Etiologi Leiomyoma
Etiologi leiomyoma belum diketahui jelas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Terdapat beberapa faktor risiko yang diduga berhubungan dengan tumor yang berasal dari otot polos, misalnya riwayat keluarga dan usia.[5,9]
Faktor Risiko
Faktor risiko leiomyoma uteri atau mioma uteri berhubungan dengan usia menopause, riwayat keluarga dengan leiomyoma uteri, partus, hipertensi dan konsumsi bahan tambahan makanan yang mengandung estrogen tinggi.
Terdapat juga faktor yang bersifat protektif terhadap risiko leiomyoma uteri, yaitu jumlah paritas, penggunaan kontrasepsi oral, wanita dengan indeks massa tubuh rendah, dan merokok.[5]
Pada kasus leiomyoma nonuteri, faktor risiko seperti genetik, usia, hormon, jenis kelamin wanita dan riwayat keluarga diduga berhubungan dengan peningkatan risiko leiomyoma. Akan tetapi, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.[6,7,10,11]
Faktor Genetik
Faktor genetik yang diketahui berhubungan dengan leiomyoma secara spesifik adalah sebagai berikut:
- Leiomyoma uteri: Gen 1q42.3-q43
- Angioleiomyoma: hilangnya bagian dari kromosom 22q11.2
- Leiomyoma genital: Gen OCM, Gen MOS dan Gen RB1CC1
- Piloleiomioma: belum terdapat mutasi yang ditemukan terkait dengan jenis leiomyoma ini
Usia
Leiomyoma pada ginjal ditemukan lebih sering terjadi pada usia perimenopause. Hal ini serupa dengan temuan pada mioma uteri. Sebaliknya, frekuensi mioma uteri justru menurun pada wanita menopause.[11]
Hormon
Keseimbangan hormon estrogen dan progesteron diketahui berpengaruh terhadap perkembangan leiomyoma uteri. Pada leiomyoma nonuteri, peran hormonal ini sendiri masih memerlukan studi lebih lanjut. Namun, penelitian pada leiomyoma ginjal menunjukkan adanya potensi peran hormon dalam patogenesis leiomyoma ginjal.[11]
Jenis Kelamin
Terdapat teori menyatakan bahwa perubahan hormon pada wanita dengan usia perimenopause dapat berperan dalam perkembangan leiomyoma ginjal oleh karena kemungkinan pengaruh hormon yang responsif pada otot polos ginjal. Tingginya prevalensi leiomyoma ginjal pada pasien wanita kemungkinan juga berhubungan dengan embriologi ginjal dan otot halus uterus yang keduanya berasal dari mesoderm yang sama.[11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja