Patofisiologi Leiomyoma
Patofisiologi leiomyoma atau tumor jinak pada leiomyoma yang spesifik seperti mioma uteri berhubungan dengan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap hormon estrogen dan progesteron. Selain itu, terdapat juga leiomyoma yang berhubungan dengan infeksi virus Epstein-Barr, dan leiomyoma yang masih belum jelas patofisiologinya.
Mioma Uteri, Leiomyoma Abdomen, dan Leiomyoma Dinding Abdomen
Mioma uteri yang memiliki reseptor estrogen positif secara patofisiologi berhubungan dengan sensitivitas hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Leiomyoma yang memiliki efek yang sama dengan leiomyoma uteri ini ditemukan pada abdomen dan dindingnya. Tumor otot halus jinak (leiomyoma) ini memiliki persamaan yaitu mengalami evolusi pleomorfik atau diferensiasi.[2,6-8]
Leiomyoma pada Kulit
Leiomyoma yang terjadi pada kulit adalah piloleiomioma, angioleiomyoma, dan leiomyoma genital. Klasifikasi leiomyoma kutaneus ini dibedakan berdasarkan karakteristik klinis dan histologis. Klasifikasi ini mencerminkan asal dari tumor jinak otot polos yang sesuai dengan histologis atau anatomi lokasi leiomyoma.
Piloleiomioma timbul dari otot arektor pili dari, sedangkan angioleiomyoma berasal dari otot polos media tunika di dalam dinding arteri dan vena. Leiomyoma yang berasal dari otot dartos skrotum dan labia mayora, serta puting payudara diklasifikasikan sebagai leiomyoma genital.[2,7]
Leiomyoma Esofagus
Leiomyoma esofagus dikenal sebagai tumor esofagus jinak yang paling sering ditemui. Lokasi tumor paling sering ditemukan pada dua pertiga bagian bawah esofagus. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya sel otot polos pada dua pertiga bagian bawah dinding esofagus. Karakteristik leiomyoma esofagus ialah pertumbuhan tumor secara lambat serta memiliki potensi ganas yang rendah.
Tumor berukuran kecil jarang menimbulkan gejala namun leiomyioma dengan diameter lebih dari 10 cm dapat muncul seperti massa pada mediastinum. Selain itu, leiomyoma dengan ukuran besar yang terletak pada distal esofagus dapat menekan kardia lambung.[9]
Epstein-Barr Virus-Associated Smooth Muscle Tumor
Epstein–Barr Virus (EBV) associated smooth muscle tumor merupakan kategori spesifik leiomyoma yang khusus terjadi pada pasien yang telah terdiagnosis dengan AIDS atau orang yang memiliki riwayat transplantasi, misalnya pada pasien transplantasi ginjal atau transplantasi hati.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja