Epidemiologi Menopause
Data epidemiologi menunjukkan bahwa menopause paling banyak terjadi pada wanita di usia 45-56 tahun. Masa transisi menopause biasanya dimulai pada wanita usia pertengahan hingga akhir 40 tahun dan dapat bertahan selama 4-5 tahun. Menstruasi terakhir biasanya terjadi antara usia 40-58 tahun.[1]
Global
Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 1,3 juta wanita menopause setiap tahunnya. Menopause biasanya terjadi pada kelompok usia 45-56 tahun. Menopause dini terjadi pada 5% wanita, sedangkan menopause prematur terjadi pada 1% wanita.
Menopause dini dan menopause prematur banyak terjadi pada wanita ras kulit hitam dan Hispanik daripada ras kulit putih. Insiden menopause dini pada ras kulit hitam dan ras Hispanik yaitu 3,7-4,1% dibandingkan 2,9% pada ras kulit putih. Insiden menopause prematur pada ras kulit hitam dan ras Hispanik yaitu 1,4% dibandingkan 1% pada ras kulit putih. Meski demikian, jika faktor perancu diperhitungkan, perbedaan ras sebetulnya tidak banyak berpengaruh terhadap perbedaan onset menopause pada individu.[1-4]
Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, terdapat 52,28% wanita lansia di Indonesia dengan proporsi 18,59% usia 45-59 tahun, 61,89% usia 60-69 tahun, 28,38% usia 70-79 tahun, dan 9,72% usia ≥80 tahun. Meski begitu, tidak ada data mengenai proporsi wanita yang mengalami menopause secara klinis, baik menopause alamiah, menopause dini, menopause prematur, maupun menopause akibat intervensi medis.[8]
Mortalitas
Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada menopause. Penurunan kadar estrogen pada menopause berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, di mana peningkatan risiko pada menopause akibat intervensi medis lebih tinggi dibandingkan menopause alamiah.[1,9]
Wanita yang mengalami menopause dini atau prematur memiliki peningkatan risiko mortalitas akibat penyebab apapun, terutama penyakit jantung koroner. Risiko mortalitas akibat penyakit jantung koroner dapat dimodifikasi dengan pemberian menopausal hormone therapy (MHT).[7,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth