Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Leiomyoma general_alomedika 2023-05-04T09:01:39+07:00 2023-05-04T09:01:39+07:00
Leiomyoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Leiomyoma

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Diagnosis leiomyoma berdasarkan kriteria histologis pada hasil biopsi, berupa ada atau tidak adanya aktivitas mitosis, tidak adanya atipia nuklir dan nekrosis koagulatif tumor.

Sesuai lokasinya, leiomyoma dapat dibedakan menjadi leiomyoma uteri, leiomyoma kutaneus atau piloleiomyoma, angioleiomyoma, gastrointestinal smooth muscle tumor atau leiomyoma gastrointestinal, Epstein Barr Virus associated smooth muscle tumor, dan leiomyoma ginjal.

Leiomyoma uteri, yang merupakan kasus paling sering dari leiomyoma, umumnya ditemukan berdasarkan temuan insidental dari hasil ultrasonografi kehamilan atau pada pasien dengan perdarahan uterus abnormal.

Anamnesis

Presentasi klinis leiomyoma bervariasi, mulai dari pasien yang asimtomatik sampai dengan pasien dengan gejala progresif berulang yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Presentasi klinis ini berhubungan dengan jenis leiomyoma yang diderita.

Leiomyoma Uteri

Pasien dengan mioma uteri umumnya akan datang dengan keluhan perdarahan uterus abnormal. Selain itu, bisa juga ditemukan adanya nyeri atau rasa tertekan pada panggul atau infertilitas. Anemia dan meningkatnya frekuensi urine merupakan gejala umum leiomyoma.[5-7]

Leiomyoma Kutaneus

Leiomyoma kutaneus atau piloleiomyoma merupakan tumor kulit yang relatif jarang. Leiomyoma ini terjadi pada arektor pili atau otot polos yang menempel pada folikel rambut.

Gejala yang paling umum secara klinis dari tumor jinak ini ialah rasa nyeri. Rasa nyeri ini dapat terjadi secara spontan atau diinduksi oleh stimulus dingin atau taktil (tekanan). Piloleiomyoma umumnya terjadi pada orang dewasa.

Angioleiomyoma

Angioleiomyoma merupakan tumor jaringan lunak perifer yang paling sering ditemui. Lokasi yang umumnya terkena adalah pada ekstremitas bagian bawah lalu diikuti dengan tubuh bagian depan. Tumor angioleiomyoma pada daerah kepala dan leher jarang ditemukan. Gejala sakit juga didapati pada tumor jinak ini.[1,2,4]

Leiomyoma Ginjal

Leiomyoma ginjal merupakan tumor jinak langka yang berasal dari sel otot ginjal. Tumor jenis ini biasanya ditemukan setelah autopsi. Penelitian menyimpulkan beberapa alasan seperti tanda dan gejala yang asimtomatik pada pasien. Gejala simtomatik berupa nyeri pada perut atau nyeri pada panggul dan hematuria. Jika tumor berukuran besar massa tumor akan teraba.

Leiomyoma ginjal sangat jarang ditemukan, tetapi tumor ini sering terjadi di dekat kapsul ginjal, pelvis dan kandung kemih.[11-14]

Pemeriksaan Fisik

Temuan yang mengarah pada leiomyoma pada pemeriksaan fisik tergantung dari lokasi tumor tersebut. Pemeriksaan fisik pada kasus mioma uteri biasanya menemukan adanya pembesaran rahim dan bentuk rahim yang ireguler. Pada leiomyoma lainnya, umumnya teraba massa atau nodul sesuai dengan lokasinya.[6,7]

Pada pemeriksaan fisik, angioleiomyoma menunjukkan adanya nodul berbatas tegas pada dermis yang memiliki ukuran 1-2 cm.  Piloleiomyoma memiliki batas iregular dan bersifat multinodular.[6,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding leiomyoma perlu dibedakan dengan bentuk keganasan pada otot polos, yaitu leiomyosarkoma. Terdapat juga diagnosis banding spesifik untuk mioma uteri.

Pada tumor ganas otot polos pada jaringan lunak ini menunjukan adanya atypia nuklir dan aktivitas mitosis. Hal ini menunjukan bahwa leiomyosarcoma memiliki potensi metastasis.

Gambaran histopatologik leiomyosarcoma terdiri dari sel-sel spindel yang saling menyilang, sitoplasma eosinofilik dan aktivitas mitosis yang bervariasi serta nukleus berbentuk cerutu yang berujung tumpul.

Secara imunohistokimia, leiomyosarkoma harus memiliki diferensiasi otot polos berdasar kepada sitoplasma positif untuk desmin (70-80%) dan/atau aktin alfa otot polos.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk leiomyoma mencakup pemeriksaan patologi dan pencitraan. Pemeriksaan patologi bertujuan untuk menegakkan diagnosis tumor jinak atau ganas sedangkan pemeriksaan pencitraan bertujuan untuk mengetahui perjalanan penyakit, serta menentukan dan mengevaluasi terapi.

Biopsi

Biopsi selain bermanfaat untuk membedakan leiomyoma dan leiomyosarcoma juga bermanfaat untuk menentukan jenis leiomyoma. Biopsi juga dapat dilakukan menggunakan teknik fine needle aspiration biopsy (FNAB).

