Diagnosis Inkompetensi Serviks
Diagnosis inkompetensi serviks perlu dicurigai pada wanita hamil dengan riwayat keguguran berulang atau kelahiran prematur tanpa penyebab yang jelas. Faktor risiko termasuk riwayat intervensi yang melibatkan serviks, cedera pada serviks, atau infeksi serviks sebelumnya.
Untuk mengonfirmasi diagnosis, pemeriksaan ultrasonografi transvaginal dapat digunakan untuk mengevaluasi panjang dan ketebalan serviks serta keberadaan pembukaan internal serviks tanpa adanya kontraksi rahim yang berkaitan dengan persalinan.[8,9]
Anamnesis
Beberapa temuan anamnesis yang mungkin muncul pada pasien dengan inkompetensi serviks meliputi riwayat keguguran spontan berulang atau persalinan prematur tanpa adanya tanda-tanda persalinan yang jelas seperti kontraksi atau pendarahan. Selain itu, pasien mungkin juga melaporkan adanya perubahan pada cairan vagina, seperti peningkatan keputihan yang abnormal atau pendarahan ringan.
Riwayat obstetrik dan ginekologi pasien juga penting untuk dievaluasi, termasuk riwayat tindakan medis yang melibatkan serviks sebelumnya, seperti kuretase atau konisasi, yang dapat meningkatkan risiko inkompetensi serviks. Perhatikan pula faktor risiko yang mungkin terkait dengan inkompetensi serviks, seperti riwayat infeksi saluran reproduksi atau trauma pada area panggul.[3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan pada saat kehamilan maupun di luar masa kehamilan.
Pada Saat Kehamilan
Pada saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat ada tidaknya pembukaan atau dilatasi serviks. Apabila ditemukan adanya dilatasi sebesar 2 cm atau lebih yang disertai penipisan serviks dan penonjolan selaput ketuban, maka kemungkinan besar pasien mengalami inkompetensi serviks.[2,4,5]
Di Luar Masa Kehamilan
Terdapat 2 pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu pemeriksaan bimanual dan percobaan dilatasi serviks. Pada pemeriksaan bimanual, dapat ditemukan adanya pembukaan serviks hingga setinggi ostium uteri internum.
Sementara itu, percobaan dilatasi serviks dapat menggunakan dilator dengan diameter 6–8 mm atau kateter folley yang dimasukkan ke dalam kavum uteri dan balon dikembangkan. Dilator atau kateter tersebut kemudian ditarik. Jika dapat ditarik tanpa adanya nyeri dan hambatan, maka kemungkinan pasien mengalami inkompetensi serviks.[2,4,5]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk inkompetensi serviks meliputi beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gejala serupa atau komplikasi kehamilan yang mirip, seperti persalinan prematur atau infeksi saluran reproduksi.
Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim yang terjadi sebelum waktu yang diharapkan dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan inkompetensi serviks, seperti nyeri perut bawah dan punggung bagian bawah. Namun, perbedaannya terletak pada temuan fisik, yakni tidak terjadi dilatasi dan penipisan serviks.[1,2,5]
Infeksi Saluran Reproduksi
Infeksi seperti servisitis atau endometritis dapat menyebabkan gejala seperti peningkatan keputihan, nyeri panggul, dan demam. Namun, perbedaan dengan inkompetensi serviks adalah tidak adanya riwayat keguguran spontan berulang atau persalinan prematur di masa lalu, serta tidak adanya penipisan atau dilatasi serviks sebelum kehamilan aterm.[1,2,5]
Persalinan Prematur
Persalinan prematur bisa menjadi komplikasi inkompetensi serviks, tetapi bisa juga terjadi akibat kondisi medis lainnya. Pada persalinan prematur, kontraksi uterus yang teratur dan progresif dimulai sebelum minggu ke-37 kehamilan, disertai dengan pendataran, pembukaan, dan penipisan serviks.[1,2,5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosis inkompetensi serviks adalah USG dan pengukuran kadar fetal fibronectin (fFN). Pada USG akan ditemukan pemendekan panjang serviks, dan gangguan pada fFN mampu menentukan risiko persalinan prematur.[1,2,5]
USG
Pengukuran panjang serviks melalui USG, terutama USG transvagina, dilaporkan bermanfaat dalam mendiagnosis inkompetensi serviks. Serviks yang pendek, biasanya didefinisikan sebagai < 25 mm, dilaporkan berhubungan dengan risiko persalinan prematur. Pada USG juga bisa ditemukan funnelling, yaitu gambaran penipisan serviks yang dimulai pada orifisium interna menuju ke arah kaudal.
Pada wanita hamil yang asimptomatik, USG transvagina serial dapat bermanfaat dalam diagnosis dan evaluasi. Pengukuran panjang serviks melalui USG biasanya dimulai sejak usia kehamilan 16 minggu dan diulangi setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 26-28 minggu.
Pada wanita yang tidak memiliki riwayat persalinan prematur, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan pengukuran panjang serviks melalui USG transabdominal antara usia gestasi 18-22 minggu. Apabila ada kecurigaan pemendekan serviks, lakukan USG transvaginal.[1,2,5]
Fetal Fibronectin
Fetal fibronectin (fFN) adalah glikoprotein berukuran besar yang bermanfaat dalam meningkatkan adhesi sel plasenta ke uterus. Apabila terdapat gangguan adhesi plasenta, fFN akan dilepaskan ke dalam sekresi servikovagina.
Penggunaan fFN sebagai prediktor persalinan prematur dilaporkan efektif, sayangnya hanya terbatas pada usia kehamilan 22-34 minggu dan selama selaput ketuban intak dan dilatasi serviks < 3 cm.
Pengambilan sampel fFN dilakukan dengan apusan pada forniks posterior vagina sebelum dilakukan pemeriksaan bimanual vagina atau USG transvagina. Berbagai studi melaporkan bahwa hasil pengukuran panjang vagina dari USG < 30 mm yang dikombinasikan dengan fFN, mampu meningkatkan nilai prediktif terkait persalinan prematur.[1,2,5]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan sebelum tindakan sirklase serviks atau cervical cerclage. Hal ini karena 50% kasus inkompetensi serviks berhubungan dengan invasi bakteri. Sebelum prosedur dilaksanakan, pasien harus menjalani beberapa tes seperti urinalisis dan skrining bakterial vaginosis. Infeksi harus segera ditangani sebelum tindakan dilakukan.[1,2,5]
Pemeriksaan Di Luar Masa Kehamilan
Histerogram merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis inkompetensi serviks. Pertama, kavum uteri diisi dengan kontras. Setelah terisi penuh, apabila didapatkan gambaran berupa jalur yang lebar maka dapat dikatakan sebagai inkompetensi serviks. Hasil histerogram yang normal yaitu terdapat gambaran seperti benang antara kavum uteri dengan ujung kanul dari kontras tersebut.[1,2,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira