Epidemiologi Inversio Uterus
Inversio uterus merupakan suatu kondisi yang cukup jarang ditemukan tetapi merupakan komplikasi yang serius. Inversio uterus ditemukan pada sekitar 1 dari 2000 sampai 23.000 kehamilan. Inversio uterus akut umumnya terjadi setelah manajemen aktif kala tiga. [2,7]
Global
Insidensi inversio uterus ditemukan tiga kali lebih banyak di India dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Berdasarkan studi di Belanda, insidensi inversio uterus ditemukan sebanyak 1 per 1584 kelahiran sampai 1 per 20.000 kelahiran. Pada pasien yang tidak hamil, kejadian inversio uterus sangat jarang ditemukan, yaitu hanya sebesar 150 kasus pada periode 1887 sampai 2006. Insidensi inversio uterus ditemukan menurun sebanyak 4 kali lipat setelah ditemukannya manajemen aktif kala tiga. [1,12]
Indonesia
Data mengenai epidemiologi inversio uterus di Indonesia sampai sekarang masih sangat terbatas. Beberapa kasus mengenai inversio uterus sudah dilaporkan pada beberapa laporan kasus di Indonesia. Inversio uteri juga ditemukan merupakan etiologi dari 10,3% kasus perdarahan postpartum yang ditemui di RSUP Dr. M. Djamil Padang. [11,13]
Mortalitas
Sebelum ditemukannya manajemen aktif kala tiga, tingkat mortalitas inversio uterus dilaporkan mencapai 80%. Akan tetapi, setelah ditemukannya manajemen aktif kala tiga, tingkat mortalitas inversio uterus menurun menjadi 15%.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, sekitar 40-60% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan post partum, termasuk. Studi Puspitasari R et al juga menemukan bahwa perdarahan postpartum mengambil sebanyak 20% dari seluruh kasus kematian maternal di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. [2,10,14]