Setiap tumor yang dicurigai leiomyoma harus dievaluasi secara menyeluruh secara histologis, khususnya pada aktivitas mitosis, atypia dan bukti nekrosis. Leiomyoma secara histologis tidak menunjukkan adanya ketiga hal tersebut sehingga dapat dibedakan dari leiomyosarcoma.[1,2,6,7]

Pada pemeriksaan histologis angioleiomyoma, didapati bahwa nodul terdiri dari serat otot polos yang menebal dan saluran pembuluh darah yang dikelilingi oleh kapsul tipis. Terbentuknya trombosis, sel-sel lemak, dan infiltrat limfositik ditemukan pada tumor ini. [1,2,4]

Secara histologis, otot polos yang berkembang menjadi leiomyoma kutaneus akan terlihat memanjang dengan ujung tumpul, terlihat seperti cerutu atau belut. Aktivitas mitosis biasanya jarang didapati.[2,7,8]

Secara histologis, tumor otot polos terkait EBV terdiri dari pola vesikular yang terdiferensiasi dengan baik, sitoplasma eosinofilik yang cerah dan nuklei memanjang, ujung tumpul nuklei menunjukkan variabel atypia. Dapat terlihat nekrosis dan aktivitas mitosis yang bervariasi.[1,2]

Ultrasonografi

Konfirmasi diagnosis klinis paling mudah dilakukan dengan ultrasonografi. Selain tidak memerlukan biaya yang sangat besar, ultrasonografi dapat memberikan diagnosis dengan cepat. Walau demikian, perlu diingat bahwa pemeriksaan ini bersifat operator-dependence.

Pada gambar ultrasonografi, angioleiomioma menunjukkan batas yang jelas dan struktur homogen menunjukkan sifat jinaknya. Pada USG Doppler, warna dapat menunjukkan resistensi tinggi pada arteri.

Doppler juga dapat digunakan untuk memeriksa jika terdapat emboli pada arteri uterin pada kasus mioma uteri. Selain itu, pada kasus mioma uteri, perlu juga dilakukan ultrasonografi transabdominal dan transvaginal.[1,11-14]

Magnetic Resonance Imaging

MRI merupakan modalitas paling sensitif untuk mengevaluasi leiomyoma. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk memeriksa vaskularisasi dan degenerasi leiomyoma. MRI juga dapat lebih baik dalam memeriksa jarak antara leiomyoma dan permukaan serosal dan mukosa pada kasus mioma uteri. Hal ini bermanfaat untuk menentukan terapi yang akan dilakukan.[7]

Mengingat biaya yang tinggi untuk pemeriksaan ini, MRI tidak disarankan untuk dilakukan secara rutin dan hanya dilakukan pada kasus yang kompleks saja.[6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. McCarthy AJ, Chetty R. Benign Smooth Muscle Tumors (Leiomyomas) of Deep Somatic Soft Tissue. Sarcoma. 2018 Sep 9;2018:2071394.
2. Miettinen M. Smooth muscle tumors of soft tissue and non-uterine viscera: biology and prognosis. Mod Pathol. 2014 Jan;27 Suppl 1(Suppl 1):S17-29.
4. Woo KS, Kim SH, Kim HS, Cho PD. Clinical experience with treatment of angioleiomyoma. Arch Plast Surg. 2014 Jul;41(4):374-8.
5. Laughlin-Tommaso SK, Stewart EA. Moving Toward Individualized Medicine for Uterine Leiomyomas. Obstet Gynecol. 2018 Oct;132(4):961-971.
6. Nutan F. Leiomyoma. Medscape. 2021.
https://emedicine.medscape.com/article/1057733-overview#a6
7. Florence AM, Fatehi M. Leiomyoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538273/
8. Sun X, Wang J, Yang G. Surgical treatment of esophageal leiomyoma larger than 5 cm in diameter: A case report and review of the literature. J Thorac Dis. 2012 Jun 1;4(3):323-6
11. Patil PA, McKenney JK, Trpkov K, Hes O, Montironi R, Scarpelli M, Nesi G, Aron M, Sangoi AR, Gattuso P, Magi-Galluzzi C. Renal leiomyoma: a contemporary multi-institution study of an infrequent and frequently misclassified neoplasm. Am J Surg Pathol. 2015 Mar;39(3):349-56.
12. Brunocilla E, Pultrone CV, Schiavina R, Vagnoni V, Caprara G, Martorana G. Renal leiomyoma: Case report and literature review. Can Urol Assoc J. 2012 Apr;6(2):E87-90.
13. Larbcharoensub N, Limprasert V, Pangpunyakulchai D, Sanpaphant S, Wiratkapun C, Kijvikai K. Renal Leiomyoma: A Case Report and Review of the Literature. Urol Case Rep. 2017 Apr 7;13:3-5.
14. Pramod SV, Siregar S, Safriadi F, Hernowo BS, Firdaus GI. The largest adrenal leiomyoma: A case report and literature review. Urol Case Rep. 2019 Dec 19;29:101106.

Epidemiologi Leiomyoma
Penatalaksanaan Leiomyoma
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 10 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 5 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 4 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.