Prognosis Menopause
Prognosis menopause dipengaruhi oleh gejala yang muncul dan komplikasi jangka panjang. Gejala menopause, terutama gejala vasomotor, seringkali tidak dapat ditoleransi sehingga menyebabkan kualitas hidup yang buruk. Komplikasi jangka panjang dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan. Tata laksana yang tepat dapat mengontrol gejala dan menurunkan risiko komplikasi jangka panjang sehingga meningkatkan kualitas hidup.[1,3]
Komplikasi
Komplikasi jangka panjang berkaitan dengan penurunan kadar estrogen yang terjadi pada menopause. Penyakit kardiovaskular dan osteoporosis adalah komplikasi menopause yang perlu diperhatikan.[1,4]
Risiko Kardiovaskular
Penurunan estrogen dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada wanita. Peningkatan risiko ini didasari oleh profil lipid yang memburuk, fungsi endotel arteri yang rusak, dan aktivasi sistem renin-angiotensin.
Angka penyakit jantung koroner 2-3 kali lebih tinggi pada wanita yang telah mengalami menopause dibandingkan wanita berusia sama yang belum memasuki menopause.[1,9]
Penurunan Densitas Tulang
Penurunan estrogen juga menurunkan densitas atau karakteristik tulang. Densitas tulang menurun 0,3-0,5% per tahun sejak usia 40 tahun. Setelah menopause, penurunan densitas tulang terjadi 3-5% per tahun selama 5-7 tahun.
Pemberian terapi sulih hormon dapat menurunkan risiko fraktur akibat osteoporosis, namun dapat muncul berbagai risiko jika digunakan dalam jangka panjang.[1-3]
Obesitas
Penurunan kadar estrogen yang mendadak saat menopause menyebabkan peningkatan lemak subkutan abdominal dan viseral. Selain itu juga terjadi penurunan lipolisis yang memudahkan terjadinya obesitas.
Pasien menopause juga mengalami perubahan pola distribusi lemak dari tipe ginoid menjadi android dan peningkatan total lemak tubuh. Hal ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya resistensi insulin yang akan menimbulkan diabetes mellitus tipe 2.[1-3]
Gangguan Kulit, Kartilago, dan Jaringan Ikat
Penurunan kadar estrogen saat menopause menyebabkan hilangnya jaringan ikat penyokong dermis di kulit, diskus intervertebra, dan kartilago artikular. Prevalensi osteoarthritis ditemukan lebih banyak pada wanita setelah menopause.[1-3]
Dementia, Depresi, dan Penurunan Fungsi Kognitif
Pada tahap transisi dan pasca menopause awal, sebagian wanita memiliki keluhan sering lupa, sulit berkonsentrasi, dan berkurangnya daya kognitif secara perlahan. Hal ini dapat berujung pada dementia dan depresi.[28]
Prognosis
Transisi menopause dan tahap postmenopause dapat berlangsung hingga beberapa tahun. Gejala vasomotor yang paling sering muncul pada menopause umumnya berlangsung >7 tahun dan dapat berlanjut hingga >10 tahun setelah siklus menstruasi terakhir.
Tanpa terapi, gejala vasomotor akan mengalami resolusi setelah 7,4 tahun, namun pada 10-20% wanita tidak terjadi resolusi. Studi menunjukkan, prognosis gejala menopause sangat baik jika mendapat terapi yang tepat.[1,6]
Pemberian terapi hormonal dapat meningkatkan kualitas hidup. Evaluasi kualitas hidup (quality of life/QoL) dibagi menjadi kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan (health-related quality of life/HRQoL), kualitas hidup spesifik untuk menopause (menopause-specific quality of life/ MSQoL), dan kualitas hidup global (global quality of life/GQoL).
Terapi hormonal tidak hanya meningkatkan HRQoL dan MSQoL dengan meringankan gejala menopause tetapi juga meningkatkan GqoL secara keseluruhan.[3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth