Epidemiologi Leiomyoma
Epidemiologi leiomyoma nonuteri secara frekuensi sangat jarang, berbeda dengan leiomyoma uteri yang sering ditemukan pada kasus ginekologi. Leiomyoma uteri dapat terjadi pada 80% wanita dan 50% dan dari wanita tersebut mengalami gejala perdarahan uterus abnormal.
Leiomyoma dapat terjadi pada setiap organ yang memiliki jaringan otot polos. Secara usia, leiomyoma terjadi pada orang dewasa dengan rata-rata usia sekitar 37 tahun serta memiliki prevalensi yang sama pada kedua jenis kelamin.[1,5,7,12,14]
Global
Leiomyoma adalah neoplasma jaringan lunak yang bersifat jinak yang timbul dari otot polos. Leiomyoma uteri adalah neoplasma paling umum terjadi pada kasus leiomyoma. Laporan kejadian leiomyoma uteri dalam setahun adalah antara 217-3745 kasus per 100.000 wanita.[3,15,16]
Indonesia
Studi epidemiologi mengenai leiomyoma di Indonesia masih sangat terbatas. Saat ini.[14]
Mortalitas
Leiomyoma merupakan tumor jinak yang tidak menyebabkan mortalitas. Walau demikian, leiomyoma kutaneus (piloleiomyoma) multipel diasosiasikan dengan kondisi hereditary leiomyomatosis and renal cell cancer (HLRCC). Karsinoma sel renal yang berhubungan dengan kondisi ini akan memiliki tingkat agresivitas dan mortalitas yang lebih tinggi.[7,17,18]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja