekresi GnRH, sehingga produksi LH berkurang. Pada ovarium, hiperprolaktinemia malah menghambat produksi estrogen dan progesteron, walaupun pada kadar yang rendah (<20 ng/mL), prolaktin dapat menstimulasi produksi progesteron pada sel-sel granulosa ovarium.

Keadaan hiperprolaktinemia menyebabkan fase luteal memendek sehingga mengganggu siklus normal menstruasi. Hal ini yang menyebabkan kebanyakan wanita dengan hiperprolaktinemia mengalami anovulasi dengan manifestasi klinis berupa amenorea dan infertil.[9]

Estrogen yang berlebihan dapat menyebabkan hiperprolaktinemia. Selain menstimulasi pertumbuhan kelenjar mammae, estrogen menghambat kerja dopamin dan menstimulasi sel-sel lactotroph (hipofisis anterior) secara langsung untuk menyekresi prolaktin.

Progesteron dan estrogen bekerja bersama meregulasi perkembangan payudara dan menstimulasi sel-sel yang memproduksi susu lewat hormon prolaktin. Selain itu, hisapan puting susu menstimulasi sekresi oxytocin dari hipofisis posterior agar terjadi ejeksi susu.[6]

Normoprolaktinemia Galactorrhea

Normoprolaktinemia galactorrhea adalah galactorrhea yang terjadi pada seseorang dengan kadar prolaktin yang normal. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh variasi molekuler hormon prolaktin.

Pada keadaan ini, hormon prolaktin memiliki bioavailabilitas yang tinggi pada jaringan mammae, namun imunoreaktivitasnya (reaksi yang dihasilkan pada uji laboratorium dengan immunoassay untuk prolaktin) rendah, sehingga memiliki manifestasi klinis galactorrhea namun kadar hormon prolaktin normal. Sekresi prolaktin berlebihan yang sifatnya intermiten juga dapat memiliki manifestasi berupa galactorrhea dengan kadar prolaktin yang normal.[6]

Galactorrhea pada Laki-laki

Pada laki-laki, ginekomastia yang disertai dengan galactorrhea dapat disebabkan oleh berbagai hal, yang akhirnya akan langsung menstimulasi sekresi prolaktin yang berlebihan dari hipofisis anterior maupun secara tidak langsung lewat berbagai mekanisme, misalnya pada keadaan endokrinopati dan penggunaan obat-obatan tertentu.[10,11]

Keadaan yang secara langsung dapat menyebabkan sekresi berlebihan hormon prolaktin antara lain adalah tumor kelenjar hipofisis (adenoma hipofisis) yang menyekresi baik prolaktin maupun hormon lainnya yang menstimulasi sekresi hormon prolaktin, seperti growth hormone (GH).[11]

Endokrinopati yang dapat menyebabkan hiperprolaktinemia antara lain adalah tirotoksikosis dan hipotiroidisme. Tirotoksikosis pada laki-laki dapat menyebabkan kadar estrogen yang aktif meningkat dan kadar testosteron bebas menurun. Estrogen menstimulasi perkembangan kelenjar susu dan sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior, sehingga terjadi ginekomastia dan galactorrhea.[6,10]

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menghambat sekresi maupun kerja dopamin yang pada akhirnya menyebabkan sekresi prolaktin yang berlebihan. Obat-obatan yang sering menyebabkan hal ini antara lain antidepresan dan antipsikotik.[11]

Galactorrhea pada Neonatus (Witch’s Milk)

Galactorrhea dapat pula terjadi pada neonatus. Hal ini disebabkan karena hiperprolaktinemia yang terjadi akibat tingginya kadar estrogen ibu yang melewati plasenta ke pembuluh darah fetus.

Seperti halnya pada orang dewasa, hiperprolaktinemia menstimulasi perkembangan jaringan payudara bayi, disertai dengan keluarnya sekret menyerupai susu dari puting. Sekret ini bersifat temporer dan biasanya membaik dengan sendirinya. Apabila ekskresi kelenjar susu menetap, maka harus dilakukan konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis.[12]

Galactorrhea pada neonatus dapat berlanjut menjadi mastitis neonatorum. Mastitis neonatorum adalah infeksi pada jaringan dada dengan predileksi usia sampai dengan 2 bulan, biasanya merupakan inflamasi lokal dan unilateral.

Mekanisme mastitis neonatorum adalah stimulasi jaringan dada fetus oleh estrogen dari ibu lewat plasenta, sehingga menyebabkan hipertrofi jaringan dada fisiologis yang diikuti dengan penyebaran bakteri patogen dari kulit dan/atau membran mukosa ke puting lewat manipulasi kompresi puting yang dilakukan untuk mengeluarkan susu.[13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Atluri S, Sarathi V, Goel A, Boppana R, Shivaprasad C. Etiological profile of galactorrhoea. Indian J Endocrinol Metab. 2018 Jul 1;22(4):489.
6. Uy EM, Asadipooya K. A case of normoprolactinemic galactorrhea following aneurysmal subarachnoid hemorrhage. Case Rep Intern Med. 2018 Dec 6;6(1):8.
7. Pitale DL. Effectiveness of Cabergoline therapy in hyperprolactinemic infertility. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol. 2019 May 28;8(6):2389.
8. Chen AX, Burt MG. Hyperprolactinaemia. Aust Prescr. 2017 Dec 1;40:220–4.
9. Molitch ME. ENDOCRINOLOGY IN PREGNANCY: Management of the pregnant patient with a prolactinoma. Eur J Endocrinol. 2015 May 1;172(5):R205–13.
10. Khoohaphatthanakul S, Sriwijitkamol A. A 33-Year-Old Man with Gynaecomastia and Galactorrhea as the First Symptoms of Graves Hyperthyroidism. Case Rep Endocrinol. 2016;2016:1946824.
11. Patel S, Abramowitz J. HYPERPROLACTINEMIA IN A TRANSGENDER MALE. AACE Clin Case Rep. 2020 Sep 26;6(1):e5-e8.
12. Dayal D, Soni V, Jayaraman D, Sindhuja L, Sachdeva N. Cultural gynecomastia in the 21st century India: “Witch’s milk” revisited. Pediatr Pol. 2016 Sep 1;91(5):472–5.
13. Sharma D, Murki S, Pratap T. Mastitis Neonatorum: An Interesting and Uncommon Condition Seen in Infants. J Neonatal Biol. 2017;06(01). https://www.omicsgroup.org/journals/mastitis-neonatorum-an-interesting-and-uncommon-condition-seen-in-infants-2157-7552-1000251.php?aid=87528

Pendahuluan Galactorrhea
Etiologi Galactorrhea

Artikel Terkait

  • Terapi untuk Supresi Laktasi
    Terapi untuk Supresi Laktasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Februari 2025, 16:56
Keluar cairan dari puting susu (galaktore)
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Permpuan usia 38 thun, mengeluhkan keluar cairan dari puting susu, berwarna kuning kehijaun tp tidak terlalu hijau, cairan tdk berbau.cairan tsb kluar jika...
Anonymous
Dibalas 16 Maret 2023, 09:59
Penyebab galaktore dengan hasil tes prolaktin normal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Psien wanita.Galaktore, setelah di test prolaktin kadarnya normal.Apa penyebab galaktorenya?Terapi yang tepat? Terimakasih
Anonymous
Dibalas 13 Maret 2023, 12:16
Sering keluar ASI pada payudara jika puting ditekan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien wanita, sudah mempunyai anak usia 2 tahun. Sudah tidak memberi asi setahun lebih.Haid tidak teratur ( sbelumnya didiagnosa pco)Skrg mengeluh sering...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.