Edukasi dan Promosi Kesehatan Inkompetensi Serviks
Edukasi dan promosi kesehatan pada inkompetensi serviks perlu mencakup penjelasan mengenai tindakan yang perlu dilakukan, terutama tentang sirklase serviks atau cervical cerclage. Jelaskan pada pasien mengenai di usia kehamilan berapa tindakan dapat dilakukan dan kapan sirklase perlu dilepas.[5,10]
Edukasi Pasien
Pasien yang memiliki riwayat keguguran trimester kedua berulang, berisiko tinggi inkompetensi serviks. Oleh karena itu, lakukan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan ultrasonografi untuk mengukur panjang serviks selama kehamilan. Edukasi pula pasien tentang gejala dan tanda inkompetensi serviks, seperti peningkatan keputihan, pendarahan vagina, atau perasaan tekanan di panggul.
Pada pasien yang sudah terdiagnosis inkompetensi serviks, pengurangan aktivitas fisik disarankan, walaupun tidak ada bukti ilmiah yang cukup jelas untuk mendukung efikasi dari tindakan ini.
Jelaskan pula mengenai pilihan terapi. Sirklase serviks atau cervical cerclage dapat dilakukan sebagai tindakan profilaksis ataupun terapeutik, sesuai indikasi. Jelaskan bahwa tindakan ini dilakukan dengan meletakkan jahitan atau pita di sekeliling serviks untuk menjaga serviks tetap tertutup. Jahitan atau pita ini akan dilepaskan di usia kehamilan 36-38 minggu.[5,10]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Perencanaan dan perawatan kehamilan merupakan aspek penting dalam upaya promosi kesehatan terkait inkompetensi serviks. Wanita dengan riwayat inkompetensi serviks atau komplikasi kehamilan sebelumnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan. Ini memungkinkan dokter untuk mengevaluasi faktor risiko individu dan merencanakan tindakan pencegahan yang sesuai.
Selama kehamilan, penting untuk melakukan pemantauan kehamilan yang cermat, termasuk pemeriksaan fisik dan ultrasonografi secara teratur. Ini membantu dalam mendeteksi perubahan pada serviks secara dini dan mengidentifikasi risiko inkompetensi serviks.
Pemasangan sirklase serviks adalah prosedur pencegahan yang umum dilakukan pada wanita dengan riwayat inkompetensi serviks atau risiko tinggi untuk kondisi ini. Prosedur ini melibatkan penjahitan atau penguatan serviks untuk mencegah pembukaan serviks yang prematur.
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah mengelola faktor risiko inkompetensi serviks. Ini termasuk menghindari trauma pada serviks, seperti prosedur medis yang tidak perlu, dan merawat infeksi saluran reproduksi dengan tepat.[5,10,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira